Daun kelor yang dijus atau dijadikan bubuk adalah suplemen herbal Ayurveda yang populer untuk mengobati peradangan sendi, nyeri otot dan kondisi rematik terkait. Ini karena sifat anti-inflamasi dan analgesiknya. Profil nutrisi yang tinggi juga sangat mendukung tulang yang kuat dan meningkatkan sirkulasi darah ke persendian, menjaga dari pengeroposan tulang dan osteoporosis.
Menurut berbagai penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, terdapat bukti yang mendukung manfaat kelor sebagai agen anti-inflamasi. Ini terdapat pada daun selain biji dan akar tanaman kelor.
Berikut adalah sumber dari penelitian tersebut:
- Dalam studi hewan yang diterbitkan tahun 2012 di Frontiers in Pharmacology menyatakan bahwa, "Ekstrak dari daun M. oleifera telah terbukti memodulasi kekebalan humoral dan seluler pada tikus. Tikus percobaan tersebut telah menunjukkan sifat anti-inflamasi yang kuat pada kasus radang kaki."
- Dalam studi lain 2011 berjudul, "Efek analgesik ekstrak metanol daun atau akar Moringa Oleifera" menunjukkan bahwa "Ekstrak metanol dari akar atau daun kelor efektif dalam pengurangan rasa sakit yang disebabkan oleh CFA pada tikus. Perbandingan terapi tunggal dan kombinasi ekstrak akar dan daun juga menunjukkan efek sinergis pada pengurangan rasa sakit.
Peradangan merupakan bagian integral dari sejumlah kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes dan aterosklerosis. Salah satu manfaat kelor sebagai sayuran berdaun hijau adalah sebagai sumber asam lemak omega-3. Omega-3 dan minyak turunannya diketahui mengurangi peradangan dalam tubuh dan membantu melawan efek asam lemak AA pro-inflamasi, minyak nabati olahan, dan produk hewani yang diberi makan biji-bijian.
Manfaat Kelor sebagai Senyawa Antioksidan
Kelor mengandung kombinasi langka dari banyak antioksidan bermanfaat lainnya seperti flavonoid dan polifenol quercetin, rutin, kaempferol, myricetin, zeatin, beta-sitosterol, caffeoylquinic dan asam klorogenat. Banyak dari unsur ini bertindak sebagai anti-inflamasi serta menetralisir radikal bebas.
Penelitian ilmiah menemukan bahwa mengkonsumsi 1,5 sendok teh makan (7 gram) bubuk daun kelor setiap hari selama tiga bulan secara signifikan meningkatkan kadar antioksidan darah.
Ekstrak daun kelor juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan dan meningkatkan umur simpan daging dengan mengurangi oksidasi.
Manfaat Biji Kelor
Biji kelor biasanya digunakan untuk tiga tujuan utama selain sebagai bibit penumbuh pohon. Bijinya sendiri merupakan sumber minyak yang kaya, sering disebut "Minyak Ben", dan dapat diekstraksi melalui proses penyulingan minyak untuk dikonsumsi atau digunakan pada tubuh seperti wajah, rambut dan badan. Biji matang segar juga bisa dimasak dan dimakan seperti kacang polong.
Biji kelor mengandung dua senyawa antibiotik dan antijamur alami, yang disebut pterygospermin dan benzil isothiocyanate, dan digunakan untuk mengobati atau menghilangkan infeksi bakteri. Biji kering yang dihancurkan juga digunakan sebagai cara yang efektif untuk memurnikan air di negara-negara terbelakang. Tergantung pada kualitas air, antara 50 hingga 150 miligram biji kelor cukup untuk mengolah satu liter air.
Seperti Apa Rasa Kelor?
Moringa memiliki rasa gurih "hijau" sedikit seperti kaldu sayuran pekat dan paling baik dicampur ke dalam makanan dan minuman atau digunakan sebagai bumbu.
Daun Kelor sangat tinggi protein (sekitar 38%) dan mengandung 18 asam amino, termasuk 9 esensial: histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin.