Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dua Penembakan di Hari Idul Fitri, Dua Polisi Tewas

29 Juli 2014   19:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406609946853907008

[caption id="attachment_335564" align="aligncenter" width="534" caption="ilustrasi: kompas.com"][/caption]


Tak ada yang mengira kalau penugasan terhadap Bripda Yoga Ginugy dan Bripda Zulkifli dari Polda Papua ke wilayah pegunungan Papua, menjelang perayaan Idul Fitri 2014 adalah penugas terakhir bagi keduanya. Karena pada Senin siang (28/7/2014) Bripda Yoga dan Bripda Sulkifli bersama delapan rekannya tiba-tiba mendapat serentetan tembakan dari balik hutan.

Bripda Yoga Ginugy dan Bripda Zulkifli tewas di tempat dengan luka di bagian perut dan kepala, sedangkan dua rekannya yang lain yaitu yakni Bripda Alex Numbery dan Briptu Helsky Bonyadone besimbah darah dengan luka tembakan.

Insiden itu terjadi sekitar pukul 1 siang di ruas jalan Distrik Pirime menuju Distrik Maki, di daerah Kampung Indawa, Kabupaten Lanny Jaya ketika mereka sedang melaksanakan kegiatan sambang kampung/desa dalam rangka bimas (bimbingan masyarakat) pionir untuk mendorong mereka memiliki pemahaman lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat.

Kelompok Porum Wenda

Insiden penembakan itu kontan membuat Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalom berang. Ia meminta aparat Polri dan TNI mengambil tindakan tegas terhadap kelompok sipil bersenjata yang telah meresahkan warganya itu. Befa langsung menuding kelompok Porum Wenda sebagai pihak yang bertanggung jawab atas aksi penembakan itu.

“Kelompok Porum Wenda telah jadikan daerah Pirime Balinga dan Kwiyawagi sebagai basis mereka. Lanny Jaya dijadikan sebagai daerah kekuasaan mereka,” katanya.

Menanggapi desakan Bupati Lanny Jaya itu, Kabag Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Jayapura, berujar singkat. "Polisi mengutuk keras," katanya. Sulistyo juga mengatakan pascapenembakan itu, pihaknya telah melakukan pengejaran terhadap KSB dan melalukan koordinasi dengan TNI setempat untuk mendukung personelnya di lapangan.http://news.bisnis.com/read/20140729/16/246610/penembakan-papua-4-polisi-diserang-2-tewas

Menurut Sulistyo, kelompok Puron Wenda sering melakukan pemerasan terhadap pejabat daerah di Lanny Jaya. Mereka sering mengganggu keamanan untuk mendesak tuntutannya. http://regional.kompas.com/read/2014/07/29/02075811/Polda.Papua.Kecam.2.Insiden.Penembakan

Menyerang Pos TNI

Insiden penembakan lainnya di Hari Idul Fitri ini terjadi di wilayah Tinggi Nambut, Kab. Puncak Jaya, sekitar pukul 09.45 WIT. Kelompok sipil bersenjata melakukan penembakan ke arah Pos TNI. Anggota Pos TNI yang sedang melaksanakan siaga di sekitar lokasi tiba-tiba di tembaki secara membabi buta dari balik pepohonan yang berjarak kurang lebih 150 meter dari Pos TNI. Tiga orang anggota Pos TNI itu terluka terkena tembakan. Mereka sudah dievakuasi ke Mulia (ibu kota Puncak Jaya).

Hingga saat ini pihak aparat gabungan TNI/Polri masih melakukan pengejaran ke arah hutan. Kejadian ini diduga kuat dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Goliat Tabuni yang sering meresahkan warga dan melakukan gangguan terhadap aparat di sekitar Tinggi Nambut.

Aksi-aksi penembakan oleh kelompok sipil bersenjata di wilayah pegunungan Papua tersebut hendaknya mendapat penanganan sungguh-sungguh dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Apalagi sasaran penembakan tidak hanya aparat keamanan, tetapi juga warga sipil. Bahkan tahun 2012 lalu, rombongan Kapolda Papua (Irjen Pol Tito Karnavian) juga diserang mereka di tempat tersebut. Itu berarti kelompok-kelompok pengganggu keamanan tergolong militan dan memiliki misi khusus.

Pemerintah sesuai kewenangan yang dimilikinya, antara lain memberikan rasa aman kepada warga negara di daerah tersebut harus mengambil langkah-langkah preventif –jika perlu ofensif- guna melindungi warga sipil dari gangguan kelompok bersenjata yang beroperasi di daerah tersebut. Urusan HAM masih bisa diperdebatkan. Karena prinsipnya, setiap orang yang melakukan tindak kriminal (apalagi menggunakan senjata api ilegal), bagi mereka HAM tidak lagi diberlakukan, karena mereka sudah melepaskan ‘baju HAM’ dan menjadi seorang kriminal.[*]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun