Mohon tunggu...
Siti MusfirotulKhusna
Siti MusfirotulKhusna Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya seorang pengajar pendidikan jasmani dijenjang sekolah dasar. gemar beraktivitas olahraga serta berkegiatan yang bermanfaat dalam suatu komunitas. selain itu saya juga gemar membaca. kurang pandai berbicara. dan sekarang ingin mulai belajar menulis. semoga tulisan tulisan saya bisa menjadi manfaat untuk para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara serta Penerapannya dalam Dunia Pendidikan

1 April 2024   12:43 Diperbarui: 1 April 2024   12:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

siapa yang tidak mengenal nama Ki Hajar Dewantara? beliau adalah seorang putra bangsa, pahlawan negara dibidang pendidikan. beliau pula pendiri sekolah  yang diberi nama taman siswa di jogjakarta sebagai gerbang kemerdekaan pendidikan di Indonesia. pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara juga masih digunakan dalam dunia pendidikan hingga saat ini. banyak kutipan Ki Hajar Dewantara yang masih menjadi tauladan pendidikan, diantaranya yang paling dikenal dan menjadi semboyan pendidikan di indonesia adalah " ing ngarso sung tuladha ing madya mangun karsa tut wuru handayani. artinya ing ngarsa sung tuladha merujuk pada ketika berperan sebagai pemimpin pembelajaran di depan siswa maka kita patut memberikan contoh yang baik, ing madya mangun karsa memiliki arti ketika berada di tengah-tengah siswa harus dapat mengembangkan ide  dan inovasi untuk anak  dan tut wuri handayani dimaknai sebagai seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan dan arahan untuk para siswa. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. menurut KHD (2009), "pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya".

sebelum mengenal filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara pendidikan senantiasa berpusat kepada guru, seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan selalu bergantung kepada guru . pembelajaran cenderung monoton dengan hanya menerapkan metode pembelajaran ceramah dimana guru bercerita panjang lebar sedangkan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan sesekali mencatat kemudian guru memberikan tugas untuk mengulas apa yang telah disampaikan. pada saat itu keheningan dalam kelas juga diartikan oleh guru sebagai salah satu keberhasilan dalam menyampaikn materi.  selain itu tujuan guru dalam mendidik hanya sebatas mengajar, dimana tugas utama hanya menyampaikan materi dan berfokus pada ketercapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) tanpa mempedulikan kebutuhan anak, seperti  kecepatan belajar, tipe belajar, karakteristik serta kekhasan dan potensi lain yang dimiliki anak. tentunya masing-masing anak berbeda serta memiliki kekurangan dan kelebihanya masing-masing. 

jika mengacu apa yang telah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan seharusnya menghamba pada anak, artinya pendidikan harus mengutamakan kepentingan anak. kepentingan yang dimaksud adalah terkait dengan menciptakan ruang bagi anak untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). demi mencapai merdeka lahir dan batin tersebut adalah tugas guru sebagai pendidik untuk menuntun anak memenuhi kebutuhan diri anak untuk bertumbuh. dalam peran menuntun anak pendidik juga harus memahami bahwa setiap anak berbeda, Menurut KHD setiap anak itu istimewa adanya; mereka punya keunikan dan karakteristik tersendiri sebagai individu. dari keunikan dan karakteristik tersebut jika terlihat masih samar maka tugas pendidik untuk menuntun menguatkan keunikan dan karakeristiknya, namun jika sudah terbentuk sangat kuat maka tugas pendidik pula untuk mengarahkan agar tidak sampai melenceng ke arah yang tidak baik.

menurut Ki Hajar Dewantara dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama. kodrat alam erat kaitannya dipengaruhi oleh lingkungan sang anak, lingkungan paling dekat adalah lingkungan keluarga. keluarga menjadi tempat paling baik untuk menjadi tauladan dari orangtua kepada anak. keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk mendidik sikap  sosial dan karakter  anak. Keluarga juga dapat menjadi tempat  pendidikan paling tepat bagi anak untuk melatih budi-pekerti (pembentukan watak individual). sedangkan kodrat zaman menjadi suatu tantangan yang harus dilalui karena bersifat dinamis dan senantiasa berkembang.  saat ini pendidikan harus berkembang berdasarkan abad 21 dimana keberlangsunganya berkaitan dengan pemanfaatan teknologi. pendidik tidak boleh tertinggal oleh zaman, mereka harus tau apa yang diminti oleh anak pada saat ini sehingga menimbulkan gairah anak untuk beljar.

dalam penerapan terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan yang saya lakukan yang paling dasar adalah mengubah konsep berpikir bahwa seharusnya pendidikan itu seharusnya berpusat pada anak. pendidikan yang baik bukanlah ketika kita terus menerus memberikan materi kepada anak. melainkan anak harus mampu berkembang dengan baik dengan cara membuatkan desain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk mengenali dan menggali potensi serta bakatnya masing-masing. selain itu pendidikan haruslah memfasilitasi anak dalam mengeksplorasi diri juga menjadi penuntun dalam menanamkan budi pekerti dalam diri anak sehingga anak mampu berkembang dan bertumbuh menjadi manusia seutuhnya. hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yang saya kehendaki setelah mempelajari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. melalui pendidikan jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya saya akan berupaya mengeksplorasi potensi anak serta menanamkan nilai-nilai karakter melalui permainan- permainan modifikasi dn permainan tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun