Jadi ingat mama, ibuku. Ketika si bungsu mengapresiasikan cintanya di hari ibu dengan menulis surat, apa aku lakukan hal yang sama pada wanita paruh baya yang cintanya masih utuh diberikan padaku yang statusnya kini sudah menjadi ibu dua anak? Emm.. tidak.
Aku yang tinggal di luar kota, jauh dari mama, menelponnya, bertanya kabar, bercerita panjang lebar tentang anak-anak atau membicarakan apa saja. Bukan gossip loh ya, tapi berbicara soal keluarga besar kami. Saling bicara dipastikan bisa meredam rindu dan obat alami untuk jaga kesehatan kami berdua.
Ya, aku biasa memanggil ibuku dengan panggilan mama. Mama cantik, masakannya selalu enak dan rajin. Semua pekerjaan rumah ditangani sendiri. Tidak ada asisten rumah tangga, semua dikerjakan sendiri tanpa keluh kesah. Hemat uang jadi mau tidak mau anak-anaknya membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.Â
Bukannya mama tidak sayang dengan menyuruh anak-anaknya 'bekerja', justru mama mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab. Orang tua mendidik anak dengan cara yang berbeda-beda tujuannya satu kebaikan untuk si anak.
Besar rasa terima kasihku pada orang tua khususnya mama yang telah menjaga dan mengajarkan banyak hal. Yang sudah melimpahi anaknya dengan do'a dan kasih sayang. Cinta paling tulus dalam hidup adalah cinta seorang ibu pada anaknya. Jadi sekali lagi, nikmat Tuhan mana lagi yang didustakan.