Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Bilang OPM Tidak Berbahaya itu karena Belum Melihat Bukti ini

8 Agustus 2014   20:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_337198" align="aligncenter" width="431" caption="Acara gelar barang bukti di Makodam Cendrawasih, Jayapura 7/8/2014 (Foto: Kompas.com)"][/caption]

Kekejaman kelompok kriminal bersenjata di wilayah Papua sudah berulang kali mereka tunjukan melalui aksi-aksi penyerangan, penembakan, pemerasan, dan pembakaran fasilitas umum.Juga dari jumlah korban meninggal dan luka-luka akibat aksi-aksi mereka, yaitu aparat keamanan, tukang ojek, sopir, guru. Sebagaimana pernah saya ulas dalam postingan saya sebelumnya, sepanjang tahun 2014 ini, lebih dari 20 kasus penembakan dan kekerasan sudah terjadi di wilayah Papua, khususnya di wilayah pegunungan.

Dalam acara gelar barang bukti yang dilakukan TNI di lobby Markas Kodam Cendrawasih, di Jayapura, Kamis (7/8/2014), terdapat 44 pucuk senjata api (senpi) dari berbagai jenis, 9 magazin dan 1.522 amunisi. Semua barang bukti tersebut disita dari kelompok sipil bersenjata melalui kontak tembak, dan juga melalui operasi penegakan hukum yang dilakukan pihak TNI selama tujuh bulan terakhir di Papua (Januari- Juli 2014). http://regional.kompas.com/read/2014/08/08/04193941/TNI.Sita.44.Pucuk.Senpi.di.Papua

Kalau yang berhasil disita itu sudah sebanyak itu, pertanyaannya, masih berapa banyakkah senjata dan amunisi yang saat ini ada di tangan mereka?

Kalau saya boleh berspekulasi, jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang sudah berhasil disita. Mengapa? Karena berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Majelis Rakyat Papua (MRP) yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat mengajak dan mengembalikan kelompok kriminal bersenjata itu menjadi warga biasa hingga kini belum membuahkan hasil yang signifikan.Kendati Gubernur Papua Lukas Enembe sudah menyiapkan dana khusus dari APBD provinsi bagi eks OPM yang mau turun gunung dan memulai hidup normal di tengah masyarakat, namun hingga kini, masih ada sekian kelompok yang tetap bertahan di hutan dan terus melakukan penyerangan dan penembakan (walaupun dengan persenjataan terbatas menurut Pangdam).

Kelompok-kelompok inilah yang ke depan menjadi pekerjaan rumah bersama semua pemangku kepentingan di Papua dalam rangka menciptakan Papua sebagai zona damai. Kita juga menunggu terobosan apa yang akan dilakukan Pemerintahan Jokowi-JK nanti jika sudah resmi menjadi Presiden. Apalagi Jokowi sudah berjanji dalam seratus hari Pemerintahannya nanti, ia akan blusukan ke Papua. Semoga blusukan itu juga dalam rangka mencari upaya meminimalisir aksi-aksi penembakan kelompok-kelompok kriminal bersenjata tersebut. http://zonadamai.com/2014/08/08/jokowi-janji-sambangi-papua-pada-100-hari-pertama-jadi-presiden/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun