Abstrak - Teori Piaget dan Vygotsky merupakan gunung besar dalam dunia pendidikan. Berdasarkan
perbandingan antara dua teori dengan membahas tiga jurnal, pendidik dapat menemukan keunggulan
dan implikasi yang dapat diterapkan dunia pendidikan untuk perkembangan kognitif. Implikasi dari
Piaget dan Vygotsky dapat disimpulkan bahwa tidak ada teori yang sempurna dan tepat untuk digunakan
semua kondisi dan situasi dengan tanpa pengecualiaan. Karena itu, perlu saling melengkapi
kelemahannya antara teori Piaget dan Vygotsky. Kasus Victor mengingat kembali kepentingan waktu
yang tepat untuk tugas pengembangan dalam baik fisik maupun mental. Implikasi kedua adalah pendidik
mampu memfasilitasikan bantuan dan dorongan baik internal maupun eksternal dari budaya sosial, dan
bahasa serta berbagai artefak budaya sebagai mediasi. Selain itu, diperhatikan proses akomodasi dan
asimilasi siswa untuk memperluas skemanya dengan memfasilitasi ZPD dan orang lain sebagai berperan
scaffolding. Kemudian, pendidik harus mementingkan perkembangan baik kognitif maupun emosional
secara seimbang karena keterampilan dan kemampuan emosional terkait dengan perkembangan sosial.
Yang terakhir, pendidik perlu diperhatikan kepentingan peran penggunaan bahasa sebagai baik peran
mediasi untuk belajar secara optimal maupun hasil dari pembelajaran. Karena keterampilan bahasa itu
meliputi kemampuan yang berbagai aspek untuk mengakomodasi pengetahuan yang bersifat abstrak
menjadi konkret sehingga terjadi pengetahuan baru menjadi pengetahuan yang hidup dan bermakna
melalui proses internalisasi siswa.
Kata kunci: Pendidikan, persamaan dan perbedaan, piaget, vygotsky,
I. PENDAHULUAN
Piaget dan vygotsky adalah cendekiawan yang telah memberikan kontribusi terbesar di bidang teori
perkembangan kognitif dan masih memainkan peran penting. Epistemologi Piaget dimulai dengan
ketertarikan pada perkembangan persepsi manusia tidak hanya dalam psikologi pendidikan, tetapi juga
pada hampir semua teori pedagogi. Piaget mempresentasikan teori tentang proses mengembangkan
pemikiran manusia melalui analisis proses pengorganisasian pengetahuan. Menurut Piaget, manusia
dilahirkan dengan organisme biologis yang aktif. Manusia hidup sebagai organisme mengeksplorasi
dengan mengendalikan lingkungan secara terus. Anak-anak membangun struktur baru dan lebih canggih
untuk beradaptasi lebih baik dengan lingkungan secara aktif. Piaget menemukan proses asimilasi dan
adaptasi untuk keseimbangan melalui memperluaskan dan memperbarui skema sebagai penyimpanan
pengetahuan. Dalam membangun struktur kognitif melalui memperoleh pengetahuan baru, berjalan proses
asimilasi dan adaptasi. Asimilasi adalah proses di mana organisme menerima realitas sesuai dengan
struktur kognitif saat ini sedangkan adaptasi merupakan proses yang mengubah struktur kognitif yang
sekarang ada karena terjadi tuntutan realitas. Kedua fungsi tersebut saling melengkapi satu sama lain. Inti utama dari teori perkembangan kognitif Piaget adalah suatu organisme yang memperoleh pengetahuan
baru melalui hubungan antara dirinya dan dunia yang di luar melalui interaksi.
Teori Vygotsky juga mengandaikan bahwa anak-anak adalah makhluk aktif dan subjektif, dan
membentuk pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan sosial budaya. Menurut teori Vygotsky,
lingkungan sosial budaya berperan paling besar terhadap konten kognitif dan cara berpikir anak-anak.
Menurut pandangan Vygotsky, perkembangan anak-anak terdiri dari aliran konflik dan resolusi dialektis
tanpa akhir. Anak-anak membentuk pengetahuan melalui proses pemecahan masalah dengan
diinternalisasi. Teori kognitif Vygotsky mirip dengan pandangan Piaget mengenai fungsi dan proses
mental dalam pendidikan, tetapi terkadang diakui sebagai alternatif dari Piaget karena argumen dan
teorinya berbeda dengan Piaget.
