Mohon tunggu...
Vitto Prasetyo
Vitto Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Laki-laki

pegiat sastra dan peminat budaya, tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkan Sajakku Berdoa

17 Januari 2021   14:14 Diperbarui: 17 Januari 2021   14:17 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sepasang cahaya tak lagi tersenyum 

bidadari pun tak pernah melukis langit 

hanya keluh angin mendesah 

kibaskan kabut awan 

kadang riuh menggelepar 

hujan mengguyur tanpa pernah khawatir tanah-tanah tersiram murka 

seharusnya sajakku meminjam catatan malaikat 

harus dengan cara apa agar Tuhan mendengarkan keresahanku 

aku sadar, lisanku ini menjadi riak ombak 

yang memapas ketulusan dan kecintaanku pada Ilahi 

hari-hari berjalan seakan menunggu badai yang tidak pasti 

di bait-baitku seringkali musibah dan bencana jadi morfem sakral 

letupkan risau dan kegelisahan 

mungkin juga terpaku di pikiran para pencari makna 

hingga menyatu di bilik duka 

haruskah sajakku berlari memenggal takdir 

atau karena cintaku bukanlah sinar kearifan 

yang mampu hidup di penggalan doa 

biarkan sajakku terus berkelana 

menelusup duri langit dan tanah 

keyakinanku suatu saat menjadi diksi doa 

yang disempurnakan Sang Pemilik Kekal 

Malang, 17 Januari 2021 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun