Mohon tunggu...
Vivanti Ayu Damarsasi
Vivanti Ayu Damarsasi Mohon Tunggu... -

bekerja sebagai corproate communication di salah satu operator ke-3 terbesar di Indonesia. penyuka makanan jepang, menulis, sepeda-an bersama buah hati dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aib, Topeng dan ke-Nista-an

16 Desember 2010   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama sepuluh tahun terakhir ini Greg hidup dalam dusta yang dibuat sendiri.  Orangtua-nya menginginkan anak lelaki yang tampan dan dibanggakan  itu menyelesaikan kuliah tepat waktu, bekerja serta menikah dan punya anak.  Keluarga ku bukan dari golongan kaya yang mampu menyekolahkan anak-anaknya di sekolah elite, tapi dengan tegar Ayah yang sangat aku banggakan mampu membiayai seluruh biaya pendidikan anak-anaknya hanya dengan penghasilan ia sebagai pegawai PNS yang pas-pas an untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Greg sudah mengetahui bahwa dirinya tidak sempurna, bahkan sebagai  penyuka sesama jenis ini  sudah menyadari ketidak stabil-an hidupnya saat usia nya menginjak angka 9 . Greg lebih suka memandangi pelatih olahraga yang berbadan kekar dan ateltis serta keringat yang membanjiri tubuhnya serta mem-bau-i tetesan air yang dikucurkan di dadanya yang bidang, ketimbang mengusili teman-teman perempuan dengan rautan bundar bercermin dan mengintip warna dari pakaian dalamnya dari celah kaca yang yang sengaja mereka taruh persis dibawah bangku sekolah.

Banyak teman sebaya-nya yang serta merta mengolok-ngolok begitu mereka mengetahui warna dari jenis celana dalam yang teman-teman perempuan gunakan, seringkali hal itu membuat muka mereka merah padam serta tidak lama akan tampak keluar tetesan airmata di pelupuk matanya. Permainan yang aneh menurut-nya serta buang-buang waktu.

Sedangkan yang ia perbuat masih terus sama yaitu berkutat memandangi si pelatih olahraga yang tampak lebih sexy dengan tubuh dengan peluh yang membanjiri kaos olahraganya  serta aroma yang tercium segar di cuping hidung.. serta merta membuat cuping hidung bergerak-gerak membau-i serta mengikuti irama si pelatih saat men-dribble bola basket saat akan melompat dan memasukkan bola itu ke lubang berjaring diatas papan yang bertengger kuat itu di halaman sekolah.

Tentu Greg tidak mau mengakui ketidak stabil-an hormon nya terhadap siapapun, bahkan kepada sahabat nya sendiri, wong pada orangtua-nya pun ia sembunyikan rahasia itu.  Ia terus menyimpan kebobrokan diri hingga  duduk di bangku universitas.

Sengaja Ia tunjukkan sikap don juan dengan menyukai wanita serta penikmat sex dengan perempuan manapun, malah Greg telah mengembara di pelukan tante-tante dengan rambut dan sasak-an yang tinggi, berperawakan gemuk dan rela menghamburkan lembaran demi lembaran seratus ribu rupiah asal ia mampu mengimbangi kekuatan sex yang perempuan tua dambakan selama ini.

Namun semua ini hanyalah kepalsuan belaka, walau ia mampu memenuhi kepuasan para wanita disisi-nya tidak lah membuat bathin Greg terpuaskan. Bukan itu yang ia butuhkan, ia hanya mengelabui pikiran-pikiran kerdil di otak teman lelaki yang selama ini meragukan sifat jantan dan tingkah laku yang Greg tampilkan saat menghabiskan waktu senggang nya bersama mereka. Banyak temannya yang bergunjing bahwa Greg bukan penikmat sex dengan wanita, tapi Ia sebenarnya penyuka sesama jenis. Greg homo.

Sikaf defensif nya pun ia tunjukkan dengan memamerkan bahwa ia mampu menaklukkan tante Joyce yang belakangan ini jadi pergunjingan teman-temannya. Tante Joyce walaupun usianya sudah menginjak kepala lima, tapi bentuk badannya masih bohay dengan  lekak-lekuk tubuhnya yang aduhai terlihat dari kemeja sutra yang ia kenakan saat melintas di depan segerombolan teman-teman Greg saat beradu cerita.

Ia berani meladeni taruhan sekelompok gank-nya bahwa siapa yang dapat  menaklukkan tante Joyce bisa membawa pulang sebuah motor honda scoopy berwarna putih kecoklatan.  Tak dipedulikan cemooh-an kawan-kawan saat ia mengajukan dirinya untuk memenangkan taruhan itu.

"hahaha Greg.. loe yakin bisa meladeni birahi tante Joyce yang bohay dan mampu bergulat selama ber-jam-jam? " ujar seorang kawannya yang meragukan kemampuan Greg dalam menggaet janda kaya nan cantik itu.  Sementara beberapa bisikan nakal pun menyertai riuh tawa yang berkumandang di ruang tempat mereka kongkow.

Sementara itu Udin yang terkenal paling punya bacot pun teriak mentertawai lagak Greg yang sok mampu dengan kepiawaian yang ia tunjukkan dihadapan mereka. " Loe kan selama ini tidak terlihat jalan bergandengan tangan dengan wanita kampus manapun, masa loe nekat terima tawaran ini untuk menggandeng Tante Joyce?? belum tentu lagi bro dia melirik dan mau diajak tidur?" ujarnya blak-blakan tanpa malu saat  berpuluh mata memandang sinis pada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun