Mohon tunggu...
Vita Priyambada
Vita Priyambada Mohon Tunggu... Administrasi - Literasi

Penulis dan filatelis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mendengar Dongeng Lewat Kaset Sanggar Cerita

11 Mei 2018   21:08 Diperbarui: 11 Mei 2018   21:15 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Adik-adik, yuk kita dengarkan, sanggar cerita makin asyik..." Inilah kalimat pembuka kaset sanggar cerita (SC) yang dilanjutkan dengan bait lagu yang menjadi ciri khas SC. "Selamat berjumpa dengan sanggar cerita, dalam kisah lagu dan cerita la..la..la.., mari kita dengarkan mari kita nikmati, sanggar cerita makin asyik..." Sesudah lagu selesai, pembawa cerita memaparkan kisah singkat isi sanggar cerita.

Kaset-kaset ini menjadi salah satu benda kenangan yang masih tersisa sampai sekarang, masa kanak-kanak yang bahagia di awal 1978-an sampai 1987-an. Pada zaman itu hanya ada satu siaran televisi nasional, Televisi republik Indonesia (TVRI) dan radio yang menjadi hiburan. Gelombang radio masih bisa dihitung dengan dengan jari dan acara di siaran radio belum beragam seperti sekarang.

SC merupakan serial yang diputar di radio yang ditujukan untuk anak-anak. Isinya bisa berupa dongeng, legenda dan cerita menarik dari khazanah tradisional Indonesia dan internasional. Selain diputar di radio, SC dapat diperoleh dalam bentuk kaset. Pada masa awal SC beredar, kalimat pembuka dan bait lagu yang menjadi ciri khas SC belum ada. Musik dan lagu yang menjadi bagian tiap judul SC juga belum ada. Gambar hanya ada pada sampul muka. Lama pemutaran kaset sekitar 20 menit.

Perubahan-perubahan pada sampul dan isi kaset SC baru muncul pada awal 1981-an, pada SC no. 40 dengan judul pada sisi A : Putri bambu dan sisi B : Ikan perak dan si kuning. Pada nomor itu dan nomor-nomor selanjutnya, ada kalimat pembuka, kalimat penutup dan bait lagu yang menjadi ciri khas SC. Selain gambar pada sampul muka, ampul bagian dalam dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai dengan judul SC. Pada SC nomor-nomorselanjutnya diperkaya dengan musik dan lagu yang menjadi bagian tiap judul. Lama pemutaran kaset menjadi sekitar 30 menit. Mendengarkan kaset SC sama saja dengan mendengar dongeng. bedanya, anak-anak memakai indera pendengar. Selain cerita yang menarik, kaset dilengkapi dengan musik dan lagu, membuat pendengar tidak bosan.

Koleksi kaset sanggar cerita (dok. pribadi)
Koleksi kaset sanggar cerita (dok. pribadi)
Sama halnya dengan buku yang menggunakan indera penglihatan. Dengan mendengarkan dongeng lewat kaset, anak-anak diajak menjelajah dan mengembara ke ruang waktu yang berbeda dan bermain-main dengan daya khayal. Boleh jadi, daya khayal terhadap isi SC berupa tempat, waktu dan rupa dari cerita yang dibawakan pada masing-masing anak yang mendengar bisa berbeda. Sangat berbeda dengan sajian televisi yang memakai indera penglihatan visual dan indera pendengaran. Daya khayal yang ditangkap dari televisi tak dapat ditangkap karena sudah disajikan di depan mata.

Dulu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga dan empat, ada hari-hari tertentu kami mendengarkan kaset SC di ruang kelas. Saat-saat seperti itu yang selalu kami tunggu. kami bisa terkesima mendengarkan keseluruhan isi cerita. Kami seolah-olah ikut serta dalam kejadian cerita itu, karena kami dapat mendengarkan suara-suara efek, meskipun hanya lewat kaset. Suara gemericik air sungai, suara balap mobil, suara binatang hutan, deru angin, hujan deras, dan suara-suara lain. Padahal dibandingkan dengan sekarang, teknologi pada zaman itu masih sederhana, kan?

