Mohon tunggu...
Vivi Riyani
Vivi Riyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 👋

Teruslah belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Four Roles of Leadership ala Jahja Setiaatmadja President Director BCA

22 Agustus 2021   21:20 Diperbarui: 25 Agustus 2021   22:50 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6.com/Angga Yuniar 

Jalannya sebuah perusahaan pasti dipimpin oleh seorang pemimpin. Ibarat kata perusahaan tanpa pemimpin adalah kapal tanpa nahkoda. Hal itu memang benar karena dengan adanya pemimpin suatu perusahaan atau organisasi lebih terarah. Setiap pemimpin pasti memiliki gayanya sendiri ketika sedang memimpin, misalnya pemimpin A lebih menyukai gaya otoriter, pemimpin B lebih suka gaya demokratis, sedangkan pemimpin C lebih suka gaya yang fleksibel. Tujuannya sama untuk membuat sebuah perusahaan atau organisasi menjadi lebih baik lagi.

Jahja Setiaatmadja adalah pria yang lahir di Jakarta, 15 September 1955 yang sekarang menjadi President Director BCA. Tidak dipungkiri bahwa bank BCA adalah bank hitz yang ada di Indonesia. Bank BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia, dimana harga saham BBCA menyentuh angka Rp33.000,00/lembar. 

Kesuksesan BCA juga tidak luput dari gaya kepemimpinan yang diterapkan di perusahaan tersebut. BCA juga sukses menghadapi segala tantangan dan melakukan inovasi di setiap tahunnya. BCA juga dinobatkan sebagai Bank terbaik di Indonesia dan Asia. Bagaimana tidak, BCA menyadari bahwa kebutuhan nasabah selalu bertambah sehingga tidak dapat dipungkiri BCA fokus untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam artian BCA mampu mempertahankan loyalitas pelanggan.

Sumber: Liputan6.com/Angga Yuniar 
Sumber: Liputan6.com/Angga Yuniar 

Lalu Bagaimana Gaya Kepemimpinan Jahja Setiaatmadja?

Memimpin Bank Swasta terbesar di Indonesia bukanlah hal yang mudah, dan sudah dipastikan bahwa tidak sembarangan orang bisa menduduki posisi tersebut. Jahja Setiaatmadja mulai menjadi Direktur BCA sejak 2011 lalu. Bahkan Jadja juga dinobatkan menjadi salah satu CEO terbaik.

Menurut Jahja, menjadi pemimpinan merupakan sebuah seni. Dimana pemimpin lebih menerima masukan, saran, dan open minded terhadap perubahan di era milenial seperti saat ini. Pemimpin harus menjadi pendengar yang baik dengan cara mendengarkan apa saja yang dirasakan oleh karyawannya dan mempercayai karyawannya. Baginya pemimpin bukan hanya seorang pemimpin yang hanya memberikan tugas lalu selesai. Jahja mengaku memiliki karakter yang santai dan tidak terlalu serius. Ia juga terlihat suka bercanda dengan para karyawannya sehingga menciptakan suasana yang cair dan hangat. Jahja juga merupakan seseorang ramah, mudah bergaul, banyak bicara, dan nyaman bertemu dan berbicara dengan orang baru.

Jahja Setiaatmadja memiliki Self-Awareness yang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari perilaku serta sikap yang dimilikinya. Menurutnya, apabila seorang karyawan melakukan kesalahan sebaiknya kita sebagai pemimpin langsung mengajak si karyawan tersebut untuk berbincang, kemudian kita mendengarkan apa yang dirasakan oleh pekerja tersebut. Selama menjabat sebagai CEO Jahja sendiri tidak pernah marah apalagi sampai memaki orang baginya hal itu bersifat negatif dan hanya membuat para karyawan atau pekerjanya merasa tertekan. 

Jahja menyadari bahwa aspek internal dari sifat seseorang, emosi, nilai, sikap, dan persepsi, dan menghargai bagaimana pola anda mempengaruhi orang lain sangat penting. Itu akan membuat karyawannya merasa dihargai dan dengan cara itu para karyawan dapat termotivasi sehingga menciptakan kinerja yang cukup tinggi.

Berdasarkan buku The Leadership Experience Seventh Jahja Setiaatmadja menggunakan gaya kepemimpinan Situational Theory yang berfokus pada karakteristik pengikut sebagai elemen penting dari situasi, dan akibatnya, menentukan perilaku pemimpin yang efektif (Daft, 2018 : 68). Setiap pemimpin pasti memiliki skill sebagai keterampilan yang berbeda - beda maka dari itu Jahja berfokus pada karakteristik para pengikutnya. 

Baginya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sangat penting bagaimanapun juga para pekerja atau para pengikut adalah prioritas utama yang mendukung jalannya strategi yang dibuat oleh perusahaan. Bisa dikatakan bahwa para karyawan atau para pekerja adalah urat nadi perusahaan. Maka dari itu jahja berupaya untuk mengelola berbagai program pelatihan untuk membekali para karyawan atau pengikutnya dengan keahlian yang diperlukan serta memperkuat karakter sehingga mencapai produktivitas yang tinggi.

Gaya kepemimpinan yang ia terapkan pada era milenial seperti ini adalah The 4 Roles of Leadership yang dikembangkan oleh FranklinCovey - bahwa kepemimpinan meliputi empat fungsi, yakni sebagai perintis, penyelaras, pemberdaya dan panutan. Menurutnya, gaya kepemimpinan bukan bersikap otoriter dimana pemimpin hanya memberi arahan, tugas, tanpa menerima saran dan masukan dari para karyawannya hal itu merupakan gaya yang kuno dan tidak bisa diterapkan pada era ini. Maka dari itu di era saat ini, pemimpin dituntut untuk mendengarkan dan mempercayai para karyawannya. Sehingga dengan cara ini Jahja bisa mempertajam strategi perusahaan agar mencapai visi perusahaan yang dipimpinnya.

Selama Jahja menjabat di BCA banyak hasil yang telah dicapai baik menyangkut kinerja bisnis maupun kemajuan bidang manajemennya. Hal itu dibuktikan dengan BCA berupaya secara konsisten mengamati kondisi perekonomian dimana kondisi tersebut dapat menjaga keberlangsungan kinerja bisnis. Selain itu Jahja meyakini bahwa dengan adanya kerja sama tim yang erat dapat membuat kestabilan perusahaan sehingga organisasi atau perusahaan dapat dengan mudah beradaptasi terhadap situasi dan perubahan lingkungan. Pada sembilan bulan pertama tahun 2018, Bank BCA dan anak perusahaan melaporkan pertumbuhan neraca yang sehat, hal itu merupakan dampak dari kinerja yang tinggi dan manajemen yang baik. Jahja juga menciptakan bank digital yang dinamakan sebagai Blu by BCA dimana hal ini adalah kebutuhan para masyarakat milenial. Blu by BCA merupakan aplikasi mobile banking yang berbeda dengan mobile banking. Dimana nasabah harus membuka rekening baru ketika ingin bertransaksi melalui aplikasi tersebut. Adanya bank digital orang tidak perlu pergi ke bank untuk melakukan transaksi sehingga transaksi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun