Mohon tunggu...
Vito Rizki
Vito Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Vito Riski Juniarto, mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modus Penipuan Penyebaran Undangan Pernikahan Digital

15 Februari 2024   22:42 Diperbarui: 15 Februari 2024   22:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh Foto Screenshoot diatas adalah sebuah tindak kejahatan penipuan yang dilakukan dengan cara bless teks via whatsapp dengan dalih undangan digital yang dikirimkan oleh penipu maka jangan harap jika uang mu di M-bank atau di dompet digital aka naman karena undangan yang dikirim berbentuk Apk yang bisa menyedot habis uang yang ada di rekening kita, modus penipuan di Indonesia setiap tahun nya semakin meningkat dengan meningkat nya pengguna media sosial yang semakin masif maka celah kejahatan pun semakin bertambah dengan banyak, apalagi target mereka adalah orang yang berpendidikan rendah, orang tua yang kurang melek teknologi atau biasa kita sebut gaptek adalah celah mereka untuk mendapatkan keuntungan diduga para penjahat penipuan ini tidak sendirian berdasarkan hasil pengembangan pihak kepolisian Indonesia dan Interpol hal ini dilakukan oleh para WNI yang tinggal di Kamboja atau Vietnam karena pada dasarnya mereka juga telah ditipu untuk melakukan pekerjaan penipuan ini.

Penipuan di Indonesia melalui sms, telpon, media sosial baik Instagram, Facebook maupun instagram sudah berlangsung sejak lama contohnya 'Mamah minta pulsa' atau 'ayah masuk polisi' adalah cara lama untuk menipu dengan memeras pulsa yang jumlah nya bisa sampai jutaan, anehnya suara penipu yang selalu menipu kita dengan iming-iming undian mobil yang harus ditebus bertipikal suara sama dengan nada dan intonasi yang sangat mirip persis, apakah penipunya orang itu-itu juga? Apakah pelaku masih berkeliaran sampai saat ini

Dengan penduduk Indonesia 279 juta jiwa tidak memungkiri bahwa akan banyak nya kejahatan yang terjadi dengan didasari keterdesakan ekonomi namun hal ini tidak bisa dibenarkan karena dengan dalih apapun segala perbuatan yang merugikan pihak lain baik harta atau apapun dapat dipidanakan bila korban tidak menyukai hal tersebut, kejahatan penipuan online yang sistematis memang susah diberantas oleh para instansi terkait karena keberadaan yang susah dilacak dengan keberadaan mereka diluar negeri bahkan sempat beberapa kasus para pelaku merupakan narapidana yang ada didalam lapas seperti contoh kasus penipuan kepada para tenaga kerja Indonesia yang ada di Taiwan yang dilakukan oleh para narapidana di salah satu lapas dikota Bandung bahkan nominal yang ditipu bisa sampai puluhan hingga ratusan juta dengan modus para penipu menggunakan profil orang berwajah ganteng dan bekerja di Offshare (Kilang Minyak)

Dapat duit Instan, dapat jodoh ganteng, kaya mendadak dapat undian adalah Impian semua orang bahkan beberapa orang bisa terbuai dengan harapan yang berekspetasi tinggi namun berakhir dengan rasa menyakitkan, edukasi dari kecil akan proteksi diri dari penggunaan media sosial atau handpone pintar kurang diajarkan di Indonesia padahal negara kita adalah pengguna Facebook dengan jumlah terbanyak di dunia hal ini memungkinkan bebas nya arus informasi yang keluar masuk di dunia maya, menyebabkan bebas nya transaksi bahkan orang yang berekpresi dengan pamer, senang, sedih, marah-marah mereka luapkan di status sosial media mereka sendiri, hal itu harus diajarkan oleh para pihak terkait agar berkurang korban korban selanjutnya kalo bukan kita yang menjadi Agent Of Change dalam bertanggung jawab nya dan berhati-hati dalam bersosial media lalu siapa lagi yang akan memulai Langkah itu?

Banyak orang dari desa yang menjadi korban karena susah nya akses informasi untuk mengetahui ciri-ciri penipu di desa, dengan modus modus yang beragam para penipu itu beraksi tak pandang bulu, apalagi sekarang telah ada AI atau dikenal Artificial Intellegences dengan fitur deepfake yang bisa menyamarkan muka bahkan Ketika Video call atau menyamarkan suara yang bisa terkesan sangat mirip bisa membuat penipu lebih mudah melakukan aksi jahatnya, efek domino kemajuan zaman mengerikan yang dimana efek tersebut bisa menjadi 2 bilah mata pisau jika Artificial Inteleggence digunakan dengan baik maka akan tercipta beberapa pemikiran hebat yang akan hadir bahkan bangunan pun bisa mereka desain kan sudah melebihi dari gambar para arsitek, namun jika Ai mereka gunakan untuk kejahatan maka kejahatan yang mereka lakukan akan terlihat seperti asli mirip tanpa ada cacat sedikitpun.

Kepolisian Hongkong pun sempat mencari penipu yang menyebabkan 403 Milliyar rupiah raib, tidak tanggung-tanggung korban nya pun sebuah Perusahaan multinasional yang berada di Hongkong berkat fitur Deepfake yang diluncurkan Ai, yang ditipu adalah para karyawan yang ditelpon video dengan orang yang mengaku Bos nya, 403 Milliyar rupiah pun dikirim ke 15 rekening yang berbeda oleh beberapa karyawan, Karyawan Perusahaan itu percaya karena yang menelpon mereka adalah muka Bos mereka sendiri dengan suara yang sangat mirip dengan bos mereka, hal ini menjadi perhatian dunia bahwa teknologi ini bisa menjadi boomerang jika berada di orang yang tidak bertanggung jawab, dunia pun memperhatikan kasus ini bahkan hingga detik inipun belum ada pelaku yang ditangkap dalam kejadian ini.

Tak hanya Penipuan deepfake pun digunakan untuk menyebarkan konten ekplisit sosial seperti artis dunia taylor swift yang beredar foto vulgar nya di media sosial X milik Elon Musk atau lebih kita kenal Twitter, bayangkan jika foto Perempuan Perempuan yang memposting fotonya di media sosial, Instagram, Facebook dll nya disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan deep fake, lalu ada beberapa kasus merekapun meminta tebusan agar foto tersebut tidak disebarluaskan, hal ini menjadi ancaman yang sangat besar terhadap para pengguna media sosial baik pria maupun wanita jika hal ini terjadi lalu para pelaku meminta tebusan kita akan dirugikan secara moril dan imotoril, uang yang habis diperas dan mental yang terganggu karena malu akan sangat mempengaruhi sikis kita, lebih hati hati untuk menggunakan media sosial karena beberapa fitur mengharuskan mengisi date birthday dan privasi yang lain nya, ditakutkan data bocor lalu orang lain akan menggunakan identitas kita untuk menipu bahkan mencuri uang di rekening kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun