Mohon tunggu...
Viyoska Arjuna
Viyoska Arjuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Menjadi pemikiran yang terbuka luas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Peristiwa G30S/PKI Museum Jendral A.H Nasution Melalui Lensa Teori Fenomenologi Sosiologi Komunikasi Menurut Edmund Husserl

8 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   07:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1.1 Ruang kamar A.H NASUTION/dokpri

 

3 September 1965, Sore Hari: Firasat Buruk dan Ketegangan yang Meningkat

Kisah dimulai dengan firasat buruk yang dialami Nasution, sebuah sensasi subjektif yang diinterpretasikan sebagai tanda bahaya yang akan datang. Fenomenologi Husserl menekankan pada pengalaman hidup individu dan bagaimana mereka memaknai dunia di sekitar mereka. Dalam konteks ini, firasat Nasution menjadi pertanda awal dari peristiwa tragis yang akan terjadi.

Ketegangan semakin meningkat ketika Nasution ingin menemui Cakrabirawa namun dihalangi oleh istrinya. Interaksi ini menunjukkan adanya dinamika relasi kuasa dalam keluarga Nasution. Fenomenologi memandang komunikasi sebagai proses intersubjektif, di mana makna diciptakan melalui interaksi dan negosiasi antara individu. Ketidaksetujuan antara Nasution dan istrinya menunjukkan adanya perbedaan persepsi dan kekhawatiran terkait situasi yang dihadapi.

Jam 4 Pagi: Kekacauan dan Tragedi

Pukul 4 pagi, situasi berubah menjadi kacau ketika pasukan PKI menyerang rumah Nasution. Suara tembakan dan teriakan mewarnai pagi yang kelam itu. Fenomenologi Husserl berusaha memahami pengalaman traumatis yang dialami oleh individu dalam situasi ekstrem. Rasa takut, kebingungan, dan keputusasaan likely menjadi emosi yang mendominasi saat itu.

gambar 1.2 Ruang Masuk kamar A.H NASUTION/dokpri
gambar 1.2 Ruang Masuk kamar A.H NASUTION/dokpri

Keinginan Ibu Nasution untuk tertembak namun tidak terkena, menunjukkan adanya intensi dan makna di balik tindakannya. Fenomenologi berusaha memahami makna di balik tindakan manusia, dan dalam kasus ini, keinginan Ibu Nasution dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk melindungi dirinya atau orang lain. Tindakannya yang berlindung di bawah tempat tidur menunjukkan usahanya untuk menghindari bahaya.

Reaksi terkejut dan menangis adik Irma, serta tindakannya memegang kaki Ibu Mardia, menunjukkan adanya empati dan hubungan emosional yang kuat antara mereka. Fenomenologi menekankan pada pengalaman hidup manusia, dan dalam hal ini, reaksi emosional mereka menjadi bukti nyata dari pengalaman traumatis yang mereka alami. Luka tembak yang dialami Mardia dan adik Irma, menunjukkan adanya konsekuensi fisik dari peristiwa tragis tersebut.

gambar 1.3 ibu Mardia dan adik Irma/dokpri
gambar 1.3 ibu Mardia dan adik Irma/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun