Mohon tunggu...
Vivi yunaningsih
Vivi yunaningsih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Biarkan air mengalir sekehendaknya

Menulislah maka akan kau temukan ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kakak Beradik Lahir di Tanggal yang Sama

7 Februari 2021   09:58 Diperbarui: 7 Februari 2021   10:24 6521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami bukan anak kembar yang lahir di waktu yang sama. Kami adalah kakak beradik yang lahir setelah bertahun-tahun kemudian. Namun ketentuan Tuhan membuat ibu kami melahirkan kami di tanggal yang sama. Beda usiaku sebagai sulung dengan adik laki-lakiku adalah dua tahun, dan beda usiaku dengan adik perempuanku adalah enam tahun. Kami tiga bersaudara lahir di tanggal yang sama, tujuh Februari.

Aneh. Kok bisa? Lahir cesar? Tidak. Kami lahir di era tahun delapan puluhan (entah apakah metode cesar sudah ada apa belum?) Ibu melahirkan kami secara normal dan tidak ada niatan untuk melahirkan di tanggal yang sama, tapi itulah yang terjadi. So, kami selalu merayakan ulang tahun kami dalam satu waktu.

Sedari kecil, ibu merayakan ulang tahun kami bersama. Satu kue ulang tahun untuk tiga anaknya, memanggil anak-anak tetangga yang notabene teman main kami untuk merayakannya bersama. Sebagai anak-anak jelas kami sangat menyukai acara ulang tahun. Makan mie goreng, minum sirup dan menyediakan bingkisan kecil untuk teman-teman bawa pulang, seperti perayaan ulang tahun sederhana pada umumnya. Hemat. Satu acara untuk tiga anak ibu sekaligus.

Yang special setiap ulang tahun adalah kami selalu difoto bareng. Jarak rumah dan studio foto besar di rumah kami tidak jauh, tingal jalan kaki. Seingatku, biasanya kami foto di sore hari. Setelah mandi, ibu memakaikan baju yang sama (masih ingat kan kebiasan dulu kalau kakak adik biasanya dipakaikan baju yang sama, beda ukuran aja, kalaupun laki - perempuan dicarikan yang senada) seperti itulah kami didandani. Beruntung ada tante kami bekerja disana jadi bayarnya dikasih diskon banyak, kata ibu.

Foto-foto itu masih rapi tersimpan di album kenangan di rumah ibu.

Hingga bertahun-tahun kemudian Bulan Februari adalah bulan yang special buat saya dan adik-adik. Meskipun tidak ada lagi perayaan ulang tahun dengan mengundang teman ke rumah, ketika kami masih sekolah dulu, menginjak remaja, ibu selalu buat nasi kuning dan dibagikan ke tetangga, syukuran ulang tahun tiga anaknya. Tetangga kami sudah maklum, tentu saja ibu senang karena tujuh Februari hari special buat anak-anaknya.

Pernah, adik perempuan dikirimi kue tart oleh temannya tapi berhubung dua kakaknya juga berulang tahun dan tidak punya tart jadi kuenya dimakan habis. Si pemilik sah yang baru makan sedikit cuma bisa komplen dan ngambek.

Si kakak sulung perempuan bilang, "salah temannya dong kenapa kasih satu kue, kan yang ulang tahun di rumah ini tiga orang."

Si adik perempuan jawab, "ya minta sama teman masing-masing dong."

Betul juga. Hahaha.

Sekarang kami sudah menikah dan punya keluarga masing-masing, tinggal di kota yang berbeda. Masuk bulan Februari, saya selalu ingat adik-adik, ingat masa kecil kami. Setiap hari itu tiba kami akan saling menelfon, mengucapkan selamat ulang tahun, mengucapkan do'a- do'a terbaik. Ibu dan bapak juga akan menelfon kami memberikan restunya.

Pernahkah kami bertukar kado? Tidak pernah.

Iya, kenapa kami tidak pernah tukar kado? Atau sebagai si sulung yang lebih dulu memiliki uang hasil kerja sendiri, kenapa tidak membelikan adik-adiknya sesuatu? Entah. Tapi yang pasti membelikan makanan untuk dimakan bersama di hari itu sesuatu yang lazim dilakukan.

Atau, kenapa sebagai si sulung saya tidak mencetuskan keinginan untuk pulang di Bulan Februari dan syukuran bareng bapak ibu? Ahh jadi kangen kumpul bareng. Kami tidak pernah menyengajakan pulang ke rumah bapak ibu di Bulan Februari untuk merayakan ulang tahun. Kami kumpul ketika lebaran atau libur panjang. Masihkah ada tahun depan untuk kami mewujudkan niat itu? Karena tujuh Februari tahun ini sudah terjadi.

Setiap hari selalu ada kelahiran. Itu artinya tanggal tersebut akan diperingati di tahun depan sebagai hari ulang tahun. Tiga ratus enam puluh lima hari dalam setahun adalah milik jutaan manusia di dunia. Seyogyanya kita mengingat pertambahan usia sebagai bentuk kedewasaan, bertambahnya kebijaksanaan dan semangat beramal.

Selamat ulang tahun untuk adik-adikku, untuk kamu dan untuk kita semua. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan melakukan amal kebaikan di sisa umur kita. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun