Mohon tunggu...
Vivus Vici
Vivus Vici Mohon Tunggu... -

Damnant quod non intellegunt.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggapan Tulisan "Indonesia Tidak Melulu Ahok atau Bahkan Jokowi"

29 November 2016   11:58 Diperbarui: 29 November 2016   12:17 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Bagi rakyat kebanyakan AHok adalah bencana sosial yang sebaiknya segera diselesaikan. Mumpung dalam masa pilkada maka ada baiknya "barang" satu ini disimpan saja sebagai cinderamata bahwa ke-bhinneka-an pernah dan telah menghasilkan ribut-ribut yang tidak perlu"

Tanggapan:

Pengertian 'rakyat kebanyakan' seperti apa? Apakah sudah ada survey yang akurat? Bahwa tidak ada demo yang menuntut Ahok tidak ditahan, tidak berarti bahwa tidak ada yang mendukung agar Ahok tidak ditahan. Justru menurut saya biarkan saja Ahok tidak ditahan, agar dia bisa mendapatkan haknya berkampanye, sehingga publik bisa menilai dengan jujur, jika benar rakyat DKI tidak menyukai Ahok, toh dia tidak akan terpilih.

IP menulis:

"Lalu sebaiknya pula mata kita sorongkan pandangannya kepada Jokowi, seseorang yang pernah sebuah majalah ternama diluar sana membuat sindiran halus dengan menyebutnya sebagai harapan"

Tanggapan:

Apakah mas IP punya bukti bahwa judul majalah Times itu adalah "sindiran"? Misalnya, bisakah tampilkan satu kalimat dari majalah itu yang menunjukkan demikian? Jika tidak, berarti mas IP hanya berimajinasi. Silakan berimajinasi, tetapi imajinasi bukanlah fakta di dunia nyata.

IP menulis:

"....karena dalam kurun dua tahunan Jokowi hanya menghasilkan begitu banyak seremonial yang nyaris tidak jelas juntrungannya"

Tanggapan:

Silakan mas IP menilai demikian. Tapi saya, dan sebagian besar rakyat, masih melihat Pak Jokowi pada koridor yang benar, beliau senantiasa mengontrol proyek-proyek di berbagai pelosok negeri; suatu pekerjaan yang tidak mudah jika tidak didasari niat tulus bekerja untuk rakyat. Adanya proyek triliunan yang mangkrak, seperti Hambalang misalnya, menurut saya karena tidak adanya kontrol yang ketat dari atas. Proyek terkesan asal gol saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun