Lingkungan pertemanan yang toxic juga menyebabkan gangguan kesehatan mental. Di era ini, remaja harus selektif dalam mencari teman. Karena, lingkungan pertemanan yang sehat dan positif akan mempengaruhi pada diri sendiri juga. Carilah pertemanan yang membuat nyaman, dimana dalam pertemanan itu ada rasa saling menghargai dan menyayangi. Dan sebisa mungkin hindari pertemanan yang toxic dan merugikan.
Lalu, kritikan atau ucapan yang terkesan menghina. Tidak jarang jaman sekarang, fisik menjadi pusat perhatian. Misal : "kamu kok kurusan yaa.." atau " mandi sana, dekil banget", dan sebagainya. Mungkin hal ini di anggap biasa saja bagi pembicara tetapi tidak bagi pendengar. Hal itu akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri pada orang tersebut. Karena, tidak semua orang bisa menerima mentah-mentah ucapan seseorang begitu saja.
Dari beberapa faktor di atas, tentunya menjaga kesehatan mental remaja itu sangat penting. Perlu dukungan untuk menciptakan mental sehat remaja. Permasalahan yang terjadi menjadi evaluasi dari pihak yang bersangkutan. Peran orang tua, keluarga, teman ataupun orang terdekat juga sangat dibutuhkan. Teutama peran orangtua adalah hal yang paling penting dalam menciptakan mental yang sehat.
Serta melakukan pendampingan dan memberikan arahan yang positif secara berkelanjutan. Mendukung dan mengapresiasi progres yang dilakukan anak akan sangat berarti untuk pencapaian masa depannya. Setiap orang juga mempunyai mental yang berbeda-beda, kita tidak dapat mengukur kuat atau lemahnnya mental seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H