Judul di atas saya ambil dari Surat Pembaca yang saya tulis dan dimuat di harian Kompas Senin, 30 April 2018.
Saya mempunyai seorang adik laki. Sejak kami mulai sekolah kami tinggal di Soroako, Sulawesi Selatan. Dulu, Soroako merupakan daerah terpencil penghasil tambang nikel yang dikelilingi pegunungan Verbeek dan danau Matano. Perjalanan darat dari tempat ini ke Ujung Pandang selama 12 jam dan dengan pesawat twin otter selama 90 menit.
Tiap liburan panjang kami sekeluarga cuti ke Jawa. Cihui, waktunya melihat kota, jalan-jalan, dan beli buku setelah satu tahun mendekam di tengah hutan. Kota tujuan biasanya adalah Jakarta, Yogyakarta, Solo, atau Malang. Di Jakarta kami tidak pergi ke toko buku melainkan ke Taman Impian Jaya Ancol, Bobo dunia anak-anak, dan ke toko kaset di Pasar Baru untuk membeli kaset sanggar cerita.
Di Yogyakarta, kami ke toko buku Gramedia dan Gunung Agung. Di Solo kami ke toko buku Sekawan dan Tiga Serangkai. Di Malang kami ke toko buku Gramedia. Di toko buku kami berdua 'dilepas' dan dibiarkan memilih buku sesuai usia kami. Buku favorit saya ketika usia SD awal adalah seri Cerita dari Lima Benua.
Menginjak SD akhir dan SMP serta SMA saya memilih pengarang kesukaan saya, yaitu Enid Blyton mulai dari Lima Sekawan, Komplotan, Si Kembar, Si Badung, Petualangan, dan seri-seri lain. Untuk novel saya memilih Mira W, S. Mara Gd., Marga T., Maria A. Sardjono, dan V. Lestari. Adik saya memilih komik-komik yang diterbitkan Indira, seperti Tintin, 4As, Lucky Luke, Tanguy & Laverdure, dan komik lainnya.
Kepada teman-teman yang meminjam saya wanti-wanti untuk tidak melipat ujung halaman sebagai batas baca. Saya termasuk pelit dalam meminjamkan buku. Maafkan saya, teman. Namun, di kalangan teman-teman di Soroako, kami terkenal mempunyai koleksi buku yang banyak.
Selain buku, orang tua membolehkan kami berlangganan majalah. Di Soroako hanya ada dua toko yang membuka langganan, yaitu satu di komplek pasar F, yang lain di komplek toko baru. Kedua toko tersebut tidak khusus menjual majalah, tetapi campur dengan berjualan lainnya. Mereka mengambil majalah di Ujung Pandang.
Ketika SD kami berlangganan majalah Bobo dan baru berhenti ketika saya kelas 2 SMA. Ketika SMP dan SMA kami berlangganan majalah lebih banyak. Saya langganan majalah Gadis, Nona dan Ria Film. Adik saya memilih majalah Mode dan Hai.
Selain itu kami masih langganan majalah yang isinya khusus TTS, namanya Ria QUIZ dan Safari Quiz. Ibu memilih berlangganan Kartini, tabloid Monitor, dan Nova, sedangkan ayah memilih berlangganan majalah Teknologi, Strategi, dan Militer (TSM). Seluruh koleksi buku dan majalah kami bawa saat pindah dari Soroako ke Malang.