Kaset SC menjadi sarana hiburan dan pendidikan. Setiap judul membawa pesan moral tentang kebaikan, keburukan, kerja sama, cinta kasih, dan sebagainya. Cerita-cerita diambil dari dongeng, legenda, dan cerita rakyat daerah dan dongeng-dongneng dari manca negara. Pada kaset SC n. 18 sisi A : Koko dan Kiki, sumber cerita diambil dari karya Jacob Grimm, yang di Jerman dikenal dengan Hansel und Gretel. Lalu ada Rimpal Stikal Khan pada kaset SC no. 11 sisi A yang diambil dari pengarang yang sama. Dalam versi Jerman cerita itu disebut Rumpelstiltskin atau Tom Tit Tot versi Inggris. Kaset SC no. 101 sisi A : Gadis penjual korek api diambil dari dongeng karya H.C. Andersen.

Dari cerita rakyat daerah muncul Si Malin Kundang pada SC no. 21 sisi B, Batu badaon 9 SC noo. 24 sisi A), Asal usul kolintang (SC no. 26 sisi B), Loro Jonggrang dan RawaPening (SC no. 8) Tanjung Menangis (SC no. 80 sisi B), dan beberapa cerita daerah lain. Cerita dan dongeng dari manca seperti Samurai Hidosato (sisi A) dan Awan putih berarak di Fujiyama (sisi B) pada SC no. 1, Aladin dan lampu wasiat (SC no. 29 sisi A), Gadis bulan (SC no. 44 sisi A), dan beberapa cerita lain. Kisah-kisah dalam dunia hewan (Fabel) juga banyak disajikan SC. Beberapa di antaranya seperti Kancil yang adil (sisi A), dan Sang Kodok Z (sisi B) pada SC no. 20, Berunag gembul (sisi A) dan Pinus si lumba-lumba (sisi B) pada SC no. 27. Kera penipu yang tertipu (sisi B) pada SC no. 68.

Beberapa kaset SC (terutama seri klasik) masih menginggalkan bekas di hati. Cerita ini memang sedih dan mengharukan. Misalnya, pada judul Serigala Katya (SC no. 17 sisi A). Katya seekor serigala yang diasuh oleh Ninska sejak kecil. Mereka bersahabat akrab, saling menolong dalam kesulitan. Sayang, Katya tidak berusia panjang karena ditembak pemburu. Kisah ini berasal dari Rusia. saat itu saya membayangkan menjadi sosok Ninska yang hidup di negara yang diselimuti salju. Ah, mendengar akhir kisah ini saya menitikkan air mata. Sedih.

Ada beberapa kisah SC yang tidak tamat dalam satu kaset. Kisah yang seperti ini dilanjutnkan pada kaset SC nomor selanjutnya. Sebagai contoh, Jaka Surya I pada SC no. 55 sisi A dilanjutkan dengan Jaka Surya II pada SC no. 56 sisi A. Enthit petani si buruk rupa pada SC no. 60 sisi A, bagian II dilanjutkan pada SC no. 62 sisi B. Yang paling panjang adalah kisah Mario Halley yang meniru kisah Superman. Kisah Mario Halley pada tiap kaset bisa selesai, tetapi ada kisah lain lagi tentang Mario Halley yang menumpas kejahatan. Mario Halley I (kaet SC no. 46 sisi A), Mario Halley II (SC no. 61 sisi A), Mario Halley III (SC no. 70 sisi A), Mario Halley IV (SC no 75 sisi A), dan Mario Halley V (SC no. 81 sisi A).

Cerita berseri seperti di atas membuat saya berkesan ada pada SC no. 25 sisi A dengan judul Teka-teki Sri Ratu I. Alkisah Sri Ratu membuat sayembara berupa teka-teki untuk menguji kecerdasan panglimanya. Hadiahnya aneh dan ganjil. Bila dapat menebak pangkatnya dicopot, tetapi bila gagal dihukum. Teka-tekli pertama berbunyi : pakah yang dimaksud dengan, bila pagi hari berjalan dengan dengan 4 kaki, bila tengah hari berjalan dengan 2 kaki, dan bila sore hari berjalan dengan 3 kaki? teka-teki kedua berbunyi : Apa yang akan kaulakukan jika Sri Ratu menganugerahkan sebuah mata lagi?

