Visual storytelling berarti cerita yang disampaikan dengan menggunakan suatu visual. Visual dalam hal ini tidak hanya gambar, tetapi video, simbol, dan lain-lain. Sebelum masuk ke dalam pembahasan lebih lanjut, perlu memperhatikan tiga prinsip dalam komunikasi visual :
- Manusia adalah visual utama, verbal adalah yang kedua.
![Mata : Lebih tertarik 3x lipat dengan video daripada tulisan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/17/infographic-5cb74ca6a8bc155c5347eef6.png?t=o&v=770)
- Keputusan dan tindakan kita lebih didasarkan pada reaksi emosional daripada pikiran rasional.
![Persentase dalam otak seseorang](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/17/contenuti-visivi-cervello-039ec1d0498e47675e6dc220e3d76376-5cb7520e3ba7f732db0787a2.png?t=o&v=770)
- Visual merupakan sarana komunikasi paling efektif untuk membangkitkan reaksi emosionalnya serta mengambil suatu tindakan.
![Ekspresi seseorang menggunakan perasaan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/17/drawing-stories-for-user-experiences-ux-april-2015-48-638-5cb752a9cc52834f7a2296fb.jpg?t=o&v=770)
Berdasarkan tiga prinsip tersebut , visual storytelling menjadi hal yang terpenting dalam mempersuasi seseorang melalui visual. Visual storytelling ini memiliki point plus karena mata cenderung akan melihat gambar daripada tulisan. Oleh karena itu, visual story telling memiliki daya tarik untuk dilihat daripada teks. Penulis memerlukan element-elemen pendukung dalam menarik perhatian audience. Terdapat 3 elemen yang diperlukan dalam visual storytelling:
- Things (Sesuatu)
Sesuatu yang dimaksudkan dalam visual storytelling yakni segala hal baik secara fisik maupun non-fisik. Hal secara fisik ini bisa berupa lokasi, bangunan, atau mesin. Dari ketiga hal tersebut ketika diambil visualnya dapat menjadi langkah dalam melakukan sesuatu.
- People (Orang)
![Orang menjadi "agen" dalam perubahan.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/17/20851975-3d-people-men-person-talking-5cb753783ba7f758cb4a7b92.jpg?t=o&v=770)
- Processes (Proses)
![Proses dalam pemikiran kita dengan melakukan pertimbangan terhadap suatu kegiatan.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/17/feature-blog-images-brain-5cb74fa1a8bc156757581ed3.jpg?t=o&v=770)
Pembahasan diatas mengemukakan bahwa visual storytelling perlu memperhatikan beberapa hal. Upaya dalam menarik perhatian seseorang tak hanya dengan visualnya tetapi perlu menggunakan data story. Ada empat alasan bahwa suatu visual (gambar) perlu di dukung dengan data story.
![Salah satu contoh visual menggunakan data story](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/17/blackberry-smb-infographic-5cb75031cc528321df12a7a3.jpg?t=o&v=770)
- Mengapa harus menceritakan visual story
Visual story sejatinya sudah digunakan sejak lama. Terlebih di era sekarang ini, dengan berbagai kemudahan akses melalui media sosial menjadi trend. Cerita dengan menggunakan data membuat seseorang lebih mudah dalam memahami dan memaknai sebuah pesan.
- Pengelihatan dapat mudah di prediksi