Vivin winarsih
202210230311441
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
                                                        Â
     Â
       Saat ini masih banyak orang-orang yang mengdiagnosis diri mereka sendiri melalui internet. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa penyakit yang mereka alami kuat. Pada saat ini ada lebih dari 200 penyakit mental mulai dari depresi hingga gangguan kecemasan dan skizofrenia hingga PTSD. Mendiagnosis diri sendiri merupakan hal yang memperburuk gelaja dan kualitas hidup secara keseluruhan. Self diagnosis sangat berbahaya bagi kesehatan mental maupun fisik.
       Self diagnosis merupakan proses mengedintifikasi suatu kondisi medis dalam diri. Mengdiagnosis diri sendiri dapat meyesatkan diri, oleh karena itu mengdiagnosis diri sendiri sangat tidak disukai. Mereka berasumsi bahwa mereka mengetahui asal-usul diagnosis itu. Ini berbahaya karena orang yang berasumsi bahwa mereka dapat menduga apa yang terjadi dalam diri mereka mungkin kehilangan nuansa diagnosis.
       Jika mereka langsung mengambil kesimpulan tentang kondisi yang mereka derita, mungkin mereka memulai pengobatan yang salah. Seseorang mengdiagnosis sendiri syndrome psikologis, mereka dapat melewatkan penyakit medis yang berkontribusi pada gejala mereka. Dengan diagnosis diri semdiri dapat meyebabkan kesalahan sepenuhnya tentang penyakit yang diderita, terutama bila gelajanya umum.
       Dalam beberapa kasus, diagnosis diri dapat mengancam jiwa. Misalnya, tumor otak dapat menyebabkan perubahan kepribadian, serta depresi atau psikosis atau jika mereka mendiagnosis sendiri gangguan panik, mereka mungkin melewatkan diagnosis masalah jantung atau tiroid. Salah satu bahaya terbesar dari diagnosis diri dalam sindrom psikologis adalah bahwa mereka mungkin melewatkan penyakit medis yang menyamar sebagai sindrom psikiatri.
       Diagnosis diri juga memperlemahkan peran dokter dan itu bukan cara terbaik untuk memulai hubungan. Sementara dokter umumnya sangan antusias mendapatkan informasi yang dikemas. Dengan mendiagnosis diri sendiri, mereka mungkin kehilangan sesuatu yang tidak mereka lihat. Contohnya, mungkin merasa seolah-olah dilumpuhkan oleh kesemasan, membuat mereka percaya bahwa mereka gangguan kecemasan. Bahaya lain dari diagnosa diri yaitu mereka mungkin berpikir bahwa ada yang lebih salah dengan diri mereka daripada yang sebenarnya terjadi. Â
       Walaupun baik untuk menyadari kesehatan mental dan secara aktif mencari tau jawabannya, tetapi tidak boleh mendiagnosis sendiri penyakit mental. Ketika salah mendiagnosis diri sendiri gejalanya, mereka mungkin menyembuhkan diri sendiri dengan obat bebas atau metode lainnya yang berakibat memperumit kondisi yang sebenarnya.
       Untuk menyembuhkan dengan benar dari kondisi medis apapun harus melalui diagnosis professional agar memberikan jalan yang diperlukan untuk maju menuju kesehatan yang optimal. Fasilitas kesehatan mental profesional, seperti Highland Springs dapat membantu membuat rencana perawatan yang benar-benar memenuhi kebutuhan. Diagnosis merupakan salah satu aspek terpenting dalam pemulihan. Memahami diagnosis berarti memahami penyakit yang dialami. Namun mencapai diagnosis yang benar adalah suatu proses ketika mereka hidup lebih dari satu kondisi.
Kesimpulan:
Sebaiknya tidak menyepelekan kondisi kesehatan mental ataupun mendiagnosis diri sendiri tanpa adanya diagnosis profesional. Diagnosis diri dapat menyebabkan dampak negative yang luar biasa pada pasien. Walaupun mencari tahu membantu, tetapi yang terbaik harus konsultasi kepada dokter ataupun yang profesional. Jika telah siap untuk mengendalikan kesehatan mental, waktunya untuk mencari diagnosis profesional.
Sumber:
Dr. Todd Thatcher.(2021). Dangers of Self Diagnoses. Highlandspringsclinic.org
Jessica Schrader.(2010). Dangers of Self-Diagnosis. Psychologytoday.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H