Mohon tunggu...
Vita Priyambada
Vita Priyambada Mohon Tunggu... Administrasi - Literasi

Penulis dan filatelis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Marampit, Pulau Terluar di Sulawesi Utara

25 April 2018   19:31 Diperbarui: 27 April 2018   04:50 4359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu tapal batas pulau terluar NKRI (dokumentasi pribadi)

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, saya harus bertugas di pulau terluar, yaitu Pulau Marampit yang berada di Kabupaten Kepulauan Talaud. Berada di Kecamatan Nanusa yang terdiri atas 8 pulau di mana 4 pulau berpenghuni: Pulau Karatung, Pulau Marampit, Pulau Kakorotan, dan Pulau Miangas. 

Pulau yang tidak berpenghuni adalah Pulau Mangupu, Pulau Intata, Pulau Malo, dan Pulau Garat. Ibukota kecamatan berada di desa Karatung di Pulau Karatung.

Untuk sampai ke Marampit bisa dengan menggunakan pesawat dari Manado menuju Melonguane di Pulau Karakelang. Dengan kapal cepat dari Manado, bisa berlabuh di Melonguane atau Lirung yang terletak di Pulau Salebabu dengan lama perjalanan sekitar 1 hari. 

Pulau ini berhadapan dengan Pulau Karakelang. Dari dua pelabuhan ini perjalanan dapat dilanjutkan dengan perahu tradisional selama sekitar 6-7 jam.

Tugu tapal batas pulau terluar NKRI (dokumentasi pribadi)
Tugu tapal batas pulau terluar NKRI (dokumentasi pribadi)
Dari Bitung, ada kapal PELNI yang berlayar sampai Pulau Kakorotan dengan waktu tempuh 2 hari. Dengan kapal perintis, ada kapal yang berlayar dengan pelabuhan terakhir di Pulau Kakorotan dengan waktu tempuh 4-5 hari karena kapal ini harus singgah di pulau-pulau kecil seperti pulau Mangaran. 

Dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain, bisa membutuhkan waktu singgah sebentar bahkan bisa lebih dari 6 jam sebab bongkar muat kapal berupa pala, kopra, material bangunan, dan lain-lain.

Terdapat 5 desa di Pulau Marampit, yaitu Marampit Timur, Marampit, Laluhe, Dampulis, dan Dampulis Selatan. Tugu perbatasan sebagai tanda pulau terluar NKRI dibangun di desa Laluhe. Sejumlah pasukan marinir ditempatkan di pulau ini. Beruntung saya sempat menyaksikan pergantian pasukan dengan kedatangan kapal TNI.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kondisi geografis pulau berbukit yang dimanfaatkan penduduk untuk membuka kebun yang ditanami pala da nada yang menanam kenari. Sebagian besar penduduk membagun rumah tinggal tak jauh dari pesisir pantai. Sumber mata air jernih yang tak pernah kering disediakan oleh alam di pulau ini.

Saat saya bertugas di pulau ini pada akhir tahun 2012, sinyal telepon seluler tidak ada. Sinyal hanya ada di sekitar kantor kecamatan Nanusa yang terletak di Pulau Karatung dengan lama pelayaran dengan perahu tradisional sekitar 20 menit. Itu pun sinyal terbatas sebab harus berbagi dengan yang lain.

Bila musim hujan dan gelombang tinggi, kapal perintis ataupun kapal PELNI ada kalanya tidak sandar. Padahal penduduk belanja kebutuhan pokok di Melonguane atau Manado. Akibatnya banyak warung tidak mempunyai persediaan bahan kebutuhan pokok. Beruntungnya, listrik menyala siang dan malam karena ada PLTD dan panel surya.

Ketika laut surut tampak batu-batu karang di tepi pantai yang berpasir putih. Bila ingin ke gua, mendakilah bukit. Di atas bukit ini terdapat sisa reruntuhan benteng. Konon utusan kerajaan Majapahit pernah singgah di pulau Marampit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun