Mohon tunggu...
Vitto Prasetyo
Vitto Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Laki-laki

pegiat sastra dan peminat budaya, tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Morfem Duka di Melodrama Kafka

26 Februari 2021   21:06 Diperbarui: 26 Februari 2021   21:11 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menguak pagi, membungkam embun

di lelehan udara gegap gempita cahaya

mulai meruncing sinar

Kita singkap aksara baru

masih tersisa makna yang tersampul di buku usang

di lintas waktu kita jelajahi lembar demi lembar

wajah Kafka tak lagi duduk di pusaranya

mungkin tanah telah mengukir bayangannya

dan berkelana menyempurnakan apa yang mengusik pikiran kita

di bingkai langit, tempat sabda-sabda suci semesta rimba

Hitam dan putih, garis ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun