MELODI KEHIDUPAN
Pada kali ini aku mati inspirasi
Otak tak mampu berkalibrasi
melalui sajak dan diksi
Kopi yang biasanya ku nikmati tanpa gula
Di buat tak berkutik di hadapan buku dan pena
Lalu harus ku tulis apa? Puisi duka, puisi cinta, atau tak menulis apa-apa
didalam benakku muncul seorang wanita, dia menjelma sebagai Rima
Ajaibnya inspirasi datang tanpa batasnya
Lalu ingin ku tulis tentang..
perjuangannya, tekadnya, senyumnya, kasihnya, dan sudut pandangnya.
Dia pernah berkata :
Dan jika,
Kamu mencintai setinggi langit
Maka, tidak hanya senja dan pelanginya
Tetapi juga mendung dan petirnya
Dan jika,
Kamu mencintai sedalam laut
Maka, tidak hanya flora dan faunanya
Tetapi juga karang dan ombaknya
Dan jika,
Kamu mencintai seluas semesta
Maka, tidak hanya sejuk dan alamnya
Tetapi juga bencana dan tipu dayanya
Kita terus berjalan maju menuju akhir
dari dunia fana penuh duka dan ria,
perubahan tak mungkin dapat dielakan
oleh sang waktu yang begitu cepat berlalu,
sekedip saja kita sudah tumbuh meninggalkan kenangan yang lalu,
tergantikan oleh pengalaman baru,
apa yang kita genggam,
tak selamanya dapat kita miliki,
segala sesuatu ada batas waktu nya,
berharap keabadian di dunia,
hanyalah bualan yang tak masuk logika,
begitulah sifat dunia, tak kekal,
semua terasa bias,
seperti jingga nan indah dikala sore tiba,
yang akan hilang ditelan gelap nya malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H