Mohon tunggu...
Vivi SilviaIndramayanti
Vivi SilviaIndramayanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya adalah seorang guru di SMK N 1 Jatibarang sebagai Guru Mata pelajaran Kimia, saya mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 4 dari Kabupaten Indramayu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.10 Aksi Nyata Pengambilan Keputusan

5 Mei 2022   04:30 Diperbarui: 5 Mei 2022   04:38 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran Pendidik dalam Pengambilan Keputusan 

Mei 5, 2022

3.1.a.10. Aksi Nyata

Sebagai seorang pendidik tentu mampu mengatasi menurunnya motivasi belajar yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menurunnya motivasi belajar ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor intrinsik dari dalam siswa itu sendiri maupun ekstrinsik dari lingkungan belajarnya, salah satunya pengajar itu sendiri. Apalagi tiba saat penilaian sumatif yang secara rutin dilaksanakan tiap tahunnya, khususnya bulan ini April 2022 siswa kelas XII SMK N 1 Jatibarang harus melaksankan ujian Sekolah sebagai syarat kelulusan meraka nanti.

Pelaksanaan US kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Maraknya informasi dari media sosial dan info pada SIMPKB mengenai kurikulum merdeka ini berdengung kencang di setiap satuan pendidikan, tak terkecuali sekolah tempat saya bekerja. Oleh karena itu Kepala Sekolah SMK N 1 Jatibarang mencoba untuk sedikit memperkenalkan kurikulum ini pada guru-guru dan siswa kami dengan membuat proses penilaian tidak lagi menggunakan tes tulis, baik itu pilihan ganda maupun essay.

Kurikulum merdeka menekankan bahwa pembelajaran harus menghasilkan siswa yang memiliki karakter profil pelajar pancasila dan proses pembelajarannya mengandung unsur TPACK (technological Pedagogical Content Knowledge), oleh karena itu sekolah kami mebuat keputusan bahwa penilain Ujian Sekolah dilaksanakan dengan penilaian berbasis project atau sering kita kenal dengan PJBL (Pembelajaran Project Based Learning), dimana setiap siswa diberikan penugasan untuk membuat sebuah rencana proyek oleh guru mapel masing-masing dan sesuai materi yang di ujikan.

dokpri
dokpri

Pada mulanya saya merasa ini akan terasa sangat sulit karena belum terbiasa untuk melakukan penugasan proyek pada siswa, apalagi syarat kelulusan kelas XII pada mapel Kimia yang materinya  hanya diberikan pada saat kelas X. Hal ini membuat saya menjadi dilema, karena beberapa kelas XII SMK berbeda dengan kelas XII SMA, karena SMK difokuskan untuk menjadi tenaga ahli sedangkan SMA diperuntukan untuk lanjut kembali ketingkatan yang lebih tinggi yaitu perkuliahan, sehingga menjelang US dan kelulusan beberapa siswa SMK sudah mulai magang di industri dan lainnya sibuk mencari lowongan pekerjaan dan ada beberapa yang mengikuti SNMPTN. Timbul pertanyaan di dalam diri saya, bagaimana melakukan evaluasi berbasis proyek ini dengan situasi dan keadaan siswa yang berbeda-beda?

Begitu banyak pertimbangan yang saya lakukan, namun dengan penerapan paradigma dan prinsip dilema etika serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini saya menjadi lebih mudah dalm mengambil keputusan, saya melakukan koordinasi dengan kepala sekolah SMK N 1 Jatibarang dan waka kurikulum serta beberapa teman sejawat dan meminta saran mereka mengenai hal tersebut. Terlebih lagi saya melakukan kolaborasi dengan teman MGMP mapel Kimia di sekolah, serta meminta saran ketua MGMP kabupaten. Finally,  menggunakan berbagai saran dari semua rekan, saya memutuskan untuk memberikan penugasan sederhana yang dapat dilakukan mandiri dan kelompok dengan memanfaat bahan-bahan yang ada disekitar siswa, sehingga memudahkan mereka untuk melakukan sebuah proyek, sehingga tidak perlu mencari dan membeli alat dan bahan kimia yang  mahal, kemudian proses pengerjaan proyek tersebut mereka publikasikan di sosial media, baik itu instagram, facebook, youtube dan lainnya, sebagai bagian dari aspek TPACK dalam pembelajaran.

dokpri
dokpri

Hasil Penialain US berbasis proyek ini sangat berbeda dari ekpektasi, realitanya para siswa membuat berbagai macam hasil proyek yang sangat beragam dan luar biasa, penggunan aplikasi teknologi yang mudah di dapat dari playstore menghasikan hasil video proyek yang bagus-bagus dan bahkan saya sebagai pengajarnya pun belum tentu bisa. Ada beberapa hasil proyek siswa dapat dilihat di link berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=glwOIyRhlbI

https://www.youtube.com/watch?v=YaMSARFB9w8

https://www.youtube.com/watch?v=RyBqn6gOlIo


Oleh karena hasil yang sangat memuaskan ini saya merasa aksi nyata yang saya lakukan tidak sia -- sia. Pada awalnya saya merasa siswa akan terasa berat untuk mngerjakan penugasan ini dan sulit sekali dilakukan di rumah masing-masing tanpa bimbingan guru, namun hasilnya justru sangat luar biasa, itu yang membuat saya merasa sangat bersalah karena meragukan kemampuan siswa siswinya, padahal mereka memiliki banyak potensi dan bakat dalam membuat video hasil proyek, malahan jauh lebih kreatif.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Pada akhirnya saya menyadari bahwa sebuah kemampuan seorang murid tidaklah hanya sekedar menilai dari luarnya, guru bukanlah pengajar yang selalu mendampingi muridnya belajar setiap waktu, namun percayalah bahwa murid bisa mandiri dan mencari pengetahuannya sendiri dengan potensi, bakat dan kemapuan yang mereka miliki, sehingga tercapailah karakter profil pelajar pancasila. Seorang guru hanya lebih dulu tahu materi atau ilmunya, ini hanya masalah waktu, jangan pernah menganggap murid tidak bisa melakukakan apa-apa tanpa gurunya, biarkan mereka bebas dan merdeka dengan cara mereka sendiri dan menemukan pengetahuannya sendiri. Inilah yang mungkin dimaksud dengan tujuan dari kurikulum merdeka yang marak di gaungkan kementrian pendidikan indonesia, yaitu mengekplore potensi murid dalam menghadapi zamannya yang akan datang dan bersiap untuk menjadi generasi maju di era yang penuh tantangan ini.

Tak lepas dari semua pelaksanaan penilaian US yang sangat memuaskan ini, tentu ada beberapa yang harus di refleksikan, terutama dalam penggunaan lembar kriteria penilaian proyek yang harus di sempurnakan lagi sehingga dapat menilai secara keseluruhan penugasan yang diberikan, beberapa kriteria harus di tambahakan dan kriteria yang tidak perlu tentu akan di hilangkan. Selain itu pembiasaan penilaian berbasis proyek dan TIK ini harus dilakukan secara rutin, sehingga menjadi praktik baik dalam proses pembelajaran, dengan demikian siswa nantinya terbiasa dengan penugasan proyek seperti ini. Tak kalah lebih penting lagi, setidaknya dengan aksi nyata ini,  saya punya gambaran pelaksanaan proses pembelajaran kurikulum terbaru ini sebelum benar-benar diresmikannnya penggunaan kurikulum merdeka di seluruh satuan pendidkan, khususnya di SMK N 1 Jatibarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun