Mohon tunggu...
Vivi Damayanti
Vivi Damayanti Mohon Tunggu... -

menjalankan toko online dari rumah, mencurahkan energi dengan menulis di http://vividamayanti.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muara Wahau Journey : Durian Di Tepi Mahakam

31 Agustus 2012   02:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini merupakan tulisan pertama saya setelah mencatat perjalanan ke Muara Wahau

Perjalanan saya kali ini untuk mendampingi sebuah credit union yang dikelola para ibu di desa, dan credit union tersebut bernama CU Blom Bea Ling yang baru saja berdiri.. Perjalalanan ini sendiri merupakan follow up dari studi banding yang dilakukan ibu-ibu tersebut ke Malang pada bulan Juli 2011 lalu.

Flight Sriwijaya Air 15.15, ternyata molor sampe jam 16.00, padahal saya udah dijemput travel sejak pukul 10.00 pagi. Dan satu setengah jam kemudian, saya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Kalimantan, tepatnya di kota Balikpapan.

[caption id="attachment_302" align="aligncenter" width="475" caption="Narsis Malam Malam..."][/caption]

Di pesawat saya membaca majalah yang kebetulan bercerita tentang Balikpapan yang disebut Kota Minyak, dan makanan khasnya: masakan serba kepiting... Sayangnya keinginan saya menikmati kepiting tidak terpenuhi, karena harus menuju Samarinda supaya enggak kemaleman.

Menumpang mobil carteran yang disini disebut taksi, perjalanan ke Samarinda dimulai. Melalui jalan mulus berkelok kelok melewati Bukit Suharto, perjalanan sekitar 3 jam itu sempat terhenti untuk menikmati makanan di RM Tahu Sumedang.. hihi lucu yah... Biasanya kalo tempat makan kan ada namanya kayak gini : Ayam Bakar Pak Kardi, Tahu Telor Bu Sumi... lah ini namanya RM Tahu Sumedang, nama makanan... Tapi pas pesan tahunya malah enggak ada... keabisan.. apees...

Sampai di Samarinda sekitar pukul 22.30, melewati jalan sepanjang Sungai Mahakam yang ternyata kelihatan sangat indah di malam hari. Pandangan mata pun sempat teralihkan oleh deretan Kios Durian di pinggir jalan... huwaaaa pengen...

[caption id="attachment_301" align="aligncenter" width="475" caption="Kios Durian yang menggoda itu.."]

[/caption]

Enggak lama,nyampe di hotel, dan ketemu dengan teman Blom Bea Ling, saya memutuskan untuk hunting durian... saking pengennya... Jadilah kami berempat berjalanan kaki menyusuri tepian Mahakam menuju lokasi durian dijajakan... waaahh ternyata jauh banget... setelah berjalanan kaki 15 menit dan ketemu dengan penjual tahu tek (yang ternyata asal Lamongan) , kami memutuskan menelepon taksi... Lah kata mas nya : masih jauuuuhhh...

 

[caption id="attachment_303" align="aligncenter" width="579" caption="Ditraktir Durian... Asiiikk"]

[/caption]

Dengan taksi, akhirnya nyampe juga ke kios Durian di sepanjang Mahakam (ternyata emang jauuuuuhhh). Seneng sih... tapi duriannya hwhw mahaaal...masa yang gede, kira2 5 kg, mintanya 350 ribu *gubraks* padahal duren lokal... katanya sih dari Sulawesi

Setelah tawar menawar, akhirnya kita dapet 5 biji durian berukuran sedang seharga 200.000, dan dapet bonus satu durian kecil yang ternyata terlalu matang... Jadilah malam itu kita menikmati durian di tepi Mahakam... untung ditraktir hehe...

Akhirnya waktu istirahat tiba... mandi dulu trus tidur, besok pagi kita udah di jalan Muara Wahau, dengan perjalanan sekitar 12 jam melalui jalanan yang "menantang"
(continued)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun