Mohon tunggu...
Vivanti Ayu Damarsasi
Vivanti Ayu Damarsasi Mohon Tunggu... -

bekerja sebagai corproate communication di salah satu operator ke-3 terbesar di Indonesia. penyuka makanan jepang, menulis, sepeda-an bersama buah hati dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gerhana, Sandsag dan Pelampiasannya

15 Desember 2010   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ku empat puluh dua tahun, anak bungsu dari tujuh bersaudara dan berayahkan mantan polisi yang feodal dan menderita schizophrenia di hari tuanya. Masa mudaku kelabu dan selalu dikungkung masalah yang berkepanjangan. Akibatnya hubunganku dengan pria tidak pernah berjalan mulus. Patah hati terburukku bukan disebabkan perceraianku dengan mantan suami yang tergila gila akan judi juga teman-temannya.
Aku melakukan affair dengan dua orang sekaligus pada saat yang bersamaan.

Aku bertemu Gerhana yang terpaut delapan tahun dari usiaku dan dikenalkan melalui keringanan seorang kawan lama yang tahu bahwa aku sedang menjomblo. Ia berusaha menjodohkanku dengan sahabat semasa kecilnya yang waktu itu tinggal sekompleks dengannya.Tanpa ia menyelidiki dulu status sohibnya.

Gerhana menelponku di suatu senja yang temaram, obrolan kami begitu larut dalam kegembiraan. Ia membawaku berpergian dengan motor trailnya yang single seater berwarna kuning mencolok. Sementara aku dengan bujur yang lebar berusaha menyesaki tempat yang sudah diduduki dahulu oleh Gerhana. Ia mengajakku berwisata ke puncak gunung, memandang gemerlap lampu dari ketinggian di warung jagung bakar tempat kita memadu kasih.

Pada awal hubungan, Gerhana sangat memanjakanku, menyenangkan dan bersikap over protective juga posesif terhadapku.Ia tidak suka bila aku lebih banyak teman pria daripada wanita nya. Waktu itu aku tidak keberatan saat ia mengungkapkannya. Aku pun tidak begitu peduli dengan dua sifat negatifnya karena aku begitu mabuk kepayang dengan perhatian yang ia berikan selama hubungan percintaan kami. Kasih yang ia berikan padaku begitu berlimpah membuat dahagaku terpenuhi, satu kebutuhan dasar yang tidak kudapatkan saat kanak kanak.

Aku adalah wanita berprofesi event organizer kawakan yang mempunyai banyak kolega dari segala penjuru. Aku ekstrovert dan suka memanjakan teman temanku dengan hidangan yang ku olah sendiri. Aku terpuaskan secara sexual dengan Gerhana.. Setelah berkencan selama 16 bulan, aku menjalin hubungan singkat dengan lelaki tua berpangkat jendral, berlimpah harta dan juga penuh 'wiron' di sekujur tubuhnya.

Ia menabrakku saat kami bertemu di kedai kopi favoritku. Ia menumpahkan secangkir kopi panas di dadaku yang membuat baju kerjaku berantakan. Aku tau ia tidak sengaja mencelakakanku begitu saja.

Itu perkenalan singkat yang berakhir istimewa. Ia menyayangi juga memanjakan seperti anak-anaknya yang lain. Aku diperlakukan sama seperti putri kandungnya tanpa pernah ada cumbuan sekalipun. Aku mendapatkan kepuasan yang berbeda dari keduanya dan susah untuk dilepaskan berbarengan. Aku harus memilih salah satu, antara Gerhana atau bapak

Aku tidak ingin Gerhana mengetahui kedekatanku dengan lelaki lain dari orang dan bukan dari mulutku sendiri.

Tak dapat ku buat keputusan apapun, karena kupikir hubunganku dengan bapak hanyalah kenyamanan dan ketentraman layaknya seorang ayah terhadap anak perempuannya.

Dengan keberanian yang tipis, aku mengakui kedekatanku dengan si bapak pada Gerhana, bukan untuk membuatnya cemburu atau bahkan melukainya tapi karena aku menghormatinya.

Gerhana langsung murka dan berteriak dengan penuh kemarahan, "aku harus mencari si bangsat itu!" dia mulai memburuku dengan memuntahkan pertanyaan yang menyelidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun