Sebagai filatelis yang memberi perhatian khusus pada koleksi cap pos dan foto kantor pos, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan di sela tugas lapangan saat ke Sulawesi Utara.Â
Kebetulan ditugaskan di Sangir dan Talaud sehingga saya mencoba mencari kantor-kantor pos yang bisa saya datangi berbekal daftar kantor pos seluruh Indonesia yang selalu menjadi 'kamus' ketika saya pergi ke mana-mana. Dari 'kamus' ini saya merencanakan kantor pos mana saja yang bisa saya kunjungi.
Wilayah penjelajahan saya berawal di sekitar Manado sambil menanti hari-H saya berlayar jauh ke utara. Mula-mula saya mendatangi kantor pos pemeriksa Manado yang wilayah kerjanya meliputi 10 kantor pos cabang dalam kota dan 39 kantor pos cabang luar kota.Â
Sering saya nekat menghadap kepala kantor pos meskipun saya sama sekali tidak kenal. Saya beruntung bisa menghadap kepala kantor pos dengan mudah dan beliau sedang ada di tempat. Kelak, saya bertemu kembali di Jakarta saat beliau mutasi ke sana.
Kemudian perbincangan saya beralih ke ruang bendahara untuk mencari benda-benda filateli. Di sini saya menemukan persediaan kartu pos kuning polos yang klasik yang sudah sangat jarang bahkan tidak ada lagi kantor pos yang menjualnya karena kartu pos yang beredar adalah kartu pos putih. Saya membeli kartu pos kuning, prangko, carik kenangan dan sampul surat bergambar.
Langkah berikut yang saya lakukan adalah permintaan cap pos (cap tanggal) yang jelas dan terbaca di atas kartu pos berprangko. Selain cap pos, permintaan saya adalah teraan cap dinas, cap dirian, cap nama dirian, dan cap nomor dirian. Kartu pos yang sudah ada teraan ini langsung saya bawa kembali dan bukan untuk dikirimkan.
Kaena saya suka wisata dan keliling sambil mengenal rute angkutan umum, ke mana-mana saya naik angkutan kota (zaman itu belum ada ojek online). Beberapa kantor pos yang saya kunjungi di sekitar Manado adalah Mapanget yang tak jauh dari bandara Sam Ratulangi; Tuminting; dan Pinaesaan.Â
Ketika saya ke kantor pos Telingatas, yang ada hanya bangunan kantor pos oranye dan papan nama yang ada dalam bangunan. Kantor pos ini sudah tutup. Demikian juga saat saya ke Pomorouw. Bekas bangunan khas bercat oranye yang tersisa di sana, kantor pos ini pun sudah tutup. Kantor-kantor pos yang saya kunjungi di atas termasuk kantor pos cabang dalam kota.
Lain lagi kisah saat saya akan ke kantor pos Malalayang. Meskipun saya sudah menyampaikan pada supir bahwa saya akan turun kantor pos, rupanya si supir lupa. Akibatnya saya kebablasan dan akhirnya saya memutuskan melanjutkan perjalanan sampai pemberhentian akhir.Â
Dari informasi yang saya peroleh di terminal, saya bisa meneruskan jalan-jalan ke arah Tanahwangko. Sampai juga saya ke di kantor pos tersebut. Di mana pun saya berkunjung ke kantor pos, saya sempatkan untuk berbincang dengan pak pos dan membeli benda filateli atau benda pos yang tersedia di kantor pos tersebut. Yang pasti saya lakukan: permintaan teraan cap pos di atas kartu pos dan foto bangunan kantor pos tampak muka serta foto papan nama.
Tanahwangko merupakan kantor pos cabang luar kota. Kunjungan berikutnya adalah ke Airmadidi, Kauditan, dan Girian. Ketiga kantor pos ini berada di poros jalan utama Manado -- Bitung. Kantor pos Pineleng berada di poros jalan Manado -- Tomohon dan kantor pos Tatelu berada di jalan menuju Likupang. Â