Mohon tunggu...
Viter Situmorang
Viter Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November

Menyukai Video game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lempeng Tektonik: Gerakan yang Merubah Dunia

8 April 2024   22:32 Diperbarui: 8 April 2024   22:35 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beberapa bukti telah menunjukkan adanya pergerakan lempeng dari benua besar Pangaea ini. Bukti fosil untuk Pangaea mencakup keberadaan spesies serupa dan identik di benua yang jaraknya jauh berbeda. Misalnya, fosil Lystrosaurus yang ada di Afrika Selatan, India dan Antartika, di samping anggota flora Glossopteris, yang distribusinya berkisar dari lingkaran kutub ke khatulistiwa. 

Jika benua-benua tersebut berada pada posisi sekarang, itu tidak mungkin di jumpai fosil fosil tersebut pada benua benua yang berjauhan yang dipisahkan oleh lautan. Demikian pula, reptil air tawar Mesosaurus telah ditemukan di daerah terlokalisasi di pantai Brasil dan Afrika Barat.

Studi paleomagnetik jalur pengembaraan kutub yang jelas juga mendukung teori supercontinent. Ahli geologi dapat menentukan pergerakan lempeng benua dengan memeriksa orientasi mineral magnetik pada batuan. Ketika batuan terbentuk, mereka mengambil sifat magnetik Bumi dan menunjukkan ke arah mana kutub relatif terhadap batuan yang terbentuk. 

Karena kutub magnet berubah rubah dengan jangka waktu hanya beberapa ribu tahun, pengukuran dari banyak lava yang mencakup beberapa ribu tahun rata-rata memberikan posisi kutub yang jelas. Sampel batuan sedimen dan batuan beku intrusif memiliki orientasi magnetik yang biasanya  merupakan rata-rata "variasi sekuler" dalam orientasi magnet utara karena magnetisasi remanen mereka tidak diperoleh secara instan. Perbedaan magnetik antara kelompok sampel yang usianya bervariasi jutaan tahun disebabkan oleh

. . . . .

Lempeng litosfer yang padat dan kaku, terapung di atas selubung bagian atas bumi. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya, seperti rakit yang kuat dan dingin yang terapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas. 

Lempeng litosfer yang padat dan kaku, terapung di atas selubung bagian atas bumi. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya, seperti rakit yang kuat dan dingin yang terapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas.

Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada enam, yaitu lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir. Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batasbatas lempeng yang dapat berbentuk:

1. Divergen:  Di sini, dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Proses ini sering terjadi di punggung tengah samudra, di mana magma dari mantel bumi naik ke permukaan dan mendinginkan, membentuk kerak baru.

2. Konvergen: ini terjadi ketika dua lempeng bertemu dan salah satu lempeng mulai menekan di bawah lempeng lainnya. Proses ini menciptakan pegunungan, lembah, dan zona subduksi, di mana kerak Bumi terangkat ke atas.

3. Transformasi: Di sini, dua lempeng bergerak satu sama lain secara horizontal. Gerakan ini sering kali menciptakan gempa bumi karena tekanan yang terjadi ketika lempeng-lempeng saling bergesekan.

. . . .

pada daerah konvergen, terjadi interaksi antara dua lempeng tektonik yang saling bertemu. Salah satu lempeng akan mulai menyusup di bawah lempeng yang lain, fenomena ini dikenal sebagai subduksi. Proses subduksi ini dapat menyebabkan perusakan litosfer yang berlebihan dengan beberapa cara:

1. Penyusupan Lempeng: Ketika lempeng tektonik lebih padat dan berat (biasanya lempeng samudra) menyusup di bawah lempeng yang lebih ringan (biasanya lempeng benua), tekanan yang besar terjadi di zona subduksi. Akibatnya, litosfer di bagian atas lempeng yang menyusup dapat mengalami patahan dan deformasi yang signifikan.

2.Pembentukan Gunung Berapi: Selama proses subduksi, lempeng yang menyusup terbawa ke dalam mantel bumi. Akibatnya, batuan di dalam mantel akan dipanaskan dan dilebur, menciptakan magma yang kemudian dapat naik ke permukaan sebagai letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi di zona subduksi seringkali sangat kuat dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan di sekitarnya.

3.Gempa Bumi: Tekanan yang terakumulasi di zona subduksi juga dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi yang kuat. Ketika tekanan yang terkumpul dilepaskan secara tiba-tiba, energi tersebut merambat ke permukaan Bumi dalam bentuk gelombang seismik, menyebabkan getaran yang kita rasakan sebagai gempa bumi.

4.Tsunami: Terjadinya gempa bumi di zona subduksi yang terletak di bawah laut dapat menyebabkan pergeseran besar-besaran pada dasar laut. Ini dapat menciptakan gelombang tsunami yang berbahaya, yang bisa menyebabkan kerusakan serius di pesisir dan bahkan di pulau-pulau yang jauh dari episentrum gempa.

Dengan demikian, proses konvergen lempeng tektonik memang dapat menyebabkan perusakan litosfer yang signifikan karena adanya interaksi yang kuat antara lempeng-lempeng tersebut, termasuk pembentukan gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami.

. . . .

Penyebab Lempeng Bergerak

Pendapat yang banyak diterima penyebab kempeng bergerak adalah adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu. Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh grafitasi dan sifat-sifat batuan yang mengkerut bila mendingin. Hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari selubung di bawahnya. 

Sedangkan gaya grafitasi yang menarik lempeng ini cukup kuat untuk mengendalikan mantel.Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masingmasingsaling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. 

Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.

Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua.

Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu- batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama- nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.

. . . . .

 Lempeng tektonik adalah dasar dari proses geologis yang membentuk Bumi kita. Dengan memahami bagaimana lempeng-lempeng ini bergerak dan berinteraksi, kita dapat lebih memahami bagaimana planet kita terbentuk dan bagaimana proses ini mempengaruhi kehidupan di Bumi. Studi tentang lempeng tektonik terus berkembang, dan penemuan-penemuan baru dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dinamika Bumi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun