Mohon tunggu...
Vita Puspitasari
Vita Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Sesulit apapun prosesnya, Yakinlah pada hatimu bahwa ini Sumua akan berakhir dengan indah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan moral yang di kemukakan oleh Lewrence Kholberg

18 Januari 2025   07:45 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg adalah sebuah model yang menjelaskan bagaimana individu mengembangkan pemahaman dan penilaian moral mereka seiring dengan pertumbuhan dan pengalaman hidup. Kohlberg, seorang psikolog Amerika, mengembangkan teorinya pada tahun 1950-an dan 1960-an, terinspirasi oleh teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif.

Struktur Teori Perkembangan Moral Kohlberg

Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat utama, masing-masing terdiri dari dua tahap, sehingga total ada enam tahap. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tingkat dan tahap:

Tingkat 1: Moralitas Pra-Konvensional

  1. Tahap 1: Kepatuhan dan Hukuman
    Pada tahap ini, moralitas ditentukan oleh konsekuensi dari tindakan. Anak-anak cenderung menghindari hukuman dan mengikuti aturan untuk menghindari sanksi. Moralitas bersifat egosentris, dan fokus pada kepentingan diri sendiri.

  2. Tahap 2: Kepentingan Pribadi
    Di tahap ini, individu mulai memahami bahwa ada kepentingan pribadi dalam tindakan moral. Mereka menganggap bahwa tindakan yang baik adalah yang memberikan keuntungan bagi diri sendiri. Moralitas di sini bersifat relatif, dan individu mulai memahami pertukaran sosial.

Tingkat 2: Moralitas Konvensional

  1. Tahap 3: Konformitas Interpersonal
    Pada tahap ini, individu mulai mengutamakan hubungan sosial dan persetujuan dari orang lain. Moralitas ditentukan oleh norma-norma sosial dan harapan orang lain. Individu berusaha untuk menjadi "baik" dan diterima oleh kelompok sosial mereka.

  2. Tahap 4: Pemeliharaan Sistem Sosial
    Di tahap ini, individu mulai memahami pentingnya hukum dan aturan dalam menjaga ketertiban sosial. Mereka percaya bahwa mengikuti hukum adalah penting untuk menjaga stabilitas masyarakat. Moralitas di sini lebih bersifat kolektif dan berfokus pada tanggung jawab sosial.

Tingkat 3: Moralitas Pasca-Konvensional

  1. Tahap 5: Kontrak Sosial dan Hak Individu
    Pada tahap ini, individu mulai memahami bahwa hukum dan aturan adalah kontrak sosial yang dapat diubah. Mereka percaya bahwa hak individu dan keadilan harus diutamakan, dan bahwa hukum harus mencerminkan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.

  2. Tahap 6: Prinsip Etika Universal
    Di tahap ini, individu mengembangkan prinsip moral yang bersifat universal dan berlaku untuk semua orang, terlepas dari hukum atau norma sosial. Mereka berpegang pada prinsip keadilan, hak asasi manusia, dan nilai-nilai etika yang lebih tinggi, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum yang ada.

Ciri-Ciri Teori Kohlberg

  • Progresif: Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral terjadi secara bertahap, di mana individu harus melewati setiap tahap sebelum mencapai tahap yang lebih tinggi.
  • Kognitif: Teori ini menekankan peran kognisi dalam perkembangan moral. Pemahaman individu tentang moralitas berkembang seiring dengan kemampuan berpikir mereka.
  • Universalitas: Kohlberg percaya bahwa tahap-tahap perkembangan moral ini bersifat universal dan dapat diterapkan pada individu dari berbagai budaya, meskipun ada variasi dalam cara moralitas diterapkan dalam konteks budaya yang berbeda.

Kritik terhadap Teori Kohlberg

Meskipun teori Kohlberg sangat berpengaruh, ada beberapa kritik yang diajukan terhadapnya:

  • Keterbatasan Gender: Beberapa peneliti, termasuk Carol Gilligan, berargumen bahwa teori Kohlberg lebih menekankan pada perspektif laki-laki dan mengabaikan cara perempuan dalam memandang moralitas, yang lebih berfokus pada hubungan dan perawatan.
  • Konteks Budaya: Beberapa kritik menyatakan bahwa teori ini mungkin tidak sepenuhnya berlaku di semua budaya, karena nilai-nilai moral dapat bervariasi secara signifikan antara budaya yang berbeda.
  • Praktik vs. Teori: Ada juga argumen bahwa ada perbedaan antara pemahaman moral dan tindakan moral. Seseorang mungkin memahami prinsip moral yang tinggi tetapi tidak selalu bertindak sesuai dengan prinsip tersebut.

Kesimpulan

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan kerangka kerja yang berharga untuk memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman moral mereka seiring dengan pertumbuhan dan pengalaman. Dengan membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat dan enam tahap, Kohlberg membantu menjelaskan kompleksitas proses moral dan bagaimana individu dapat beralih dari pemikiran yang lebih egosentris ke pemikiran yang lebih universal dan etis. Meskipun ada kritik terhadap teorinya, kontribusi Kohlberg tetap signifikan dalam bidang psikologi perkembangan dan etika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun