Akhir-akhir ini, Indonesia dibuat gempar dengan adanya kasus hepatitis akut. Tidak hanya itu, penyebaran dari kasus inipun tergolong cepat. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai panik dan tidak tahu tentang apa itu hepatitis akut dan tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Hepatitis akut sendiri merupakan peradangan pada hati atau liver yang terjadi selama kurang lebih 6 bulan.Â
Sama halnya dengan virus corona, pada umumnya, penyakit hepatitis akut ini disebabkan oleh adanya infeksi dari virus hepatitis A, B, C, D, dan E, selain itu terdapat juga dugaan bahwa penyakit ini disebabkan oleh adenovirus, SARS CoV-2, virus EBV, dan lainnya. Hepatitis akut cukup umum terjadi di seluruh dunia namun bisa berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan tepat.Â
Pada hari senin tanggal 6 Juni 2022, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr. Mohammad Syahril mengatakan bahwa jumlah kasus hepatitis akut di Indonesia sudah mencapai 29 kasus dan 7 orang diantaranya meninggal dunia.Â
Gejala hepatitis akut ini sendiri seringkali tidak terdeteksi sejak awal sehingga penderita tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa ia sedang menderita penyakit hepatitis akut ini.Â
Namun, ada beberapa gejala awal yang dapat dilihat dan dikenali yaitu mual, muntah, diare, dan juga demam ringan. Kemudian penderita dapat mengalami gejala lanjutan seperti air kencing yang berwarna pekat (seperti teh), feses berwarna putih pucat, kulit dan mata berwarna kuning, mudah memar dan mengalami pendarahan, kejang, hingga kesadaran menurun.Â
Dugaan awal penyebab penyakit hepatitis akut ini (adenovirus, SARS CoV-2, virus EBV, dan lainnya) utamanya menyerang saluran cerna dan pernafasan.Â
Maka dari itu perlu dilakukan pencegahan terhadap penyebaran virus ini. Dalam pencegahan melalui saluran cerna, perlu diperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak merupakan makanan dan minuman yang matang dan bersih. Anak harus mencuci tangannya terlebih dahulu dengan baik dan benar menggunakan sabun dan tidak menggunakan alat makan bersama dengan orang lain.Â
Selain itu, perlu juga menghindari kontak dengan penderita hepatitis akut. Sedangkan pencegahan dalam saluran pernapasan dapat dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan virus Corona. Dengan menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjaga kebersihan seperti menggunakan hand sanitizer.Â
Dalam proses pencegahan virus hepatitis akut ini, anak tidak bisa melakukannya seorang diri. Maka dari itu, orang tua harus ikut bekerjasama dengan memahami apa yang harus dilakukan. Orang tua tidak boleh panik dan tetap tenang. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah sebagai berikut :
Menjaga konsumsi makanan dan minuman anak
Akhir-akhir ini, anak-anak sudah dibolehkan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah secara offline, maka kita bisa membawakan bekal yang bergizi untuk mereka agar tidak jajan sembarangan. Dengan melakukan hal tersebut, konsumsi makanan dan minuman anak akan terkontrol.
Menjaga kebersihan
Kebersihan tentunya penting guna mencegah penyakit hepatitis akut. Kebersihan juga menentukan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi dan juga kualitas pertahanan tubuh kita.
Mengetahui gejala penyakit hepatitis akut
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa gejala hepatitis akut seperti mual, muntah, diare, demam ringan, warna air kencing yang pekat, warna feses yang pucat, dan lainnya.
Cepat tanggap
Jika nampak gejala penyakit hepatitis akut pada anak, orang tua harus cepat tanggap dan segera membawa anak ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Jangan menunggu gejala lanjutan, agar kondisi anak tidak semakin parah dan lebih mudah untuk diatasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H