Mohon tunggu...
vitta aprilliandani
vitta aprilliandani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Lansia Baru di Era Teknologi Digital

27 Mei 2024   22:19 Diperbarui: 27 Mei 2024   22:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah untuk memanfaatkan momentum ini salah satunya melalui perubahan paradigma terkait lansia. Sampai saat ini masih berkembang persepsi salah terhadap lansia, dengan menganggap mereka sebagai beban. Juga terjadi pengucilan sosial, dan berkembangnya ageism (tindakan yang berupa stereotip, prasangka, dan diskriminasi terhadap lansia). Bahkan, disinyalir tindakan tersebut cenderung meningkat saat pandemi ini. Kejadian ini tidak terlepas dari orang yang dekat dengan lansia, misal pasangan, anak, menantu, cucu, atau pendampingnya. Dengan demikian, perlu peningkatan pemahaman terkait lansia bahwa mereka masih berharga, bukan hanya tinggal menunggu giliran dipanggil Tuhan. Mereka yang sehat masih berharga di dalam keluarga, pekerjaan sukarela, bisnis, politik, atau berbagi pengalamannya yang berharga untuk generasi muda.Hal lain yang penting dalam kehidupan lansia adalah hubungan antargenerasi yang harmonis. Jika tidak harmonis, adanya perbedaan kohor kelahiran dapat menyebabkan konflik dan komunikasi yang tidak lancar.

Terkait dengan pemanfaatan teknologi, harapannya generasi muda dapat menjadi mitra. Umumnya lansia masih banyak yang "gaptek" karena tingkat pendidikannya rendah. Mereka yang lebih muda dapat memberikan bantuan cara menggunakan teknologi digital dan kemudahan mengaksesnya. Di sisi lain, pemerintah juga perlu upaya untuk peningkatan mutu jaringan sehingga semua wilayah dapat mengakses teknologi digital dengan baik. Memiliki literasi digital dan akses terhadap teknologi merupakan keharusan dan tidak bisa ditunda. Ini juga hal yang sangat diperlukan terutama jika ingin mencapai 5.0 society. Saat ini Jepang sedang mengupayakan ke arah itu. Pada era ini, teknologi digital diaplikasikan dan berpusat pada kehidupan manusia. Setiap orang termasuk lansia diharapkan dapat bertransformasi mengaksesnya sehingga memudahkan dalam berinteraksi dan melakukan kegiatan sehari-hari.

Jika melihat kondisi negara kita yang sedang mengupayakan industri 4.0, tentunya ini merupakan tantangan yang cukup besar. Persoalan kepemilikan dan akses terhadap teknologi digital seiring dengan adanya ketimpangan (pendapatan, desa-kota, jender) perlu ditangani dengan baik oleh pemerintah. Harmonisasi antara pusat dan daerah suatu hal yang menjadi keharusan, dan perlu implementasi nyata dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Sumber :
 https://www.kompas.id/baca/opini/2021/06/06/lansia-baru-di-era-digital/
https://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/download/1245/1236/3999
Darmojo, B. (2002). "Perkembangan Usia lanjut di indonesia". Kompas[29 Mei 2002]
Departemen Kesehatan RI (1992). Pedoman Pembinaan Kesehutan Usia Lanjut hagi Petugas kesehatan, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.
Departemen Sosial RI. (1996). Pelembagaan Lanjut Usia Dalam Kehidupan Bangsa, Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun