Mau menulis yang mana duluan ya?
Kondisi keuangan yang kacau balau
Hutang menumpuk
Gaji sebulan yang tidak cukup
Kartu kredit overlimit?
Anak merengek minta ini itu?
Harga kebutuhan yang melambung tinggi
Dan daftar bisa berlanjut dua halaman tanpa spasi.
Rasanya hampir semua termasuk saya pernah mengalami, minimal dua keadaan di atas. Sangat tidak menyenangkan di kondisi seperti di atas. Belum terima gaji sudah minus dengan tagihan yang harus dibayar. Telpon dari debt-collector, hutang ke teman kantor yang harus dibayar tepat waktu, uang sekolah anak, gaji ART, bensin, parkir, belanja bulanan, gas, iuran RT, dan pengeluaran rutin lain nya. Hari gini gak ada yang murah apalagi gratisan.
Awal saya bekerja, gaji di bawah dua juta, masih cukup bahkan lebih untuk biaya hidup. Sekarang naik beberapa kali lipat, masih terasa kurang. Di mana letak kesalahan nya ya? Fokus untuk mencukupi kebutuhan bukan keinginan, yup, sudah dilakukan, Semua keinginan, dicoret.
Liburan? belum tentu bisa dilakukan setahun sekali.
Ganti gadget? terakhir dilakukan 2 tahun yang lalu, dalam bentuk cicilan 36 bulan, masih proses hutang ke kartu kredit sampai hari ini.
Anak mau masuk SMP. Lupakan sekolah swasta, fokus masuk ke SMP Negeri. Membayangkan untuk membayar uang pangkal dan bulanan, sudah mau pingsan duluan. Konon kabarnya, uang pangkal yang harus dibayarkan minimal 30 Juta dan SPP bulanan sebesar 2 juta. Harus sulap gaya apalagi untuk membayar sebanyak ini? Memang sekolah untuk anak sebaiknya pilih yang terbaik, tetapi kalau kondisi keuangan belum memungkinkan, menurut saya, jangan dipaksa hanya demi gengsi. Sekolah negeri juga bagus, mendidik anak untuk grounded/membumi.
Sebagai pegawai, saya bekerja dari jam 7.30 sampai dengan jam 16.00 dengan gaji yang sudah ditetapkan, Alhamdulillah melebihi Upah Minimum Regional
Selalu bersyukur kepadaMU Yaa Alloh
Punya penghasilan rutin bulanan, punya pendapatan sampingan dari multi level marketing dan berniaga, tetapi uang yang diperoleh masih tidak cukup untuk menutup biaya bulanan. Kalau dihitung di atas kertas, rasanya impossible=tidak mungkin perhitungan bisa minus sebanyak yang tertulis tetapi bisa melewati setiap bulan dengan selamat, dibantu doa, terutama doa dari orang tua, yakin bahwa pertolongan Alloh SWT tidak pernah terlambat.
Ada satu masa dalam sebulan yang membuat saya galau tingkat dewa, yup, sebelum akhir bulan dan gaji sudah koma alias mendekati minus. Rasanya pada hari itu semuanya buntu, mau minta tolong ke kiri mentok, ke kanan pada buang muka, ke bawah rasanya tidak mungkin, hanya memohon ke ATAS kepada Alloh SWT saja yang memberi kekuatan saya untuk terus berusaha mencari jalan keluar dari kesulitan yang saya alami. Saya percaya jika semua pintu tertutup pasti ada jendela yang terbuka untuk saya lalui.
Saat ini adalah masa untuk berhemat untuk survive/bertahan hidup. Uang tidak bisa membeli segalanya tetapi segalanya perlu uang. Kita harus selalu berusaha, jangan mengandalkan orang lain untuk bergantung hidup, itu namanya ngutang. Selalu berusaha, berniaga, jualan itu tidak harus selalu berupa jual barang bisa juga jual jasa: make up artis, penyedia jasa salon muslimah yang datang ke rumah, menjadi guru les, dan sebagainya termasuk dalam berniaga. Alloh SWT memberikan kita talenta yang berbeda, ayo kita manfaatkan, bisa mendapatkan penghasilan sampingan dengan menggunakan talenta/bakat kita, jangan di sia-sia kan. Terutama kita kaum wanita, harus terus berusaha dan berniaga agar mendapatkan penghasilan sendiri dan mengajarkan kepada anak-anak perempuan kita untuk mandiri sejak dini. Manfaatkan bakat dan talenta yang kita miliki, setiap orang adalah unik, Anda akan terkejut dengan hasil yang diperoleh dari talenta yang terasah. Ada yang bakat menyanyi, masak, melukis, menari, kerajinan tangan, make-up artis/hair do, semua ini kalau difokuskan bisa menghasilkan pendapatan lho.
Tetap semangat, jangan menyerah, cari talenta dalam diri, ayo berniaga atau melakukan sulap seperti yang saya lakukan setiap bulan dalam menyiasati kondisi keuangan, yang menurut saya tidak mudah tetapi pasti bisa dan harus dilakukan untuk bertahan. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H