Adanya pengelolaan aspek sosial dan emosinal yang telah dipelajari pada modul 2.2 pada LMS PPGP pada PSE (Pembelajaran Sosial Emosional), menjadi dasar bagi seorang pendidik dalam pengambilan keputusan, dengan memiliki pengendalian diri ketika menghadapi situasi dilema etika, berbagai keterampilan pengetahuan, sikap dan mainfulness yang dimiliki, akan membuat hubungan diri dengan lingkungan sosial menjadi lebih harmonis.
Seperti kutipan Rusdy Rukmarata, Budayawan " Kebahagian adalah pada saat kita dapat menghargai apa yang ada disini dan sekarang dan dapat membangun hubungan maupun kerjasama dengan orang lain atas dasar hormat dan saling menghargai', makna kutipan ini dapat kita ajarkan kepada murid, bahwa dalam kehidupan sosial haruslah saling manghargai satu sama lain, dan menyadari keberadaan dirinya. Mereka harus bertahan menghadapi masalah dan memecahkan masalah dengan cara pengambilan keputusan dengan dasar kesadaran penuh dengan teknik STOP ( Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed).
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Nilai-nilai kebajikan universal tentu tertanam dalam jiwa pendidik, nilai ini lah yang harus pula ditumbuhkan pada muri-muridnya sebagai landasan untuk dapat memecahkan masalah dalam proses mencapai kodrat alam dan zamannya. Ketika seorang pendidik mengalami situasi konflik atau masalah moral dan etika, maka kembali lagi pada nilai yang dianut oleh pendidik untuk melakukan tindakan dan melakukan restitusi, apakah konflik tersebut masuk kedalam bujukan moral atau dilema etika.
6. Pengambilan Keputusan Yang Tepat Akan Berdampak Pada Terciptanya Lingkungan yang Positif, Kondusif, Aman, dan Nyaman
Pengambilan keputusan yang tepat tentu akan berdampak baik bagi lingkungan dan semua pihak, apabila itu terjadi dalam dunia pendidikan maka akan terciptanya proses belajar mengajar yang nyaman dan kondusif. Selain itu, penerapan dan pembiasaaan budaya dan disiplin  positif akan  menciptakan lingkungan yang positif pula, harapannya keputusan yang telah di buat bermanfaat bagi semuanya tanpa harus menyudutkan pihak-pihak tertentu atau kelompok.Â
Dengan terjalinnya kolaborasi dari pendidik dengan pimpinannya, atau bahkan guru dengan muridnya serta guru dengan teman sejawatnya yang bekerja sama dan saling berbagi pendapat untuk mencapai tujuan bersama. Begitu pula sebaliknya apabila keputusan yang di ambil cenderung tergesa-gesa dan menyudutkan salah satu pihak/kelompok maka berakibat lingkungan jadi tidak kondusif, akan ada pengkotakan dalam komunitas sekolah sehingga tidak ada keharmonisan didalam lingkungan tersebut.
7. Kesulitan-Kesulitan Dalam Pengambilan Keputusan Dengan Kasus-Kasus Dilema Etika
Kesulitan-kesulitan yang cenderung timbul ketika melakukan pengambilan keputusan dapat terjadi ketika situasi tersebut merupakan dilema etika (bener vs benar) atau situasi yang cenderung terjadi ketika seorang pendidik harus memilih antara dua pilihan dimana keauda pilihan secara moral benar namun bertentangan dengan nilai kebajikan.Â
Atau bahkan kesulitan itu timbul jika ada beberapa pihak yang masih tetap mempertahankan opininya dan mementingkan kelompok tertentu sehingga merugikan kelompok lain. Hal lain pula terjadi kesulitan dalam pengambilan keputusan karena perbedaan budaya dan kebiasaan/aturan yang dianut masyarakat tertentu, sehingga diskusi mencapai mufakat pun tidak sepakati semua pihak. Oleh karena itu, diharapkan semua pihak dapat menanamkan nilai-nilai kebajikan universal dalam dirinya serta mampu mengelola dirinya agar setiap kesulitan tersebut dapat diminimalisir.
8. Pengaruh Pengambilan Keputusan Pengan Pengajaran Yang Memerdekakan Murid