Mohon tunggu...
Vivi yunaningsih
Vivi yunaningsih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Biarkan air mengalir sekehendaknya

Menulislah maka akan kau temukan ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhir Cerita di Tahun Pandemi

31 Desember 2020   14:25 Diperbarui: 31 Desember 2020   14:47 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. cnnindonesia.com

Tak terasa tahun 2020 sudah mau usai dalam hitungan jam. Berakhir dengan keterbatasan, disarankan untuk tidak keluar rumah. Berat rasanya menjalani tahun ini untuk semua orang karena pandemi yang melanda dunia. 

Slogan 3M wajib dilakukan. Tak bebas menghirup oksigen karena wajah tertutup masker, sering mencuci tangan pakai sabun hingga tangan terasa kering, lalu menjaga jarak dengan orang lain. 

Bahkan silaturrahmi dengan keluarga besar pun terhalang karena pandemi yang memaksa untuk tetap dirumah. Dan sampai hari ini masih harus bersabar dengan pandemi sambil terus bersyukur masih diberikan kehidupan yang baik meski sulit.

Membaca kilas balik tahun ini tentang bencana yang terjadi, tentang penemuan hebat vaksin corona atau gejolak politik negara. Berita-berita tersebut akan selalu terulang di tahun-tahun mendatang.

Jalani saja semua takdir baik dan buruk karena bagaimanapun juga kita mampu untuk menghadapinya. Tuhan memberikan cobaan sesuai kemampuan hambaNya. Pasti ada hikmah atas semua kejadian, pun pada masa ini.

  • Lebih menyadari betapa pentingnya kesehatan.

Di waktu kemarin, kita mungkin lebih banyak makan junk food, fast food ketimbang sayuran segar, maka ketika pandemi untuk menjaga imun tetap tinggi sayur dan buah jadi teman makan sehari-hari. Tanaman apotek hidup seperti jahe, kunir asem jadi minuman favorit saat pulang kerja. Hangat dan menyegarkan.

  • Memiliki waktu yang lebih berkualitas dengan keluarga.

Dengan anak-anak belajar dari rumah kita bisa pantau mereka lebih baik. Punya banyak waktu untuk mengobrol, melakukan kegiatan bersama misalnya membuat cemilan atau nonton film bareng. Kita hanya perlu membatasi anak-anak berselancar di media sosial.

  • Bisa berkreasi dan mencoba jualan online.

Karena pertemuan langsung terbatas, maka berniaga dengan cara online kini menjamur. Siapa tahu dengan begitu kita jadi tahu ternyata kita mampu jadi pengusaha, jadi lebih kreatif mengembangkan hobi-hobi yang kita sukai.

  • Jadi lebih peka terhadap orang lain.

Sekonyong-konyong terjadi PHK besar-besaran. Bersyukur tidak terdampak, jika sudah begitu bantu saudara-saudara yang sedang kesulitan sesuai kemampuan. Bukankah manfaat sedekah itu salah satunya menjauhkan dari musibah dan bala?

Jadi jika ditanya apa pencapaian hebat di tahun ini? Ah, bingung jawabnya. Sebagai perempuan dengan profesi dahsyat sebagai ibu rumah tangga, tetap di rumah mendampingi suami dan anak-anak adalah pencapaian luar biasa sepanjang tahun. Peran seorang ibu selalu dominan untuk semua aktifitas yang dilakukan di rumah. Ibu adalah ratu rumah tangga. 

Selama pandemi, rumah jadi lebih ramai karena anak-anak melakukan semua kegiatan bermain dan belajarnya dari rumah, mencoba menjadi guru bagi anak-anak layaknya guru di sekolah, jadi chef yang lebih handal karena tuntutan variasi makanan hingga jadi akuntan hebat mengatur pengeluaran belanja, sungguh membanggakan.

Mendengar anak-anak ribut karena hal kecil, mendengar cerita suami tentang pekerjaan dan permasalahannya, menyediakan waktu bagi diri agar selalu on dengan keadaan rumah, tugas yang tak pernah selesai.

Eitss.. selain prestasi hebat diatas, ada pencapaian receh yang tak disangka bisa tercapai di tahun ini. Apa itu? Tidak ke mall.

Pandemi memaksa semua orang untuk tetap dirumah, meminimalkan pertemuan. Keluar rumah hanya untuk menjalankan tanggung jawab seperti bekerja dan untuk situasi darurat, tapi tidak untuk jalan-jalan. Jujur, lupa rasanya jalan-jalan di mall, menaiki eskalator, cuci mata dengan model baju dan sepatu baru atau makan di resto mall.

Ah, ternyata bisa juga absen ke mall di hari libur, bisa juga tidak tergiur diskon dan paket belanja beli satu gratis satu, bisa juga menahan diri duduk-duduk di coffee shop sekedar beli minuman dingin menyegarkan. Berapa yang bisa dihemat dari kebiasaan itu?

Diri ini bersyukur pada Tuhan masih diberikan kehidupan yang baik juga kesehatan, berterima kasih pada diri yang telah kuat menjalani 365 hari di tahun ini. Masih teringat betapa tertekannya diri dengan datangnya pandemi virus corona, ketakutan hingga sempat merenggut kesehatan. Ah, terima kasih diri telah kuat berjalan bersama. Besok kita masih harus berjuang mewujudkan cita-cita besar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun