Buat oknum yang bersembunyi dibalik akun Tri Alando Putra, saya tau siapa Anda, bahkan sangat mengenal baik Anda, salama ini kita berteman baik, saya tidak pernah menyakiti Anda, apalagi menyerang pribadi Anda, jadi berhentilah menyerang saya dengan fitnah-fitnah Anda itu sebelum semuanya menjadi chaos yang bisa menjerat Anda ke ranah hukum dan UU ITE.
Dan disini saya juga tidak habis fikir, sepertinya Pak Komanda Asrul Hanafi sangat menikmati sekali semua serangan, caci maki, serta umpatan yang dilontarkan Tri Alando Putra dan yang lain terhadap saya dengan kata-kata tak beretika yang telah membuat kotor postingan Anda ini, tanpa ada upaya Anda untuk mengkondusifkan suasana. Atau Anda justru merasa lega, karena kekesalan Anda ke saya yang Anda anggap sering memojokan Anda dan jajaran Anda telah terbalaskan?."
Beberapa hari sebelumnya, yaitu, Sabtu (9/7) dalam postingan akun Facebook Meri Yan To, Joni juga mengkritik Jajaran Polres Tanah Datar yang ia nilai tidak kompak antar tim. Namun, bukannya menerima kritikan dan masukan yang disampaikan Joni, Kapolres justru menanggapinya sinis, dengan mengatakan bahwa itu hanyalah prasangka dan persepsi buruk terhadap jajarannya.
[caption caption="Post/Facebook"]
Mengutip pernyataan Mantan Wakil Ketua Dewan Pers, Sabam Leo Batubara dimedia Tempo, menilai kepolisian tak siap menghadapi kritik.
“Itu tanda polisi tidak siap dikritik. Padahal, reformasi adalah pergeseran sistem otoriter ke demokratis, dan ibaratnya, polisi itu tinggal di rumah di tepi pantai, jadi harus siap terpercik air laut,” tutur Leo
Leo menambahkan polisi semestinya mengikuti jejak mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dulu. Ali Sadikin, kata Leo, menggunakan kritik dari pers sebagai bahan masukan untuk memperbaiki keadaan.
“Sama seperti pemeriksaan laboratorium, kalau hasilnya ada sifilis, jangan laboratoriumnya yang dimarahi. Tapi, orangnya harus langsung diinjeksi penisilin biar sembuh,” ujar Leo.