gender", tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan itu? Gender adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peran, tanggung jawab, dan harapan yang diberikan oleh masyarakat kepada individu berdasarkan jenis kelamin mereka, baik itu laki-laki atau perempuan. Namun, ide tentang gender jauh lebih rumit daripada sekadar membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "Apa Itu Inklusi Gender?
Inklusi gender adalah ide bahwa semua orang harus diperlakukan sama, terlepas dari jenis kelamin mereka. Ini berarti memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, untuk berpartisipasi, berkembang, dan sukses dalam segala hal. Tidak ada diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.Â
Inklusi gender sangatlah penting karena setiap orang memiliki potensi yang sama untuk memberikan kontribusi dan mencapai tujuan mereka. Ketika kita memperlakukan semua orang dengan adil, masyarakat menjadi lebih kuat dan lebih adil. Ketika laki-laki dan perempuan bekerja bersama-sama tanpa hambatan, mereka bisa mencapai hal-hal besar.
Contoh Inklusi Gender dalam Kehidupan Sehari-hari:
1. Pendidikan: Semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus memiliki akses ke pendidikan yang baik dan setara. Guru harus memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk belajar dan berkembang.
2. Pekerjaan: Di tempat kerja, semua orang harus dihargai dan diberi kesempatan yang sama untuk maju. Tidak boleh ada diskriminasi dalam hal gaji, promosi, atau perlakuan.
3. Keluarga: Pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak bukanlah tugas khusus perempuan. Laki-laki dan perempuan harus berbagi tanggung jawab ini dengan cara yang adil.
Inklusi gender adalah tentang memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang, tanpa memandang jenis kelamin mereka. Ketika kita memperlakukan semua orang dengan adil, kita menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil bagi semua orang. Mari kita bersama-sama membangun dunia di mana setiap orang bisa merasa dihargai dan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
Referensi:
 - Kusumawiranti, R. (2021). Pengarusutamaan gender dan inklusi sosial dalam pembangunan desa. Populika, 9(1), 12-19.Â
- Adriana, I. (2009). Kurikulum Berbasis Gender (Membangun Pendidikan yang Berkesetaraan). TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H