Dalam paper ini akan meringkas tiga jurnal dengan mengkaji implikasi dan menemukan perbedaan
dan persamaan antara kedua teori tersebut dalam perkembangan kognitif anak. Jurnal pertama yang akan
dibahas adalah "Reflections about the film "The Wild Child" (1970) through Piaget and Vygotsky
perspectives"(Garcia and Pereira, 2019) yang diterbitkan di dalam Journal of Humanities and Education
Development (JHED). Kedua adalah, "Basic processes of cognitive development: missing component in
Piaget's Theory" (Dodonov and Dodonova 2011) yang diterbitkan di dalam Procedia - Social and
Behavioral Sciences. Ketiga adalah "Beyond the individual- Social Antinomy in Discussions of Piaget
and Vygotsky" (Cole and Wertsch 1996) yang diterbitkan di dalam Human Development. Jurnal ini telah
dikutip 905 kali oleh peneliti yang mempunyai ketertarikan topik perbandingan Piaget dan Vygotsky.
II. RINGKASAN
Dalam bagian ini akan meringkas tiga jurnal untuk mengambil intisarinya secara singkat.
[1] Reflections about the film "The Wild Child" (1970) through Piaget and Vygotsky perspectives
Dalam jurnal ini, Garcia and Pereira menyoroti refleksi tentang film "The Wild Boy" (1970) melalui
perbandingan perspektif Piaget dan Vygotsky terhadap proses perkembangan tokoh utama yang bernama
"Victor"
1. Perspektif Vygotsky
Peran mediasi untuk perkembangan kognitif dan pengetahuannya melalui proses penerapan dan
rangsangan dari lingkungan melalui indrawi. Menganalisis sikap Victor, kita dapat menyimpulkan bahwa
perkembangannya terkait erat dengan rangsangan yang diberikan oleh lingkungan di sekitarnya, yaitu
hutan. Mediasi tidak datang dari manusia lain, tetapi dari alam liar dan faktor-faktornya, seperti pohon
dan hewan. Tubuhnya berkembang sampai saat itu dengan cara yang tidak konvensional, yaitu berbeda
dari pola peradaban umum. Dengan cara ini, alih-alih menampilkan dirinya berkaki dua, Victor malah
memiliki sifat membungkuk dan menggunakan tangannya sebagai cakar. Indera-inderanya seperti
penglihatan, penciuman, peraba dan pendengaran juga dikembangkan sesuai dengan lingkungan tempat
tinggalnya, kemudian diadaptasi untuk hidup di hutan.
Dalam perspektif Vygotsky, dapat menunjukkan kekurangan Victor yang dapat diakui dengan dua
jenis kekeliruan yaitu urutan biologis, dan deprivasi interaksi sosial. Interaksi sosial disajikan sebagai
penentu dalam pembentukan manusia dan mengarah pada pengembangan. Namun, pengucilan sosial
kepada Victor tampaknya telah menentukan kekurangan sekunder dan membatasi proses pembelajaran
dan perkembangannya.
2. Perspektif Piaget
Dengan berdasarkan tahapan perkembangan teori Piaget dapat menganalisis tingkah laku Victor
 (1) Sensor motorik: Victor tampaknya telah mengembangkan kecerdasan praktisnya melalui persepsi
dan gerakan tubuh, kemudian dirangsang untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan
lingkungan liar.
(2) Pra operasi: Tahapan ini muncul kecerdasan dan perkembangan simbolik, bahasa, desain, imitasi,
dramatisasi. Victor berbahasa melalui internalisasi dan imitasi suara yang dipancarkan oleh
hutan. Interaktif antara internal Victor dan eksternal dunia, hanya terbatas dengan naluri
binatang, pengamatan pohon, dan unsur alam melalui tiruannya masing-masing.
(3) Operasi-konkret: Mengembangkan pengertian tentang waktu, kecepatan, keteraturan,
kesempatan, kemampuan untuk menghubungkan berbagai aspek, tidak terbatas pada representasi
langsung dan mengembangkan kapasitas untuk mewakili representasi dalam arti kebalikan dari
prinsip pembalikan sebelumnya. Victor diharapkan dapat berpikir deduktif dan memahami
hubungan sebab akibat tetapi belum mengembangkan apa yang diharapkan.
(4) Formal-operatif: Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan memikirkan semua
kemungkinan hubungan secara logis mencari solusi dari hipotesis dan tidak hanya dari
pengamatan, sehingga menyajikan struktur kognitif pada level dan mampu menerapkan
penalaran logis untuk memecahkan masalah. Karena Victor tidak tercapai tahapan sebelumnya
maka pasti tidak dapat kembangkan keterampilan kognitif formal-operatif.
