7. Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada siswa.
     8. Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi siswa-siswa nya.
     9. Guru harus mampu menciptakan suasana demokratis di sekolah.
     10. Guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk  berfikir.
     11. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu di integrasi kan.
     Dalam praktiknya, guru perlu mengingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang tepat untuk semua kebutuhan peserta didik. Ajari peserta didik seperti apa gaya belajar yang sebenarnya cocok untuk mereka. Dari pemberian ajaran tadi, tujuan pembelajaran dapat tercapai, tepat, dan cocok untuk segala situasi dan keadaan. Ketika memilih model pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan latar belakang siswa, sifat pembelajaran, biaya pembelajaran, ketersediaan sumber daya media, dan kondisi guru. Diberikan di bawah ini, pilihan dan penerapan beberapa model pembelajaran sebagai alternatif strategi perubahan untuk berbagai kondisi dan situasi.
     1. Kooperatif (Cooperative Learning)
     Jadi model kooperatif ini adalah model pembelajaran yang baik dengan  bekerjasama saling membantu memecahkan masalah konsep yang sedang dibahas, menyelesaikan masalah, menyelidiki masalah atau mencari informasi. Teori ini bertujuan agar kelompok kohesif (compacted-participative), setiap kelompok beranggotakan kurang lebih 4 -- 5 orang, peserta didik dikelompokkan secara acak (kemampuan, jenis kelamin, karakter), kegiatan tetap dilakukan dalam pengawasan guru dan diberi fasilitas oleh guru maupun lembaga pendidikan, dan ketika jawaban tercapai, peserta didik diminta untuk memberitahukan jawabannya dalam bentuk laporan atau presentasi.
     2. Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching and Learning)
     Fathurrohman (2006:3) mengungkapkan pembelajaran kontektual dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, lalu motivasi belajar muncul, pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana kelas menjadi kondusif dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontektual adalah peserta didik ber aktifitas, peserta didik melakukan dan mengalami kegiatan secara langsung agar tidak hanya menonton dan mencatat saja yang dilakukan oleh peserta didik, dan mengembangkan kemampuan sosialisasi.
     3. Pembelajaran Berbasis Masalah