6. Kesediaan untuk menunda penilaian. Dia tidak memaksakan diri untuk menjawab jika penyidikan belum mendapatkan bukti yang diperlukan. Bukti yang dimaksud dapat dihasilkan melalui pendekatan deduksi, dapat juga menggunakan pendekatan induksi melalui observasi atau observasi, wawancara, dan kuesioner kepada objek penelitian.
7. bisa berubah. Bersikap tentatif berarti tidak dogmatis terhadap hipotesis atau kesimpulan, tetap menyadari bahwa tingkat kepastian pembuktian selalu kurang dari seratus persen dan selalu memungkinkan timbulnya keraguan, yang karenanya memungkinkan untuk meninjau kembali apa yang diyakini benar.
KESIMPULAN
1. Kebenaran,
Kebenaran ternyata sangat luas cakupannya, tidak hanya sebatas "apa yang sesuai dengan fakta". Kebenaran ilmiah sendiri merupakan pernyataan yang sesuai dengan fakta yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu.
Berbicara tentang kebenaran ilmiah, sejarah telah menyajikan fakta bahwa apa yang dianggap benar kemarin belum tentu dianggap benar hari ini, demikian pula apa yang dianggap benar hari ini bukanlah harga mati untuk menyatakan hari esok salah. Filsafat ilmu adalah perenungan filosofis yang tidak akan pernah mengenal titik jenuh, lelah menjelajah cakrawala ilmu demi menemukan kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang tidak akan pernah habis kita pikirkan dan tidak akan pernah habis penjelasannya. Oleh karena itu, untuk mencari dan menemukan kebenaran ilmiah diperlukan sikap keterbukaan, kerendahan hati, dan keinginan untuk mengadakan dialog ilmiah yang cerdas.
2. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada dalam diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi permasalahan ilmiah. Guru hendaknya membiasakan sikap ilmiah agar tumbuh dalam diri siswa. Sehingga ketika siswa menyadari bahwa pengetahuannya masih terbatas, maka akan tumbuh rasa ingin tahu dari dalam dirinya untuk menggali lebih banyak informasi. Dengan demikian, pembelajaran biologi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memberdayakan anak untuk belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H