Untuk menghadapi masa depan terbatas dalam penggunaan migas, Brunei perlu memberikan perhatian khusus pada inovasi dan penelitian di sektor energi bersih. Pemerintah dan lembaga riset dapat bekerja sama untuk mengembangkan teknologi terbarukan yang lebih efisien dan terjangkau, serta menciptakan solusi yang bisa digunakan secara luas.
Brunei bisa menggalakkan penelitian dan pengembangan dalam berbagai bidang energi terbarukan, seperti energi surya, tenaga angin, energi biomassa, dan energi gelombang laut. Dukungan diberikan kepada lembaga riset untuk melakukan studi mendalam tentang potensi dan penerapan teknologi ini sesuai dengan kondisi geografis dan lingkungan Brunei. Bisa juga didirikan pusat penelitian energi terbarukan yang berfungsi sebagai wadah untuk menghubungkan para peneliti, ilmuwan, dan ahli teknologi dari dalam maupun luar negeri untuk memperkaya pengetahuan dan pengembangan teknologi yang ada.
Selain itu, Brunei bisa memberikan insentif bagi sektor swasta dan perusahaan untuk melakukan inovasi dan penelitian dalam energi bersih. Pemerintah bisa memberikan dukungan finansial, fasilitas penelitian, dan akses ke infrastruktur yang diperlukan untuk mengembangkan prototipe dan produk baru yang berkelanjutan. Perguruan tinggi dan universitas di Brunei juga bisa menjadi pusat keunggulan dalam penelitian energi terbarukan, dengan melibatkan mahasiswa dan akademisi dalam proyek-proyek inovatif.
Selain itu, Brunei bisa menjalin kerja sama internasional dalam bidang inovasi dan penelitian energi bersih. Brunei bisa berpartisipasi dalam program pertukaran peneliti, proyek bersama, dan kemitraan riset dengan negara-negara lain yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam energi terbarukan.
Kemudian tidak lupa dengan kerjasama internasional yang juga menjadi faktor penting dalam menghadapi pembatasan penggunaan migas. Brunei perlu terlibat dalam dialog dan negosiasi dengan negara-negara lain untuk membangun kemitraan dalam pengembangan energi bersih dan mengatasi perubahan iklim. Tidak hanya Brunei yang sedang menghadapi kesulitan dari peralihan penggunaan migas ke energi terbarukan, maka Brunei dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan negara lain terkait isu ini. Brunei dapat menjalin kemitraan dalam hal penelitian, teknologi, dan kebijakan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengurangi emisi dan melindungi lingkungan.
Pembatasan penggunaan migas di masa yang akan datang menuntut brunei untuk mengambil langkah aktif dan juga progresif untuk menghindari mimpi buruk  yang tidak ingin terjadi bagi brunei. Saya sedikit memikirkan apakah Brunei dapat survive dari keadaan tersebut. Sedikit analisis di atas merupakan beberapa cara yang memungkinkan bagi Brunei untuk diimplementasikan dalam menghadapi tantangan ini. Tentunya tidak hanya Brunei yang perlu memikirkan pembenahan ekonomi terkait perubahan orientasi bahan bakar di masa yang akan datang, terdapat negara-negara penghasil minyak bumi lain seperti negara negara timur tengah yang tidak boleh bersantai dengan kenikmatan yang dirasakan sekarang. Sama seperti kita yang tidak boleh bersantai-santai saja dengan kenikmatan yang dirasakan sekarang, tentunya jika tidak berbenah, kondisi kita mungkin akan berubah 180 derajat di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H