Mohon tunggu...
Vivi Nurwida
Vivi Nurwida Mohon Tunggu... Lainnya - Mom of 4, mompreneur, penulis, pengemban dakwah yang semoga Allah ridai setiap langkahnya.

Menulis untuk menggambarkan sempurnanya Islam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pelecehan Anak Berulang, Kapitalisme Mesti Dipertanyakan

12 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   07:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anaknya. Di tangan ibu lah tanggung jawab untuk mengatur dan mengurus rumah tangga diberikan, termasuk mendidik buah hatinya. Jika peran ini didudukan sebagaimana mestinya, niscaya generasi cemerlang akan lahir dari rahimnya.

Perlu untuk mengembalikan fitrah keibuan saat ini. Jiwa ibu harus dibersihkan dari pemikiran kapitalisme-sekularisme menjadi pemikiran Islam. Kualitas ibu yang buruk lahir dari penerapan sistem yang buruk. Hanya Islam lah yang mampu mencegah dan menyelesaikan persoalan semacam fakta di atas hingga tuntas.

Sistem Islam sudah terbukti mampu mencetak ibu sebagai pembangun peradaban, bukan perusak peradaban sebagaimana sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini.

Sistem pendidikan Islam akan mencetak generasi yang berkepribadian Islam, yang pola pikir dan pola sikapnya berlandaskan Islam. Peserta didik akan ditanamkan akidah yang kuat, yang dengannya ia akan berbuat berdasarkan ketakwaannya. Selain itu, generasi juga akan dididik untuk menguasai sains dan teknologi agar bisa menjadi umat terbaik.

Dalam kitab Sistem Pendidikan Dasar Khilafah, karya Syekh al-'Alim 'Atha` bin Khalil Abu ar-Rasytah disebutkan kurikulum pendidikan Islam secara khusus menyediakan mata pelajaran kerumahtanggaan. Mata pelajaran ini dikhususkan bagi para perempuan agar siap menjadi sosok ibu yang mulia.

Tak hanya itu, sistem pergaulan yang diatur berdasarkan Islam akan mencegah terjadinya perzinaan, pelecehan, pemerkosaan dan kemaksiatan yang lain. Interaksi antara laki-laki dan perempuan akan diatur berdasarkan syariat Islam, seperti larangan khalwat, ikhtilat tanpa hajat syar'i, tabarruj, dan sebagainya.

Khalifah sebagai pemilik kebijakan juga akan memfilter media yang dikonsumsi masyarakat. Negara akan menindak tegas siapapun yang membuat konten yang rusak dan merusak akidah Islam. Konten-konten rusak dan merusak tersebut dapat dipastikan akan dibumihanguskan tanpa kompromi.

Islam juga akan memberikan sanksi yang tegas lagi keras bagi pelaku yang melanggar syariat Islam. Sanksi berupa ta'zir akan diberikan sesuai tingkat kemaksiatan yang dilakukan. Dengan sanksi ini, akan memberikan efek jera kepada pelaku sekaligus membuat anggota masyarakat menjadi enggan melakukan kejahatan serupa, inilah sifat zawajir dalam Islam.

Selain itu, sanksi bisa menjadi penebus dosa bagi pelaku, di akhirat ia tidak akan disiksa lagi karena perbuatannya di dunia, sebab ia sudah dijatuhi hukuman berdasar syariat. Inilah sifat jawabir yang tidak dimiliki sistem selain sistem Islam.

Negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh dalam bingkai Khilafah juga akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang mampu menyejahterakan rakyatnya. Laki-laki yang mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi akan diberikan kemudahan dalam mencari pekerjaan.

Sumber-sumber kepemilikan umum akan dikelola oleh negara demi kepentingan rakyat dengannya akan terbuka lapangan pekerjaan yang luas. Dengan begitu para penanggung nafkah bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dengan mudah dan sejahtera. Dengan pengelolaan berdasarkan hukum syarak pula, kebutuhan pokok publik seperti pendidikan, kesehatan dam keamanan akan dijamin secara langsung oleh negara secara murah bahkan gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun