Mohon tunggu...
Vivin Nurlia
Vivin Nurlia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku suka sekali menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media Massa dalam Memperkuat Kepercayaan Publik terhadap Penyelesaian Isu dan Permasalahan Sosial di Indonesia

3 Mei 2024   01:39 Diperbarui: 3 Mei 2024   01:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengambil peran yang terbilang sangat penting dalam memperkuat kepercayaan publik dengan menyediakan fasilitas berupa platform untuk berbagi informasi yang dapat diakses oleh publik, mulai dari informasi terkait isu, gejala, dan permasalahan-permasalahan sosial yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.

Menggunakan pendekatan yang bijak dan kolaboratif dalam menggunakan media massa dalam upaya mengambil dan memperkuat kepercayaan publik dalam mengenal lebih detail isu serta permasalahan sosial yang ada di Indonesia. 

Mengapa harus media massa?

Melalui platform yang ada dimedia sosial, media massa memungkinkan publik atau masyarakat dapat diskusi terbuka terkait hal-hal yang mungkin secara langsung tidak dapat disuarakan. Media massa juga memberikan kesempatan terhadap publik untuk dapat terlibat dalam perubahan sosial yang positif.

Menurut Mayer, Davis, dan Schoorman (1995) kepercayaan terbentuk dari 3 buah aspek yaitu ability, benevolence, dan integrity. Media massa merupakan salah satu jembatan informasi yang sangat strategis. Media massa yang objektif, kuat, independen serta berpihak pada kepentingan umum merupakan kebutuhan publik. 

Selain itu kecepatan penyampaian berita dan kebenaran informasi juga penting. Tidak sekedar informasi, media yang menyediakan fakta dan data serta penjelasan dan situasi.

Bukan lagi menjadi hal yang rahasia, bahwa penggunaan media massa tidak dapat dipercaya sepenuhnya begitu saja, banyak hal yang dapat terjadi dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Fenomena ketika masyarakat kesulitan membedakan informasi benar dan salah di media massa disebut sebagai ‘Era Post Truth’ (Higgins, 2016). Bahkan fenomena ini menyebabkan rusaknya demokrasi (Muqsith & Muzykant, 2019). 

Gerakan dalam era post truth membuat negara demokrasi tidak stabil dengan adanya disinformasi di media sosial. Selain itu, hoaks yang cenderung mengalahkan kebenaran dan menjauhkan masyarakat dari fakta sebenarnya akan menimbulkan ancaman demokrasi partisipatif seperti yang diungkap dalam penelitian (Utami, 2019).

Penggunaan media massa dalam keseharian masyarakat, dapat membentuk suatu karakteristik tertentu. Dalam menerima informasi, masyarakat akan memiliki pemikiran masing-masing terhadap apa yang diterima. Hal ini dapat dilihat dari beberapa feedback yang dilakukan masyarakat di media massa.

 Komunikasi publik di media dapat dijadikan sebagai salah satu contoh bahwa dalam menerima informasi, masyarakat akan memiliki responsivitas yang tinggi, melalui aspek responsivitas dalam media massa, akan terbentuk karakteristik masyarakat yang diusung dengan istilah pro, kontra dan netral. Dengan begitu, secara tidak langsung akan terbentuk sebuah karakter yang menunjukkan bentuk respon masyarakat yang bijaksana atau emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun