Mohon tunggu...
Vivi Nurwida
Vivi Nurwida Mohon Tunggu... Lainnya - Mom of 4, mompreneur, penulis, pengemban dakwah yang semoga Allah ridai setiap langkahnya.

Menulis untuk menggambarkan sempurnanya Islam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Proyek Global di Balik Pembangunan Rumah Moderasi

25 Desember 2024   16:54 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Moderasi Beragama (RMB) merupakan salah satu gagasan yang dianggap sebagai solusi menyelesaikan persoalan konflik terkait isu agama. RMB kini banyak bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan, didirikan di berbagai Kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sebagai terobosan untuk mewujudkan kerukunan beragama.

Beberapa PTKIN yang sudah memiliki Rumah Moderasi Beragama di antaranya UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Ar-Raniry, IAIN Lhokseumawe, IAIN Takengon, STAIN Meulaboh, STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, dan sebagainya. Selain itu PTN seperti Universitas Brawijaya (UB) melalui UPT. Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (UPT. PKM) juga sudah meluncurkan "Griya Moderasi Beragama".

Pembangunan Rumah Moderasi Beragama sebagai pusat pengaturan ide Islam moderat perlu mendapatkan perhatian dari umat Islam. Umat harus melihat apa di balik proyek pembangunan Rumah Moderasi Beragama ini? Benarkah pembangunan ini akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa? Atau justru menjauhkan umat dari ajaran Islam itu sendiri?

Proyek Global

Umat harus mengetahui bahwa proyek pembangunan RMB ini sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari agenda global negara adidaya atas rekomendasi RAND Corporation. Proyek ini merupakan kelanjutan proyek war on terrorism yang sebenarnya justru menyerang Islam dan pengembannya.

Pendirian Rumah Moderasi Beragama merupakan implementasi dari surat edaran yang dikeluarkan Direktur Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) nomor B3663.1/Dj.I/BA.02/10/2019. Dalam surat edaran tersebut meminta kepada seluruh Rektor/Ketua PTKIN untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Moderasi Beragama di kampus masing-masing.

Rumah Moderasi Beragama dianggap sebagai garda terdepan dalam penguatan moderasi beragama di perguruan tinggi keagamaan (PTKI). Rumah ini berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan gagasan moderasi beragama, melakukan edukasi, memberikan pendampingan, mengadukan masalah, menguatkan wacana dan gerakan moderasi beragama di lingkungan kampus PTKIN.

Pengarusan Islam moderat ini menjadi agenda jangka panjang yang dirancang untuk seluruh negeri-negeri Islam. Mereka begitu getol menghembuskan ide Islam moderat sebagai Islam tengah yang damai, tidak radikal dan tidak liberal.

Barat dapat membaca bahwa negeri-negeri Islam, termasuk Indonesia, mempunyai potensi yang besar untuk kebangkitan Islam sekaligus ancaman bagi hegemoni kapitalis di dunia. Karenanya, penjajah barat berusaha agar potensi pemuda Islam bisa mereka bajak.

Mereka mempunyai kepentingan besar di balik proyek moderasi ini, yakni agar sistem Kapitalisme neoliberal tetap bercokol di negeri-negeri Islam. Sebab, dengan sistem ini mereka dengan mudah melakukan praktik penjajahan dan perampokan sumber-sumber kekayaan alam dengan mudah, lancar, bahkan legal.

Rekayasa Barat

Berbagai rekayasa disusun oleh barat agar umat Islam tidak mempunyai mindset yang buruk terkait Barat dan nilai-nilainya. Namun, sebaliknya mereka juga merekayasa agar Islam politik nampak buruk di mata dunia dan pemeluknya. Itulah sebabnya, kita bisa melihat hari ini semakin banyak pemuda muslim justru bangga dengan ide moderat. Mereka sepakat dengan kekufuran dan kebatilan, bahkan tak jarang menjadi pelakunya. Namun, di saat yang sama, mereka menolak ajaran Islam kafah dan para pengembannya.

Penjajah barat merekayasa berbagai program yang membatasi Islam hanya terkait dengan urusan ibadah ritual semata, lalu menolak Islam politik dan mencegah kebangkitan Islam serta memberikan stigma negatif kepada kaum muslim yang berpegang teguh kepada Islam kafah dengan sebutan kaum radikal, ekstrimis dan semacamnya.

Ide Islam moderat ini memang digunakan oleh negara adidaya kapitalis sebagai alat pembunuh yang sangat mematikan. Dengan senjata ini mereka menjauhkan umat Islam dari rahasia kebangkitannya dan dari identitas dirinya sebagai khairu ummah. Bahkan, lebih dari itu menjauhkan dari makna ummatan wasathan yang sesungguhnya.

Makna washatan sendiri adalah adil, bukan moderat. Dari Abi Sa'id al-Khudri ra., Rasulullah saw. bersabda, "Demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasath[an]". Beliau berkata, "(bermakna) adil." (HR al-Bukhari, at-Tirmidzi dan Ahmad).

Pertarungan Ideologi

Umat Islam semestinya menyadari betul bahwa penanaman moderasi beragama adalah bagian dari pertarungan ideologi. Musuh Islam tidak akan sungkan-sungkan menggunakan tangan umat dan juga penguasa sebagai alat untuk menyerang agama dan para pejuangnya yang sangat mereka benci kebangkitannya. Mereka sadar betul bahwa peradaban sekuler kapitalisme sedang di ujung jurang kematian. Mereka bahkan tahu bahwa telah lahir sekelompok umat yang tercerahkan akan Islam politik dan Islam ideologis yang rela mengorbankan dirinya demi membela kemuliaan umat dan agama.

Sudah semestinya umat Islam tidak mengamini dan menjadi kepanjangan tangan penjajah untuk menjadikan hegomoni kapitalis terus bercokol di negeri-negeri kaum muslim.

Sudah semestinya kita berpegang teguh kepada tali agama Allah dan berjuang bersama-sama menegakkan hukum-hukum Islam dalam sebuah institusi negara yang menerapkan Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan yang akan memberikan keadilan bagi kaum muslim dan nonmuslim.

Wallahu a'lam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun