Mohon tunggu...
Selvia Vide
Selvia Vide Mohon Tunggu... Akuntan - ASN, Ibu Rumah Tangga, Anak Sekolahan

Suka mengamati, belajar dan merefleksikan apa yg didapat selama perjalanan hidup

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Merdeka Jeng Pete

9 Oktober 2022   22:46 Diperbarui: 9 Oktober 2022   22:53 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tujuh belasan yang lalu, Indonesia genap  berusia 77 tahun. Jadi apakah wajar jika artikel ini saya beri judul, Merdeka Jeng Pete! Tolong baca 'Jeng Pete' jangan bergaya nyonyah-nyonyah jawa masa kolonial karena arti kata 'Jeng' merupakan kependekan 'Diajeng' sementara konteks judul yang saya tulis jauh sekali kaitannya dengan para nyonyah tersebut. Lebih tepatnya judul artikel saya: Merdeka Jengkol Pete, disingkat: Merdeka Jeng Pete.

Mengapa saya kok niat-niatnya membahas soal Jengkol dan Pete, dan mengapa 'Merdeka'. Yang pasti jawabnya, bukan karena 17 Agustus maka kita menjadi merdeka makan jengkol pete. Atau apakah kedepannya ada lomba makan jengkol pete setiap 17 Agustus? Pernyataan saya yang kedua bisa valid di masa depan, karena kita tidak pernah bisa mengukur ke-kreativitas-an panitia lomba HUT RI. Pernah dengar atau baca kata-kata lucu tentang Jeng Pete:

"Jika Jengkol dapat menghilangkan Jengkel dan pete dapat menghilangkan bete

Hidup akan menjadi lebih indah, walaupun sedikit bau"

Nach, pembahasan saya adalah untuk menepis anggapan atau persepsi atau kepercayaan bahwa makan Jeng Pete itu identik dengan bau. Mau bau mulut, bau saat berkemih, buang angin atau buang air besar. No..no..no. Sudah gak jamannya. Sekitar tahun 2017-an, saya lupa persisnya, sempat viral di media tentang warung khusus yang menyediakan hidangan jengkol dan mengklaim makan jengkol tidak bau, namanya Warung Republik Jengkol. Ditangan pemilik warung, jengkol atau hati kalkun, sebutan dari para generasi Baby Boomers, memang tetap enak, tapi tanpa embel-embel, habis makan jengkol harus makan permen pedas yang banyak, lalu kalau mau buang air kecil atau besar, harus langsung disiram karbol. Rule of game makan jengkol berubah 360 derajat. Jengkolpun naik kelas, dari kelas warteg terujung menjadi kelas restoran dengan harga makanan yang cukup menggigit kantong. Gak percaya, coba saja ke restoran padang terngetop di Jakarta, jengkol sepiring kecil seharga sepotong ayam.

Bagaimana dengan Pete? Saudara kembar jengkol yang memiliki persamaan dari sisi kemampuan menciptakan bau namun berbeda jenis pohonnya memiliki kasus yang sama dengan kembarannya. Perbedaan lain antara Jengkol dan Pete sejak awal adalah di kelasnya, jika jengkol kelas menengah kebawah, maka pete dari kelas atas kebawah. Apa buktinya? Gampang banget, jengkol selalu bisa kita temukan di warteg-warteg yang banyak bertebaran di Jakarta dan hanya di beberapa restoran kelas menengah seperti restoran padang yang cukup punya nama di Jakarta. Sedang pete, walau ukurannya lebih kecil dari jengkpl tapi pete lebih berperan sebagai aromatic food, tidak menjadi makan atau porsi utama dalam suatu menu makanan. Selain itu pete di hari raya selalu naik gila-gilaan dan sampai dengan saat ini pemerintah belum pernah menurunkan kebijakan mengontrol harga pete, termasuk jengkol. Apa alasannya? Saya sampai saat ini belum pernah melihat hasil risetnya.

Terlepas dari kontroversi harga jengkol dan pete saat hari raya, disisi penelitian kesehatan beberapa catatan manfaat jeng pete perlu juga kita cermati, minimal harumnya jeng pete dan rasanya yang dasyat juga diimbangi manfaat kesehatan untuk tubuh, dengan catatan jangan overdosis dan kalap memakannya.

Dikutip dari rubrik kesehatan kontan.co.id (https://kesehatan.kontan.co.id/news/8-manfaat-petai-untuk-kesehatan-menambah-stamina-sampai-mencegah-stroke) manfaat pete diantaranya:

1. Menambah stamina dan meningkatkan daya tahan tubuh dimana pete mengandung serat dan tiga kandungan unsur gula (sukrosa, fruktosa, dan glukosa) sehingga berdasarkan riset petai bisa mengasilkan cukup energi instan selama 90 menit.
3. Mengurangi Depresi dimana hasil survey National Association for Mental, petai mengandung tripofan, asam amino yang diubah menjadi zat serotonon yang bermanfaat untuk membuat tubuh menjadi relaks. Untuk survey ini saya sependapat, karena kenikmatan makan petai dengan sambel beserta lauk ikan asin dan nasi, bisa membuat kita lupa sama sekeliling. Gimana dengan anda?
4. Mencegah Stroke dimana hasil penelitian "England Jurnal Medicine" menyebutkan mengonsumsi perai secara teratur bisa mengurangi risiko kematian akibat stroke sampai 40%.
5. Mencegah Anemia karena petai kaya akan kandungan zat besi yang bisa merangsang produksi hemoglobin dalam darah.
6. Mengurangi tekanan darah tinggi. Menurut Food and Drug Administration (FDA) petai mengandung kalium yang bermanfaat menurunkan tekanan darah.
7. Melancarkan pencernaan karena petai mengandung serat tinggi sehingga bisa membantu melancarkan sistem pencernaan.
8. Menjaga Kesehatan jantung dimana petai mengandung kalium, magnesium, serta mineral yang bisa menormalkan detak jantung dan mengatur keseimbangan cairan tubuh.

Bahkan dinyatakan juga kulit petai selain buahnya juga memiliki manfaat untuk mengobati asam urat dan impotensi. Dasyat kan manfaat pete. 

Sedang sahabat pete, yaitu jengkol tidak kalah juga khasiatnya terhadap kesehatan (https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-jengkol-untuk-kesehatan/) yaitu:

1. Mencegah radikal bebas karena jengkol mengandung zat-zat antioksidan diantaranya polifenol, flavonoid, terpenoid, hingga alkaloid yang bermanfaat mencegah dampak negatif radikal bebas.

2. Mencegah penyakit diabetes dibuktikan dari hasil percobaan pada tikus yang dipublikasikan di Journal of The Science of Food and Agriculture yang menunjukkan bahwa jengkol mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun