Ancaman Pimpinan gerakan separatis Papua (OPM) untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora (BK) pada 1 Juli hari ini ditentang sejumlah ondoavi dan Ondopolo (kepala suku) di Papua, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah. Wilayah itu oleh aparat keamanan telah teridentifikasi sebagai basis gerakan separatis Papua.
Mengantisipasi kemungkinan kerawanan terkait pengibaran BK pada 1 Juli yang bertepatan dengan peringatan hari lahir OPM, Kapolsek Jayapura Utara pada Kamis, 28 Juni 2012 menggelar acara tatap muka dengan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Pertemuan yang dihadiri Anggota Komisi C DPRD Kota Mathelda itu guna membangun hubungan yang lebih dekat dengan para tokoh tokoh masyarakat Pegunungan demi terciptanya stabilitas keamanan di wilayah itu.
http://www.bintangpapua.com/port-numbay/24317-antisipasi-kamtibmas-hari-tpnopm-1-juli
BK Berkibar, Papua tak lantas merdeka
Sementara itu, sejumlah kepala suku wilayah pegunungan, secara spontan telah menyatakan penolakannya atas rencana pengibaran BK yang dihembuskan oleh kelompok separatis Papua. Penolakan itu antara lain dilontarkan oleh Philipus Halitopo Kepala Suku Pegunungan di Jayapura, Keerom dan Sentani.
“Kami himbau kepada seluruh masyarakat Papua dan lebih khusus Jayapura dan Keerom, untuk tidak terpancing dan terprovokasi dengan ajakan maupun hasutan kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganggu ketertiban masyarakat pada 1 Juli dengan mengibarkan bintang Kejora. Tetaplah beraktivitas meski juga tetap waspada,” ujar Philipus.
Philipus mengharapkan, seluruh masyarakat Papua, baik itu orang asli Papua maupun pendatang, agar tidak mudah percaya pada desas-desus terkait rencana pengibaran bendera bintang kejora disertai bunyi mercon oleh kelompok OPM pimpinan Lambert Pekikir, yang memintamasyarakat tidak beraktivitas pada 1 Juli.
“Saudaraku Lambert Pekikir hentikan niat tersebut, karena tidak menyelesaikan masalah. Papua juga tidak lantas merdeka kalau bintang kejora berkibar,” tandasnya.
Masih berduka
Hal senada juga dikatakan Kepala Suku Dani Bion Tabuni. Iameminta Lambert Pekikir menghentikan niatnya, karena suku Dani masih berduka pasca tewasnya Mako Tabuni dan seorang Pemuda.
“Masyarakat jangan serius menanggapi seruan Lambert, belum genap 40 hari Mako Tabuni tewas, jangan membuka duka kami lebih lama lagi dengan aksi yang meresahkan,” paparnya.
Bion bersama masyarakat Dani akan turut menjaga situasi tetap kondusif. Bion dan suku Dani bahkan bertekad akan menjadi garda terdepanjikaLambert memaksakan kehendaknya.
Sementara itu, Kepala Suku Mee Paniai Beny Gobay, juga meminta kepada semua warga masyarakat mewaspadai gejolak yang mungkin terjadi pada 1 Juli.
Beny juga meminta warga untuk tidak mudah terpancing dengan pernyataan Lambert Pekikir. “Tujuan dia (Lamber Pekikir) memberikan penyataan di sejumlah media memang untuk menciptakan keresahan.Jadi, jangan mudah terpancing atau terprovokasi, sebab ujung-ujungnya yang menjadi korban adalah masyarakat tak berdosa,” pintanya.
http://bintangpapua.com/headline/24352-bk-berkibar-papua-tak-lantas-merdeka-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H