membakar matahari, tubuhku membiru
kusatukan sisa penatku
bila esok masih ada jalan
melintasi tebing awan
di sisi kabut kelabu
entah,
lisan ini terus menggelayut
mengalirkan benih hujan
di gerimis rinduku
terkekang makna
biarlah jejak ini memburu
di perlintasan takdir
kita bernaung
hingga tak ada makna
yang bisa kita sajikan
pada piring-piring duka
saat puisiku telah terbaring
di bibir langit
kemarin
Malang, 9 April 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI