Kelompok 13
Penulis :
Vito Aditya Maulana Pratikno (2106015205)
Ahmad Haikal (2106015214)
Muzammil (2106015096)
Pembimbing :
Rifma Ghulam Dzaljad
(rifmaghulam@uhamka.ac.id)
Angka kemiskinan di Indonesia terus meningkat, mencapai 25,14 juta jiwa atau sekitar 9,82% dari total penduduk, seperti yang disebutkan oleh Dahuri pada tahun 2019. Faktor-faktor seperti Pengangguran/Pekerjaan yang tidak menetap turut berkontribusi pada peningkatan tersebut. Saat ini, banyak Masyarakat mengalam masa sulit yang melibatkan tidak hanya permasalahan sosial tetapi juga pemberat ekonomi yang signifikan dalam kehidupan manusia.
Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan semangat gotong royong, memiliki identitas masyarakat yang saling mendukung. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk tetap peduli terhadap lingkungan dan sesama. Sebagai mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, kami turut berperan dalam upaya pengembangan masyarakat Indonesia. Tidak ada hal kecil yang dianggap masalah jika itu dapat berkontribusi untuk memberikan bantuan.
Tujuan kami dalam memberdayakan keluarga dhuafa ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi Pak Nahrawi. Sebagai salah satu anggota kaum dhuafa, keluarga Pak Nahrawi dipilih sebagai sasaran pemberdayaan berdasarkan hasil observasi yang menunjukkan bahwa keluarganya memenuhi kriteria tertentu.
Pak Nahrawi adalah seorang kepala keluarga yang mananggung semua beban tanggung jawab keluarganya. Memiliki 2 orang anak Akbar dan Rika, Pak Nahrawi sendiri berusia 43 tahun. Pak Nahrawi merupakan seorang duda yang ditinggalkan istrinya sejak tahun 2019. Pak Nahrawi harus mencari nafkah demi menghidupi anak anaknya dan kedua orang tua nya, beliau bekerja serabutan di pabrik semen deket rumahnya.
Kedua Anak dari Pak Nahrawi terpaksa berhenti sekolah, kedua orang tuanya pun sudah tidak bekerja (lansia). Dengan pendapatan Pak Nahrawi saat ini, sangat dibilang pada kategori tidak mampu. Kondisi Pak Nahrawi yang sangat tidak memungkinkan ini sangatlah menjadi beban yang harus ditanggung dikarenakan beliau memiliki pekerjaan yang hanya serabutan (penghasilan tidak menentu).
Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa FISIP UHAMKA berfokus pada pemberdayaan, terutama dalam aspek ekonomi. Kami memberikan edukasi dan modal usaha kepada Pak Nahrawi, yang meliputi bahan jualan seperti sosis, bakso, otak-otak, minyak, minuman sachet, indomie, wadah makanan/minuman, dan lainnya. Selain itu, kami memberikan edukasi tentang membranding produk usaha untuk mendorong perkembangan usahanya.
Kami berharap bahwa melalui pemberdayaan ini, keluarga Pak Nahrawi dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Semoga bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan keluarga Pak Nahrawi.
Dokumentasi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H