Mohon tunggu...
vivi hotmiani sidauruk
vivi hotmiani sidauruk Mohon Tunggu... KARYAWAN SWASTA -

lebih ke bersyukur aja, atas segala macem warna warni yang ada di dalam hidup gw.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Manakah Kemerdekaan Itu?

7 Agustus 2018   12:02 Diperbarui: 7 Agustus 2018   13:09 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UUD 1945 adalah Dasar Hukum tertulis Bangsa Indonesia, mengalami perubahan (Amandemen) sampai pada tanggal 10 Agustus 2002 yaitu Amandemen keempat, namun yang menarik dari setiap perubahan undang udang dasar 1945 yang diajukan, pada pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi "  Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat" pasal ini tidak mengalami perubahan.

Dari pasal ini ada pernyataan yang menggaransi masyarakat Indonesia tidak akan kekurangan, Tapi garansi yang diberikan menurut saya tidak berjalan dengan baik, dimana disudut kota yang tak jauh dari Ibu Kota masih banyak masyarakat yang tidak dapat menikmati dengan baik apa yang tertulis pada pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tersebut.

Perjalanan 1 jam jarak tempuh yang saya harus lalui setiap pagi dari rumah menuju kantor, disepanjang jalan saya selalu mendapat suguhan pemandangan yang sangat tidak wajar. Dimana sepanjang kali kotor dengan air yang sudah hitam banyak sampah-sampah,Jamban Darurat namun kali itu masih menjadi sumber kehidupan untuk warga sekitar, digunakan untuk mencuci bahkan tak jarang di jadikan tempat arena tawa canda yang membahagiakan untuk anak-anak pemukin sekitar dengan mandi di kali yang menurut saya sangat kotor.

KALI SEPANJANG JALAN CADAS
KALI SEPANJANG JALAN CADAS
Setiap melihat pemandangan ini selalu terbesit dalam pikiran pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit menemukan jawabannya, diantaranya :
  • Apakah warga tidak punya air bersih dirumah?
  • Apakah pakaian yang di cuci dan di pakai setelah kering tidak bau atau membuat kulit alergi atau terkena penyakit gatal-gatal.
  • Apakah selama mencuci kaki para ibu-ibu terendam tidak kena penyakit kutu air atau jamur.
  • Apakah anak -- anak yang tertawa lepas bercanda ria dengan teman-temannya tidak memiliki ruang bermain yang layak sampai harus di kali kotor yang menumpuk sampah?
  • Apakah perangkat desa tidak pernah mensosialisaikan gaya hidup sehat dan bersih?
  • Apakah Pemerintah tidak melihat keadaan ini?

Beberapa pernyataan diatas tersebut mungkin sangat konyol diutarankan dalam hati, tapi mata sangat miris melihatnya.

img-20180806-070951-5b692ab45a676f4db369b6f5.jpg
img-20180806-070951-5b692ab45a676f4db369b6f5.jpg
Pemandangan ini bagai suguhan pagi pengganti kopi dan sepotong pisang goreng bagi kami para pekerja yang berlomba lomba menyusuri jalan Cadas menuju Kota Tangerang atau lokasi lainnya.

KALI SEPANJANG JALAN CADAS, MAAF BAGI YANG DIFOTO TANPA IJIN
KALI SEPANJANG JALAN CADAS, MAAF BAGI YANG DIFOTO TANPA IJIN
Itulah kisah saya di pagi hari.

Tak berhenti disitu setiap sore hari pulang kantor menuju rumah dengan jarak tempuh yang sama juga memberikan cerita yang berbeda, dimana sepanjang jalan Cadas menuju Rajeg yang mulai gelap karena sang mentari sudah mulai terbenam. Disepanjang jalan mata akan tertuju pada jalanan yang menjadi jalan utama bagi masyarakat menuju Kukun,Rajeg,dan sekitar dimana jalanan rusak dan polisi tidur yang tidak mengikuti aturan standar pemerintah dengan banyaknya lebih dari 50 polisi tidur, jika pagi hari saya di suguhi pemandangan ibu-ibu nyuci dikali berbeda dengan sore hari, saya di suguhi banyaknya tiang listrik tetapi tidak ada lampu jalan ( penerangan jalan umum) yang menerangi jalan, yang menurut saya dengan tidak adanya lampu jalan tersebut kejahatan, kecelakaan bisa terjadi setiap saat.

jalan raya cadas, maaf bagi yang terfoto tanpa ijin
jalan raya cadas, maaf bagi yang terfoto tanpa ijin
Timbul pertanyaan lagi :
  • Apakah Pemda tidak pernah jalan jalans sore lewat sini yah?

Sampai saat ini lampu jalan/penerangan jalan umum menuju cadas dan daerah sekitar di bantu dengan warga sekitar yang berjualan di pinggir jalan atau lampu-lampu teras warga.

img-20171220-175817-5b692e57677ffb7b01247db4.jpg
img-20171220-175817-5b692e57677ffb7b01247db4.jpg
Bahkan sampai menuju tempat tinggal saya di Jalan Rajeg Rajawali, penerangan jalan umum pun tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun