Peran Pendidik dalam Pengambilan KeputusanÂ
Mei 5, 2022
3.1.a.10. Aksi Nyata
Sebagai seorang pendidik tentu mampu mengatasi menurunnya motivasi belajar yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menurunnya motivasi belajar ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor intrinsik dari dalam siswa itu sendiri maupun ekstrinsik dari lingkungan belajarnya, salah satunya pengajar itu sendiri. Apalagi tiba saat penilaian sumatif yang secara rutin dilaksanakan tiap tahunnya, khususnya bulan ini April 2022 siswa kelas XII SMK N 1 Jatibarang harus melaksankan ujian Sekolah sebagai syarat kelulusan meraka nanti.
Pelaksanaan US kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Maraknya informasi dari media sosial dan info pada SIMPKB mengenai kurikulum merdeka ini berdengung kencang di setiap satuan pendidikan, tak terkecuali sekolah tempat saya bekerja. Oleh karena itu Kepala Sekolah SMK N 1 Jatibarang mencoba untuk sedikit memperkenalkan kurikulum ini pada guru-guru dan siswa kami dengan membuat proses penilaian tidak lagi menggunakan tes tulis, baik itu pilihan ganda maupun essay.
Kurikulum merdeka menekankan bahwa pembelajaran harus menghasilkan siswa yang memiliki karakter profil pelajar pancasila dan proses pembelajarannya mengandung unsur TPACK (technological Pedagogical Content Knowledge), oleh karena itu sekolah kami mebuat keputusan bahwa penilain Ujian Sekolah dilaksanakan dengan penilaian berbasis project atau sering kita kenal dengan PJBL (Pembelajaran Project Based Learning), dimana setiap siswa diberikan penugasan untuk membuat sebuah rencana proyek oleh guru mapel masing-masing dan sesuai materi yang di ujikan.
Pada mulanya saya merasa ini akan terasa sangat sulit karena belum terbiasa untuk melakukan penugasan proyek pada siswa, apalagi syarat kelulusan kelas XII pada mapel Kimia yang materinya  hanya diberikan pada saat kelas X. Hal ini membuat saya menjadi dilema, karena beberapa kelas XII SMK berbeda dengan kelas XII SMA, karena SMK difokuskan untuk menjadi tenaga ahli sedangkan SMA diperuntukan untuk lanjut kembali ketingkatan yang lebih tinggi yaitu perkuliahan, sehingga menjelang US dan kelulusan beberapa siswa SMK sudah mulai magang di industri dan lainnya sibuk mencari lowongan pekerjaan dan ada beberapa yang mengikuti SNMPTN. Timbul pertanyaan di dalam diri saya, bagaimana melakukan evaluasi berbasis proyek ini dengan situasi dan keadaan siswa yang berbeda-beda?
Begitu banyak pertimbangan yang saya lakukan, namun dengan penerapan paradigma dan prinsip dilema etika serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini saya menjadi lebih mudah dalm mengambil keputusan, saya melakukan koordinasi dengan kepala sekolah SMK N 1 Jatibarang dan waka kurikulum serta beberapa teman sejawat dan meminta saran mereka mengenai hal tersebut. Terlebih lagi saya melakukan kolaborasi dengan teman MGMP mapel Kimia di sekolah, serta meminta saran ketua MGMP kabupaten. Finally,  menggunakan berbagai saran dari semua rekan, saya memutuskan untuk memberikan penugasan sederhana yang dapat dilakukan mandiri dan kelompok dengan memanfaat bahan-bahan yang ada disekitar siswa, sehingga memudahkan mereka untuk melakukan sebuah proyek, sehingga tidak perlu mencari dan membeli alat dan bahan kimia yang  mahal, kemudian proses pengerjaan proyek tersebut mereka publikasikan di sosial media, baik itu instagram, facebook, youtube dan lainnya, sebagai bagian dari aspek TPACK dalam pembelajaran.
Hasil Penialain US berbasis proyek ini sangat berbeda dari ekpektasi, realitanya para siswa membuat berbagai macam hasil proyek yang sangat beragam dan luar biasa, penggunan aplikasi teknologi yang mudah di dapat dari playstore menghasikan hasil video proyek yang bagus-bagus dan bahkan saya sebagai pengajarnya pun belum tentu bisa. Ada beberapa hasil proyek siswa dapat dilihat di link berikut: