Malang Raya yang telah dikenal sebagai destinasi wisata andalan di Jawa Timur, ternyata juga memiliki sejuta cerita menarik di balik bisnis oleh-olehnya. Berbagai jenis oleh-oleh, mulai dari cindera mata hingga makanan dan minuman, mengisi rak-rak toko oleh-oleh di sini. Namun, apa yang membuatnya begitu istimewa adalah sebagian besar produk tersebut berasal dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang diproduksi dengan sangat sederhana.
Liku-liku yang dialami oleh produsen UMKM ini menjadi fokus perhatian dalam event "Sambang Bolang" yang digelar pada hari Sabtu, 2 September 2023 lalu. Acara ini menyoroti perjalanan UMKM, dan kali ini kita akan membahas CUbrown, yang dikenal memproduksi beragam makanan ringan seperti brownies yang bertransformasi menjadi kripik, pastry, serta nastar.
CUbrown, yang dimiliki dan dikelola oleh Siti Romelah, mampu menciptakan produk makanan ringan yang menarik dan unik. Salah satu produk andalannya adalah brownies dengan keunikan bentuk seperti kripik. Namun, apa yang membuat brownies buatan Romelah begitu istimewa adalah bahan tambahan yang digunakan, yaitu tempe.Â
Menurut Romelah, warga Jetak Lor, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, brownies-nya memiliki keistimewaan tersendiri berkat campuran tempe. Kombinasi yang tak biasa ini memberikan cita rasa yang unik dan menggoda bagi para penggemar makanan ringan. Produk-produk seperti ini membantu menjaga keberagaman kuliner lokal dan memperkaya pengalaman wisatawan yang datang ke Malang Raya.
Namun, perjalanan UMKM seperti CUbrown tidak selalu mulus. Masa pandemi selama sekitar dua tahun (2020-2021) telah menjadi tantangan besar bagi banyak UMKM di seluruh dunia, termasuk Malang Raya. Sebagian besar sektor ekonomi, baik formal maupun informal, merasakan dampaknya. Banyak yang kehilangan pekerjaan, dan beberapa bahkan harus menutup usahanya.
Siti Romelah juga menghadapi situasi sulit ini. Awalnya, ia berjualan makanan di Sekolah SMP Muhammadiyah 08 Dau, yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Namun, dengan adanya pembatasan aktivitas selama pandemi, ia terpaksa harus menutup usahanya di sekolah.
Namun, dalam keadaan yang mendesak, muncullah semangat untuk bertahan. Romelah mencari solusi dan berbekal informasi dari komunitas UMKM yang diikutinya, ia mengetahui tentang event pameran yang menampilkan makanan khas lokal. Dengan tekad yang kuat, ia memutuskan untuk membuat nastar. Hasilnya, kue buatannya mendapat apresiasi tinggi, bahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan pujian atas kreativitas dan kualitas nastarnya.
Transformasi bisnis Siti Romelah adalah contoh nyata dari kekuatan perubahan dan inovasi yang dapat dimunculkan oleh keadaan sulit. Melalui perjuangan dan kerja kerasnya, ia berhasil mengatasi tantangan pandemi dan menjadikan produknya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari warisan kuliner Malang Raya. Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya untuk terus berkembang dan berinovasi, menjadikan Malang Raya sebagai destinasi wisata yang semakin menarik, tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan kuliner yang unik dan kreatif.
Belajar dari Inspirasi Siti Romelah