Mohon tunggu...
Vivi yunaningsih
Vivi yunaningsih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Biarkan air mengalir sekehendaknya

Menulislah maka akan kau temukan ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fans Berat

24 Desember 2020   07:27 Diperbarui: 24 Desember 2020   08:53 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ambyar rencana liburan akhir tahun menengok abah eninnya anak-anak di luar kota. Manut anjuran pemerintah sampai jatah cuti kerja suami masih tersisa banyak. Berada di rumah hampir dua puluh empat jam sehari merupakan hal kompleks yang mau tidak mau harus dilakukan selama pandemi corona hampir sepanjang tahun 2020. Ohh.. ini tinggal menghitung hari saja beranjak ke tahun berikutnya.

Sebagai perempuan dengan status ibu rumah tangga, kejenuhan bolak-balik hinggap di diri bahkan sempat menggerogoti kesehatan walau akhirnya bisa berdamai dengan stress yang melukai lambung.

Banyak alternatif yang bisa dilakukan mengisi waktu selama pandemi corona, 'bermain' dengan tanaman hias misalnya. Waw..bisnis ini sangat menguntungkan bagi pelakunya tapi tidak untuk saya. Harga tanaman melejit, pun dengan harga potnya. Biasanya hanya keluar uang dua puluh ribu untuk sebuah tanaman berdaun hijau yang cantik lengkap dengan potnya, tapi tidak saat ini. 

Saya harus mengocek tiga puluh lima ribu untuk tanaman yang sama. Hampir dua kali lipatnya, kan? Oke, masalah bertanam siasati dengan cara barter atau minta anakan dengan tetangga. Siapkan saja potnya tergantung selera. Belum lagi berita soal ikan cupang, harganya juga mahal. Atau memelihara kucing imut sebagai teman main di rumah. Perawatannya lebih mahal dari perawatan diri.

Baiklah, ketika tanaman hias dan binatang perliharaan dijadikan pengalihan waktu dan hobi  selama pandemi yang panjang, kita cari alternatif  hiburan lain di rumah menghabiskan waktu liburan akhir tahun yang murah meriah. Hemat pangkal kaya, betul? Lagipula, bukankah kita disarankan untuk liburan di rumah saja akhir tahun ini? Pilihan menjauhi kerumunan dan stay at home masih jadi pilihan paling bijak hingga pandemi berakhir.

Yes..saluran televisi sudah menyiapkan program marathon film untuk penonton setianya. Beramai-ramai menayangkan film layar lebar yang pernah booming di bioskop untuk bisa dinikmati di rumah. Atur jadwal film yang mau ditonton, siapkan cemilan dan kasur kecil di ruang keluarga sebagai alas rebahan. Mari nikmati akhir tahun di rumah saja, Bersama keluarga tentunya.

Buat saya, film yang dimainkan aktor Reza Rahadian selalu ditunggu. Tak bosan melihatnya wara wiri di tivi dengan aktingnya yang ciamik.

Sebut saja Film Emak ingin naik haji. Film ini sudah beberapa kali diputar tapi jika saya menemukannya tayang saya pastikan akan nonton. Emak ingin naik haji mengisahkan impian seorang perempuan tua miskin yang ingin sekali menunaikan ibadah haji. Emak rajin menabung meski pendapatannya pas-pasan. 

Anak lelakinya yang diperankan Reza Rahadian juga tidak bisa membantu banyak karena penghasilan sebagai penjual lukisan juga tak menentu. Namun di sisi lain, ada orang-orang yang naik haji untuk kepentingan politik saja dan ada juga orang-orang kaya yang berkali-kali naik haji. Namun yang bikin saya terenyuh ada di bagian ketika emak mendapati anak tetangganya mengunyah daging burung yang mati sebelum dipotong. Haram hukum memakan bangkai. Maklum, tetangga emak juga miskin. Buru-buru emak merebut daging itu dan membuangnya. 

Direlakan tabungan hajinya diberikan pada tetangganya itu untuk membeli daging yang halal dimakan. Itu kebaikan sejati, dan sesungguhnya emak sudah mendapatkan pahala haji yang sempurna karenanya.

Film Emak ingin naik haji membuktikan bahwa banyak muslim di Indonesia ingin menunaikan rukun islam kelima yaitu naik haji, kaya atau miskin, menabung bertahun-tahun dan rela menunggu antrian yang panjang.

Selanjutnya Film Habibie Ainun yang mengangkat cerita perjalanan hidup dari Bapak BJ. Habibie dan Ibu Ainun. Kali ini Reza Rahardian dipasangkan dengan Bunga Citra Lestari. Dimulai dari kisah cinta keduanya di masa sekolah, menikah dan tinggal di luar negeri jauh dari keluarga besar juga perjalanan menuntut ilmu di Jerman, Reza dan BCL membawakannya dengan sangat baik hingga banyak penonton tersihir dengan film tersebut. 

Pak Habibie sendiri adalah Presiden ketiga RI dan seorang tehnokrat yang sudah melahirkan banyak karya besar di Indonesia. Melihat film ini saya merasakan bahwa hidup berumah tangga adalah perjalanan panjang berangkat dari titik nol menuju puncaknya. bergantian masalah datang dan pergi  berjuang bersama, saling menguatkan. Seperti berkaca pada diri sendiri.

Berbeda dengan dua film diatas yang bikin saya termehek-mehek, film Reza yang lain adalah kapan kawin? Film ini bisa bikin saya tertawa. Ceritanya ringan tapi judulnya mesti dibenci oleh para jomblo yang sudah matang untuk menikah hehe.

Karena terus dicecar dengan pertanyaan kapan kawin Dinda yang diperankan Adinia Wirasti menyewa Reza yang memerankan tokoh Satria, seorang aktor theatre untuk bertemu orang tuanya di Jogjakarta. Rencananya mereka akan berpura-pura jadi pasangan kekasih. Kisah lucu dimulai ketika Reza bertingkah seperti laki-laki metro dengan gayanya yang berlebihan. Tertawa habis saya dibuatnya. Akhir kisahnya sendiri bisa ditebak jika mereka akan benar-benar jatuh cinta tapi alur dari kedekatan keduanya hingga terbongkar kebohongan dan acting pemain bisa membawa perasaan penonton hingga tak melepaskan mataya dari film berjudul kapan kawin?

Reza Rahadian memang gak ada matinya. Pemain watak dan total bermain dalam film, aslinya ganteng poll. Tak cukup ruang menuliskan film-film lain yang diperankannya. Jujur, belum semua filmnya saya tonton semua. Berharap banyak film layar lebarnya bisa segera tayang di televisi bertajuk seminggu bersama Reza Rahadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun