Dalam dunia yang semakin serba gaduh dan berisik ini, banyak orang merindukan momen ketenangan dan keheningan.Â
Namun, bagi sebagian individu yang cenderung wallflower, ketenangan sejati dapat ditemukan melalui aktivitas yang mungkin terlihat sederhana namun penuh makna yaitu membaca.
Bagi seorang wallflower, interaksi sosial yang berlebihan dapat membuat energi mereka terkuras dan kelelahan. Mereka cenderung lebih memilih menyendiri dan menikmati waktu untuk diri sendiri.Â
Buku- buku menjadi jendela ke dunia baru yang memungkinkan para wallflower melarikan diri dari kebisingan sehari- hari dan menemukan ketenangan yang mereka cari.
Membaca bukan sekadar hobi bagi seseorang yang memiliki sifat wallflower, tetapi juga merupakan cara mereka memperoleh pengetahuan, kebijaksanaan, dan wawasan yang tak ternilai.Â
Lewat halaman- halaman buku, mereka bisa membangun hubungan emosional dengan karakter- karakter dalam cerita, merasakan emosi yang dialami oleh tokoh- tokoh tersebut, dan menyalurkan imajinasi mereka tanpa batas.
Membaca adalah pintu masuk ke dalam dunia yang lain, tempat di mana mereka dapat menyendiri dalam kesunyian dan menemukan kedamaian yang mereka butuhkan.Â
Dalam dunia kata- kata, wallflower menemukan kesempatan untuk merenung, meresapi pemikiran mereka sendiri, dan menggali ke dalam perasaan yang mungkin sulit mereka ekspresikan dalam interaksi sosial sehari- hari.
Halaman- halaman buku menyediakan tempat yang aman bagi si wallflower untuk berimajinasi, bermimpi, dan mengembara jauh dari realitas.Â
Dalam karakter dan cerita yang mereka temui di halaman- halaman tersebut, mereka menemukan teman sejati yang tidak menghakimi, dan pengalaman yang dapat mereka nikmati tanpa tekanan sosial.
Selain itu, membaca juga menjadi sarana pelarian yang memungkinkan wallflower merenung dan memikirkan hal- hal secara mendalam.Â
Mereka dapat menjelajahi berbagai konsep, ide, dan pandangan dari penulis- penulis terkemuka. Dalam ketenangan yang diciptakan oleh kegiatan membaca, mereka merasa bebas untuk mempertanyakan, merenung, dan menggali pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka.
Tidak hanya itu, membaca juga memberikan manfaat kesejahteraan internal bagi para wallflower. Keheningan yang disertai dengan imersi dalam kata- kata tulisan membantu meredakan stres dan kegelisahan yang seringkali menyertai kehidupan ultramodern.Â
Aktivitas membaca dapat menjadi bentuk terapi yang menyegarkan pikiran, memberikan ketenangan jiwa, dan memulihkan energi yang telah terkuras oleh tuntutan kehidupan sehari- hari.
Dosen Senior dari Fakultas Psikologi,Dr. Anna Kusuma, menyebutkan bahwa dunia membaca telah menjadi cara banyak orang wallflower dalam mempelajari diri mereka sendiri dan memanfaatkan waktu.Â
"Dunia membaca bisa menjadi tempat wallflower untuk mempelajari diri mereka sendiri dan memahami diri mereka. Dalam keheningan, mereka bisa menikmati waktu untuk diri sendiri dan mempelajari diri mereka dengan lebih dalam," jelasnya.
Anna melalui penelitiannya, menemukan bahwa dunia membaca bisa menjadi terapi untuk seseorang wallflower dalam mencari ketenangan dan keseimbangan.Â
Jika seseorang wallflower, tidak perlu khawatir dengan keheningann tersebut, karena justru itu yang membuat mereka memahami diri mereka sendiri secara lebih dalam. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tantangan tetap ada.
Di period digital ini, banyak godaan yang mengalihkan perhatian dari dunia membaca, seperti media sosial dan hiburan digital lainnya.Â
Bagi para wallflower, menemukan waktu yang cukup dan tempat yang tenang untuk membaca dapat menjadi tantangan tersendiri.Â
Namun, dengan kesadaran dan disiplin diri, mereka dapat menciptakan ruang dan waktu yang tepat untuk melarikan diri ke dunia membaca.
Namun, setiap individu adalah unik, dan tidak semua wallflower akan menemukan ketenangan dalam membaca. Beberapa orang mungkin menemukan ketenangan dalam kegiatan lain seperti seni, musik, atau refleksi pribadi.Â
Penting bagi setiap wallflower untuk menjelajahi minat dan kegiatan yang sesuai dengan kepribadian dan preferensi mereka sendiri.
Jadi membaca dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi si wallflower untuk menemukan ketenangan, hiburan, dan pengembangan diri.Â
Namun, perlu diingat bahwa setiap orang adalah unik, dan sifat wallflower tidak harus menjadi batasan atau penilaian negatif.Â
Penting untuk menghormati preferensi dan kebutuhan individu, serta memberikan ruang bagi mereka untuk menemukan cara mereka sendiri untuk menikmati hidup dalam kenyamanan mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H