Aduh..duh. Sampai sekarang saya tak tahu jawabnya, karena saya tidak mempunyai kaset selanjutnya (SC no. 26 sisi A) : Teka-teki Sri Ratu II. sayembara ini juga berlaku untuk pendengar kaset SC. Yang bisa menjawab dengan benar sebelum terbitnya SC no. 26, memperoleh hadiah kaset SC.

Tiap cerita dalam kaset SC dikerjakan oleh satu tim yang terdiri dari penyusun naskah, sutradara, teknik dan montage, pemain, penata musik dan lagu, penata letak sampul, perancang gambar, dan penyanyi. Beberapa nama yang pernah mengerjakan naskah SC antara lain. Naning Pranoto, Pater daniels, C. Supriyono K. Scott O'Dell (khusus SC no. 83 : Karana anak pulau lumba-lumba) yang disadur oleh Naning Pranoto. Sutradara antara lain : S. Tidjab, Y. Rudy Wartono, Bob Trisunuwarso. H. Elsa Surya, dan Niki Kosasih. Teknisi dan montage antara lain : Rudy Tinangon, JokoSugeng P., dan M. Pranoto. Pembawa cerita : Ellyana Panca, Ivonne Rose. Pemain atau pengisi suara : Petrus Urspon, Ivonne Rose, Idris Apandi, Lukman Tambose, AP Burhan, Mara Oento, Ferry Fadly, Lily Nur Indah Sari, Asdi Suhastra, Parto Tegal, dan lain-lain. Penyanyi : Nourma Yunita, Doel Kamdi, Hana Pertiwi.

Selain mengeluarkan SC , P.T. Swadaya Prathivi mengeluarkan kaet seri khusus cerita antara lain Voltus V, megaloman, Ikkyu San, Ira Maya Putih Salju, Operette semesat alam, lagu-lagu SC dan Pinokio. Produk lain seperti lagu pop disco '82 dan pop anak-anak yang dinyanyikan Hana Pertiwi, lagu daerah nusantara, pop anak '83 yang dinyanyikan Novia Kolopaking. Cerita dan lagu anak-anak : Robin Hood, ratapan anak panti asuhan, dan Balada anak panti asuhan. cerita lawak dan lagu : Doel Kamdi "Raja sehari", dan grup Karjo AC DC '81 " Kawin lari".

SC juga menyelenggaraKan sayembara mewarnai kaset SC, asah otak SC dengan pertanyaan seputar isi kaset SC yang beredar sebelumnya. Hadiah yag disediakan berupa tempat pensil dan tas sekolah dengan gambar dari beberapa sampul kaset SC. Ada pengumuman di salah satu kaset, anak-anak bisa mengirim surat ke SC yang isinya minta sampul seluruh seri SC. Asyik, kan?

Sanggar Prathivi menyelenggarakan teater anak-anak dan tari SC untuk usia 10-15 tahun yang tinggal di Jakarta. Latihan teater tiap Senin dan Kamis, sedangkan latihan tari tiap Sabtu.

Sejarah singkat Sanggar Prathivi

Sanggar Prathivi didirikan 11 Maret 1967 oleh Frater Bob Daniels, satu dari beberapa perintis komunikasi di Asia. Pada awalnya sanggar ini dititikberratkan pada isu-isu yang berhubungan dengan keluarga, anak muda, dan isu-isu sosial. Selain itu, sanggar ini menelaah cerita rakyat dari daerah-daerah di Indonesia, mereka lebih suka menyebutnya dengan program budaya.

Frater Brotodosarno bergabung dengan Sanggar Prathivi tahun 1970-an dan menjadi pimpinan pada 1974. Pada tahun itu juga mendirikan perusahaan terbatas untuk radio komersial. Mereka membuat format khusus program harian yang disebut serial radio drama dengan latar belakang kisah kepahlawanan, sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Serial drama radio yang menangguk sukses seperti Tutur Tinular, mahkota Mayangkara, Babad Tanah Leluhur, Sangkuriang, dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun