Kebanyakan orang seringkali terlalu larut dalam pikiran yang tidak seharusnya dipikirkan. Pikiran-pikiran yang tidak perlu tidak hanya membuat diri menjadi tidak peka dan sadar terhadap kondisi dan kenyataan sekarang, tetapi juga membuat diri menjadi jiwa yang terhambat untuk menuju perkembangan jiwa yang lebih baik.
Ketika merasa sakit hati, kita cenderung terus menerus memikirkan hal yang membuat sakit tersebut. Dan otomatis, rasa sakitnya pun akan terus terasa.Â
Ketika teringat sesuatu di masa lalu, yang sudah terjadi, diri terus-terusan memikirkan ingatan-ingatan itu bahkan nyaris membuat khayalan agar bisa kembali pada saat itu padahal itu sudah menjadi tidak mungkin.
Jiwa yang terlalu larut dengan pikiran-pikiran yang tidak seharusnya dipikirkan, malah akan mengganggu jiwa dan diri kita sendiri.Â
Berhentilah untuk terus memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Tetapi mulailah untuk mengalami dan, merasakan dan melihat setiap hal yang terjadi pada kehidupan yang nyata dan ada pada saat ini.
Belajarlah untuk menerima setiap hal. Tentang hal di masa lalu. Terimalah hal itu sebagai sejarah, sebagai kisah yang memang sudah berlalu dan sudah bukan lagi menjadi kenyataan. Terima setiap rasa dari perasaan, kejadian, dan apapun yang kamu rasakan.
Seperti halnya perasaan senang, terimalah juga perasaan tidak senang dan sakit yang menghambat kesadaran karena kamu lebih fokus terhadap rasa saktnya. Jika kamu menerima rasa sakitnya, sakit itu tidak akan mengganggumu.
Terima setiap apa yang kita miliki, bukan menerima apa yang seharusnya atau yang sebaiknya kita miliki. Karena apa yang kita miliki, adalah satu-satunya yang benar-benar kita miliki. Yang ketika kita menerima itu, kita akan lebih bisa menjadi diri sendiri sebagaimana adanya diri kita, bukan menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan mencerminkan diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H