Dengan demikian, kita dapat memahami tubuh Victor sebagai akibat langsung dari interaksi sensorik
yang dirangsang dan dikembangkan di lingkungan liar. Victor tidak menjadi orang yang beradab tetapi
menjadi binatang menurut dunia sensitif, persepsi, dan emosi yang mengelilingi semesta tindakannya. Di
alam semesta ini, tampaknya tidak ada rangsangan untuk mendorong perkembangan yang ideal sesuai
dengan perkembanagn kognitif yang umum. Pengalaman yang berinteraksi di hutan mengarahkan Victor
bertindak gerakan primitif dan
 bertindak.
III. PEMBAHASAN & ULASAN
Bagian di sini akan mencari persamaan dan perbedaan antara dua teori dari tiga jurnal yang diringkas
di bagian sebelumnya dengan beberapa acuannya (Fox and Riconscente 2008; Loureno 2012; Stephen et
al. 1998)
1. Persamaan antara pandangan Piaget dan teori Vygotsky
Ada dua jalur untuk perkembangan pemikiran: Perkembangan alam dan sosial yang berinteraksi
secara terus. Peran alam dan sosial sangat penting untuk perkembangan kognitif sehingga jika
tidak ada peran dua-duanya perubahan kognitif tidak dapat dipahami.
Anak yang berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan. Pembangunan adalah hasil
pengalaman yang dialami di lingkungan oleh anak-anak. Pada akhirnya, anak-anak akan mampu
mengubah pengalaman mereka secara mental melalui refleksi batin.
Proses perkembangan kognitif melibatkan perubahan kualitatif penting dalam berpikir. Untuk
Piaget, semua anak melalui empat tahap. Bagi Vygotsky, pemikiran berubah secara kualitatifketika anak-anak mampu berkomunikasi secara verbal dan ketika anak-anak menjadi sadar dan
mengendalikan pemikiran mereka melalui instruksi.
Pemikiran yang matang: Piaget menggambarkannya dengan kemampuan berpikir abstrak, logis,
reflektif, dan hipotesis-deduktif dalam tingkat Formal-operatif. Pula, Vygotsky
menggambarkannya fungsi mental yang lebih tinggi mencakup pemikiran logis, abstrak, danrefleksi diri.
Piaget dan Vygotsky setuju bahwa seiring bertambahnya usia dan pengalaman pada konstruksi
pengetahuan, pemahaman mereka akan terstruktur.
Kecepatan perkembangan pribadi dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Lingkungan sosial
mempengaruhi tidak hanya isi pengetahuan tetapi juga hakikat pengetahuan.
2. Perbedaan antara pandangan Piaget dan teori Vygotsky
Piaget menekankan pada aspek alam dan biologis dalam menjelaskan perubahan struktural umum
dalam pemikiran anak, sedangkan Vygotsky menentukan konteks budaya proses perkembangan
kognitif.
Perkembangan kognitif Piaget bersifat universal terlepas dari konteks budaya anak, tetapi
Vygotsky mementingkan konteks budaya untuk menentukan jenis proses kognitif.
Piaget menekankan interaksi antara anak dan objek fisik untuk perkembangan pemikiran yang
matang, sementara Vygotsky menganggap interaksi dengan orang-orang sebagai penentu
pemikiran formal anak-anak.
Dalam teori Piaget, bahasa adalah produk sampingan dari perkembangan intelektual daripada
sumber perkembangan intelektual, tetapi dalam teori Vygotsky, bahasa memainkan peran penting
dalam perkembangan kognitif dan menjadi inti dari fungsi mental anak.
Piaget menganggap anak-anak sebagai penemu independen yang belajar tentang dunia sendiri,
tetapi Vygotsky berpikir bahwa pembelajaran bayi terjadi dalam konteks budaya, dan baik objek
yang akan ditemukan maupun sarana untuk menemukannya adalah produk dari sejarah dan
budaya manusia.
Piaget berpikir bahwa hanya apa yang ditemukan anak-anak sendiri yang mencerminkan status
kognitifnya saat ini. Namun Vygotsky berpikir bahwa menginternalisasi pengetahuan budaya
memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif anak-anak. Pengalaman dan aktivitas
yang penting bagi anak-anak adalah berbagi pengalaman dan kerjasama dengan orang-orang
yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H